Skip to main content

Media Dakwah Elektronik

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 29, 2012

Media dakwah, biasa juga disebut dengan metode dakwah jika dilihat dari bentuk penyampainnya.  Media ini, termasuk di dalamnya dakwah kalam (lisan) , dakwah qalam (pena/ tulisan), dan selainnya, termasuk pula media dakwah elektronik. Media dakwah kalam seperti khutbah jum’at, ceramah ramadhan, dan semisalnya, harus terealisasi sebaik mungkin. Sebagai media dakwah dan media pembinaan umat, materi khutbah dan khatibnya, atau materi ceramah dan dai-nya, harus dipersiapkan dengan baik, dan diorganisir secara mapan. Media dakwah qalam seperti buku, majalah, surat kabar, harus dikembangkan bobot kualitas dan kuantitasnya. Media dakwah elektronik, harus pula dikembangkan frekuensinya. Media elektronik adalah sarana media massa yang mempergunakan alat-alat elektronik modern seperti radio, te…

Term al-Hikmah dalam Bahasan Dakwah

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 28, 2012

Kata al-hikmah merupakan turunan dari kata al-hukm yang terdiri atas huruf ha, kaf, dan mim. Secara kebahasaan mengandung arti "menyelesaikan atau suatu urusan dengan baik dan pasti, memberi kekang, dan mencegah seseorang dari apa yang diingininya". Al-hikmah juga bisa berarti ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata hikmah tersebut diartikan sebagai kebijaksanaan, wejangan yang penuh manfaat, dan kegunaan. Al-hikmah dalam al-Quran disebut kurang kurang lebih 20 kali, dan dari kata ini terbentuk kata lain yang sepadang misalnya al-hakim (orang yang memiliki hikmah). Kata al-Hakim sendiri salah satu nama Allah ( al-asma’ al-husnah ) yang mengandung arti bahwa Allah Maha Bijaksana. Demikian pula kata al-hikmah itu sendiri diartikan “penuh ke…

Biografi Said al-Thufi

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 27, 2012

Nama lengkapnya adalah Najm al-Din Abu al-Rabi’i Sulaiman bin ‘Abd al-Qawiy bin ‘Abd al-Karim ibn Sa’id al-Thufi. 1 Nama al-Thufi dikaitkan dengan nama tempat kelahirannya, yaitu Thufiy yang merupakan sebuah kampung di Desa Sarsar, Irak. Tempat kelahiran ulama ini, jauhnya dari Kota Baghdad diperkirakan berjarak sekitar dua farsakh . 2 Tahun kelahiran al-Thufi, demikian pula tahun wafatnya terdapat perbedaan pendapat. Ibnu Hajar misalnya, ia menetapkan waktu kelahiran al-Thufi pada tahun 657 H. Sementara itu, Ibnu Rajab menyatakan, bahwa al-Thufi lahir pada tahun 675 H. 3 Pendapat yang disebut terakhir ini dianut oleh kalangan akademisi di Indonesia, seperti H. Nasrun Haroen dan Abdul Azis Dahlan. 4 H. Nasrun Haroen bahkan menyebutkan tahun kelahiran al-Thufi bersama tahun wafatnya,…

Material Makalah; Hukum dan Kekuasaan

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 27, 2012

Keterkaitan hukum dan kekuasaan ini dapat dibuktikan melalui sejarah pemerintahan orde baru. Kekuasaan yang sangat besar yang dimiliki oleh pemerintah orde baru, mendorong pelaksanaan sistem hukum sesuai dengan selera dan kebutuhan penguasa. Di sini mengandung arti bahwa para pemilik kekuasan pada umumnya berusaha mempertahankan “ status quo” melalui berbagai tindakan yang tersembunyi di balik instrumen dam peraturan hukum. Tindakan ini oleh Galtum (1996) disebut sebagai kekuasan “ punisif” , yang memiliki sumber legitimasinya pada kemampuan untuk memberikan sanksi “kejahatan” terhadap mereka yang berada di bawah kekuasaannya, guna menciptakan “rasa takut”. Kekuasaan ”punitif” ini memiliki kecenderungan mewujudkan tujuannya melalui berbagai bentuk kekerasan fisik dan psikologis melalui…

Biografi Karl Raimund Popper

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 25, 2012

Karl Raimund Popper dilahirkan pada 28 Juli 1902 di Vienna, yang pada waktu itu diklaim sebagai pusat kebudayaan dunia Barat. Ayahnya, Dr. Simon Siegmund Carl Popper, seorang Yahudi yang membawanya pada suasana yang belakangan ia lukiskan sebagai “sangat kebuku-bukuan” ( decidedly bookish ). Ayahnya bekerja sebagai pengacara profesional, tapi dia juga tertarik pada karya-karya sastra Yunani-Romawi Kuno dan filsafat, serta menginformasikan kepada anaknya minat pada masalah sosial dan politik yang lepas dari dirinya. Ibunya menanamkan pada ketertarikan pada musik, hingga dia sempat ingin mengambil karir di bidang ini dan sungguh-sungguh pada awalnya memilih sejarah music sebagai subjek kedua untuk ujian Ph. D. Kemudian, kecintaanya terhadap musik menjadi kekuatan inspiratif dalam membang…

Bentuk dan Aplikasi Idhafah (al-Idhafah)

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 25, 2012

Isim adalah mu’rab . Ia bisa berbentuk tunggal ( mufrad ), dua ( Mutsanna ) atau banyak ( Jama` ). Kecuali itu, Isim karena statusnya dalam kalimat bisa berhukum Marfu`, Mansub dan juga bisa berhukum Majrur . Kedua kosa kata dalam al-Idhafah mengikuti semua hal-hal tersebut di atas, kecuali مـضـاف إلـيــه seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa Idhafah senantiasa dalam keadaan Majrur . Dari sudut مـذكــر dan مـؤنـث, tidak ada keterkaitan antara Mudhaf dan Mudhaf ilaih , demikian juga dari sudut kuantitas (مـفـرد، جـمــع مـثـنى، ) Secara Umum, Mudhaf tidak ber ال   Mudhaf dalam bentuk مـثـنى dan جـمـع مـذكـر سـالـم bilamana Marfu`, Mansub atau Majrur , dan huruf NUN -nya dibuang. Mengenai مــضـاف إلــيــــه, ia tetap dalam kedudukan Majrur dengan demikian, segala hu…

Makna Adil dalam al-Quran

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 24, 2012

Term-term adil yang digunakan dalam al-Quran terdapat tiga bentuk, yaitu al-mizan, al-‘adl, dan al-qisth. Ketiga term ini akan diuraikan, sesuai dengan konteks ayatnya masing-masing. 1. Term al-Mizan Kata al-mizan dalam berbagai bentuknya terulang dalam al-Quran pada 16 ayat. Konteks ayat-ayat tersebut ada yang menunjukkan penyempurnaan takaran dan timbangan, ada yang menunjukkan keseimbangan, dan ada pula yang membicarakan tentang timbangan di hari kiamat. Tujuh ayat yang berkenaan dengan perintah menyempurnakan timbangan dan takaran dalam transaksi jual beli. Lima di antaranya (QS al-Muthaffifin: 3, QS al-Isra’: 35, QS al-Syu’ara’: 182, QS al-Rahman: 9, dan QS al-An’am: 152) yang merupakan perintah langsung bagi umat Islam untuk melaksanakannya. Sedangkan dua di antaranya (QS a…

I'rab Huruf Jarr dari Sisi Penggunaan

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 24, 2012

Huruf jarr dari sisi penggunaan terdiri atas 3 macam yaitu : Huruf jarr asli yaitu huruf yang memerlukan sandaran, maka diperlukan dan juga i’robnya. Contoh : كتبت بالقلم (Aku menulis dengan pulpen) Huruf jarr tambahan yaitu huruf jarr yang dalam segi i’robnya tidak diperlukan, tidak memerlukan sandaran dan maknanya. Sebab keadaannya hanya untuk mengukuhkan kandungan kalimat. Huruf jarr yang selalu menjadi za’idah : Contoh : ماجاء نا من احد (Tidak datang pada kami seorang pun) Huruf jarr menyerupai tambahan yaitu huruf jarr yang lafazh dan maknanya tidak mungkin diperlukan dan tidak memerlukan kepada sandara. Yang termasuk dalam kategori ini ada lima macam huruf yaitu : رب, خلا, عدا, حاشا, لعل Contoh : رب غني اليوم فقير غدا (Banyak sekali orang kaya di hari ini, miskin di …

Pandangan Aristetoles tentang Etika

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 22, 2012

Dalam Encyclopedia yang disusun oleh Paul Edward, didapati buku-buku etika yang menyangkut tentang pemikiran Aristotles, khusunya yang menyangkut tentang etika, yaitu “Eudemian Ethics, Nikomachean Ethics dan Magna Moralia”. Sekali pun buku-buku tersebut tidak dikarang seluruhnya oleh Aristotles, tetapi dalam masalah etika semua buku tersebut memuat pandangan Aristotles tentang Etika. Seorang ahli Filsafat Islam yang bernama Muhammad Yusuf Musa memuat juga nama dan pendapat Aristotles dalam bukunya yang berjudul Fisafat Akhlaq dalam Islam , mengatakan bahwa etika dalam Nikomachuan itu menjelaskan bahwa sesungguhnya kehidupan dalam mencapai cita-cita dan pemikiran, adalah dengan sendirinya harus saling mencintai, demi terwujudnya kebahagiaan yang sempurna bagi umat manusia. Menurut Ari…

Macam-macam Huruf Jarr

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 22, 2012

Jumlah huruf jarr terbagi atas 18, yaitu : 1) الباء (dengan), 2) من (dari), 3) إلى (ke), 4) عن (dari), 5) على (atas), 6) في (di), 7) الكاف (seperti), 8) اللام (bagi), 9) واو القسم ( waw sumpah), 10) تاء القسم ( ta sumpah), 11) مذ (sejak), 12) منذ (sejak), 13) رب (banyak sekali), 14) حتى (sehingga), 15) جلا (selain), 16) عدا (selain), 17) حاشا (selain), dan 18) كي (supaya). Dua huruf jarr, yaitu متى dan لعل , dalam penggunaannya sangat terbatas, hanya pada suku/kabilah Huzain dan Uqail. Sementara kelompok lain memasukkan متى dalam huruf al-istifham, sedangkan لعل dikelompokkan dalam huruf naqab. Dari huruf al-jarr di atas, dilihat dari jumlah hurufnya pada setiap kata, huruf al-jarr dapat di bagi atas 4 kelompok, yaitu : Terdiri atas satu huruf (الأحادية) seperti : الباء, الكاف, ا…

Makna dari Huruf Jarr

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 22, 2012

Masing-masing huruf dari huruf jarr mengandung makna yang banyakdan berbeda. Makna-makna tersebut antara lain : Huruf الباء , huruf jarr ini mempunyai 13 macam arti. Makna yang paling umum menujuk kepada arti “dengan” yang terkenal dengan istilah للالصاق. Disamping makna tersebut, kata juga dapat digunakan untuk : 1) menujuk kepada makna “alat yang digunakan”, 2) menunjuk kepada makna السببية dan التعليل yang berarti “karena atau sebab”, 3) menyertai kata kerja tertentu untuk memperjelas pengertian seperti pada kata قام ب dan ذهب ب, 4) menunjuk kepada pengertian “sumpah”; 5) menunjuk kepada arti penggantian suatu barang dengan yang lain; 6) menunjuk kepada makna فى yang berarti “pada atau di”; 7) menunjuk kepada makna مع yang berarti “bersama atau berserta”; 8) menunjuk kepada arti ”s…

Pengertian Huruf Jarr (al-harfu al-jarr)

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 21, 2012

Kata al-jarr secara etimologi adalah bentuk masdar dari يجر- جر. Kata ini mengandung pengertian “menarik, membentangkan, menuntun, menggiring”. Pengertian kedua adalah menjadikan kata ber- harakat jarr yang dikenal dalam Ilmu Nahwu, dalam kaitannya penguraian kata menurut kedudukannya yang dikenal dengan istilah i’rab . حرف الجرد ائما تد خل على ا لاسماء و تجر ها (huruf al-jarr selamanya masuk pada isim dan menjadikannya berharakat al-jarr ). Pengertian yang ketiga , jarr juga melakukan perbuatan dosa dalam kalimat : من زني فقد جر جريرة (Siapa yang berzina, sesungguhnya ia telah melakukan perbuatan dosa). Pengertian yang keempat, “memisahkan seorang bayi agar tidak menyusui”, contoh dalam kalimat : جرت الام صبيها لئلا يرضع (ibu memisahkan bayinya agar tidak menyusui). Yang kelima ,…

Kedudukan Tamyiz dalam I'rab

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 21, 2012

Kedudukan tamyiz sebagai penjelasan terhadap suatu ungkapan yang belum jelas maksudnya dihukumkan sebagai mansub. Namun demikian, tidak semua tamyiz hukum I’rabnya adalah mansub , tetapi kadang-kadang majrur karena mendapat pengaruh dari luar. Untuk memahami hukum I’rab dari jenis-jenis tamyiz selain yang mansub, dapat dilihat pada pembahasan berikut : Majrur dengan huruf jar “min”. Badal dari isim sebelumnya Apabila bilangan dari tiga sampai sepuluh, maka tamyiznya dalam bentuk jamak yang majrur Adapun lafadz-lafadz yang lain yang juga menunjukkan kepada bilangan atau jumlah antara lain : lafadz kam (كم) ini terbagi dua yaitu : Kam istifhamiyah (كم استفهامية), yaitu kam yang menghendaki penjelasan tentang penentuan jumlah bilangan yang masih samar. Kam khabariya…

Pengertian Tamyiz (at-Tamyiz)

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 21, 2012

Secara etimologi kata Tamyiz berasal dari kata dasar “ ميز ’’ yang berarti memisahkan sesuatu dari sesuatu yang membonceng, memisahkan sesuatu dari suatu tempat ke tempat yang lain, membedakan sesuatu dari yang lain. Sedangkan menurut terminologi, tamyiz adalah isim nakirah yang dituturkan uantuk memperjelas kesamaan suatu zat atau suatu nisbah. Tiap-tiap isim nakirah yang mengandung makna dari untuk menjelasakan apa yang terdahulu dari yang sama, sama saja kesamaan zat atau kesamaan nisbah. Pengertian Tamyiz lain adalah, isim yang menjelaskan maksud isim yang terdapat sebelumnya yang memungkinkan beberapa pengertian. Dari ketiga pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan Tamyiz adalah suatu istilah terhadap fungsi isim tertentu dalam suatu struktur kalimat y…

Dasar Penggunaan dan Contoh Interpretasi Kultural

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 21, 2012

Adapun dasar penggunaan kultural dalam memahami al-Quran antara lain mengacu dari pandangan bahwa pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pengalaman dan penalaran yang benar tidak bertentangan dengan al-Quran tetapi pengetahuan itu dimaksudkan untuk menumbuhkan dan memperkuat keyakinan terhadap kebenaran al-Quran. Ayat-ayat al-Quran yang turun pertama kali sangat mendorong manusia untuk mencari serta menjunjung tinggi pengetahuan, bagian inilah yang menjadi pertanda sebagai pelopor pemberi kedudukan terhormat kepada ilmu pengetahuan sebagaimana firman-Nya pada Qs.al-Alaq :1-5 Contoh Penggunaan Interpretasi Kultural Pemahaman dengan tekhnik ini ditemukan dalam lingkungan sahabat, misalnya pada ijtihad Amr bin Ash tentang kasus janabah dalam perang zat al-Salsil dimana ia mengimani pa…

Tanda-tanda (alamat) I'rab (alamat al-i'rab)

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 21, 2012

I’rab terbagi atas empat macam, yaitu: i’rab rafa’, i’rab nashab, i’rab khafad, dan i’rab jazm. Di antara empat macam i’rab tersebut, yang bisa masuk pada isim hanyalah i’rab rafa’, i’rab nasab, dan i’rab khafad. Sedangkan yang bisa masuk pada fi’il adalah i’rab nashab dan jazm. Dengan demikian, maka i’rab nashab dan rafa’ bisa masuk pada isim dan fi’il. Namun jarr khusus pada isim dan jazm khusus pada fi’il . Adapun tanda-tanda (alamat) i’rab adalah sebagai berikut: I’rab rafa’ memiliki empat tanda rafa’, yaitu dhammah, wawu, alif, dan nun. dhammah, menjad alamat pokok (tanda asli) i’rab rafa’ pada empat tempat, yaitu: isim mufrad, jama’ taksir, jama’ muannats al-salim, dan pada fi’il mudhari .  Wawu, sebagai pengganti dhammah menjadi tanda bagi rafa’ pada dua tempat, yaitu j…

Material Makalah; Pengertian I'rab

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 21, 2012

I’rab adalah perubahan akhir kata, baik harakat maupun huruf yang berfungsi untuk menunjukkan kedudukan kata itu sendiri dalam suatu kalimat. Mahfudh Ichsan al-Winai mengemukakan bahwa yang dinamakan i’rab ialah berubahnya harakat di akhir kalimat, sebab berbedanya amil yang masuk pada kalimat itu. Ada yang dalam lafalnya dan ada dalam apa yang diperkirakan. Sedangkan menurut ulama nahwu, i’rab adalah : إعرابهم تغيير آخر الكلم تقديرا أو لفظا لعامل علم (berubahnya kalimat, baik dalam kira-kira atau dalam lafalnya karena adanya amil). Jadi, i’rab penekanannya adalah pada perubahan akhir kata dengan sebab masuknya amil-amil (bermacam-macam faktor) yang ikut mempengaruhinya. Referensi Makalah® Kepustakaan: M.Mahfudh Ichsan al-Winai, Konsep Kitab Kuning (Cet.I; Jakarta: PT.Raja Grafindo …

Interpretasi Kultural dan Logis terhadap al-Quran

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 19, 2012

Interpretasi berasal dari kata interpretation (bahasa inggris) yang bermakna mengartikan, menerangkan, menjelaskan, menafsirkan . Sedang istilah cultural diambil dari kata “ culture ” Budaya (Bahasa inggris) dengan arti terminologisnya adalah himpunan pengetahuan yang dipergunakan manusia untuk menginterpretasi pengalaman dan menghasilkan atau mewujudkan kelakuan social. Dan kata logis berarti sesuai dengan logika, benar menurut penalaran, masuk akal. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan interpretasi cultural adalah penggunaan pengetahuan yang sangat mapan dalam mengkaji, memahami dan menafsirkan kandungan-kandungan al-Quran sedangan interpretasi logis adalah penggunaan prinsip-prinsip logika dalam usaha memperoleh kandungan al-Quran. Walaupun cultural dan logis memilik…

Dasar Penggunaan dan Contoh Interpretasi Logis

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 19, 2012

Penggunaan kemampuan logis berdasarkan kenyataan penafsir al-Quran merupakan kegiatan ilmiah yang memerlukan nalar ( tadabbur ), Pada sisi lain, prinsip-prinsip berpikir logis ditemukan dalam ushul fiqhi ( Qiyas dan dilalah ), dan ulum al-Quran ( al-Munasabah ), demikian pula hadis Nabi saw dan atsar sahabah menunjukkan penggunaannya. 1 Tidak sedikit ayat al-Quran yang menganjurkan dan mendorong manusia untuk mempergunakan akal pikirannya dan senantiasa berpikir, 2 bahkan Allah swt sangat mencela orang-orang yang tidak mau menggunakan akalnya untuk memahami kebenaran, sebagaimana dalam firman-Nya : ان الشـر الدواب عند الله الصم البـكم اللذيـن لا يعقلون Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah; orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti…

Sejarah Filsafat Ilmu

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 19, 2012

Filsafat Ilmu sebagai cabang filsafat ternyata telah diminati secara khusus semenjak abad XVII, terutama ketika ilmu-ilmu mengalami perkembangan dan lepas landas pasca renaissance dan humanisme di dunia Barat, hingga kini telah mengalami perkembangan sedemikian besar dan beragam meliputi beberapa aspek. 1 Pada awal abad ke 20 muncul sebuah kelompok yang terdiri dari sarjana-sarjana ilmu pasti dan alam di Wina lebih dikenal dengan “lingkaran Wina”. 2 Salah satu tujuannya adalah memperbaharui positivisme klasik ciptaan Comte sekaligus memperbaiki kekurangan-kekurangannya. Adapun yang dikembangkan adalah Neo-Positivisme atau kerap juga dinamakan Positivisme Logis ataupun Empirisme Logis. 3 Mereka memandang filsafat ilmu sebagai logika ilmu. Karenanya seorang filosof ilmu hanyalah melaku…

Bahan Makalah; Ilmu al-Ma'ani

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 18, 2012

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ilmu ma'ani adalah ilmu yang berkaitan dengan kalam khabar dan kalam insya . Kalam Khabar Kalam khabar  adalah kalimat yang pembicaraannya dapat dikatakan sebagai orang yang benar atau dusta. Bila kalimat itu sesuai dengan kenyataan, maka pembicarannya adalah benar, dan bila kalimat itu tidak sesuai dengan kenyataan, maka pembicaraannya adalah dusta. Contoh QS. Maryam (19): 4 Macam-macam Kalam Khabar Kondisi mukhatab yang hatinya bebas dari hukum yang terkandung di dalam kalimat (yang akan diucapkan). Dalam kondisi demikian, kalimat disampaikan dengan adat taukid . Kalam khabar semacam ini disebut sebagai ibtidai . Contoh ibtidai dalam firman Allah Qs. al-Baqarah (2): 2 Ragu terhadap hukum dan ingin memperoleh suatu keyakinan dala…

Bahan Makalah; Ilmu Badi'

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 18, 2012

Ilmu badi' adalah ilmu yang mencakup keindahan-keindahan lafaz dan keindahan-keindahan makna. Keindahan-keindahan lafaz ( Al-Muhassinat al-Lafdziyyat ) yaitu: Al-Jinas adalah kemiripan pengungkapan dua lafaz yang berbeda artinya. Contoh QS. al-Rum (30): 55 Iqtibas adalah Allah menyertakan kalimat dari makhluknya dan menyisipkannya dalam Alquran. Contoh iqtibas dalam Qs. Thaha (20): 94 Saja' adalah cocoknya huruf akhir dua fashilah atau lebih, sajak yang paling baik adalah yang bagian-bagian kalimatnya seimbang. Contoh QS. al-Ikhlas (112): 1-4: Keindahan-keindahan makna ( al-Muhassinat al-Ma'nawiyyat) yaitu: Thibaq , adalah berkumpulnya dua kata yang berlawanan dalam suatu kalimat. Contoh Qs. al-Kahfi (18): 18 Muqabalah , adalah didatangkannya dua…

Bahan Makalah; Ilmu al-Bayan

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 18, 2012

Ilmu bayan adalah menghadirkan satu makna lewat cara yang berbeda-beda dengan makna yang jelas terhadap obyek yang dituju, hal itu dapat dijelaskan dalam tasybih, hakikat dan majaz, serta kinayah. Tasybih Tasybih secara etimologi adalah mempersamakan, sedangkan menurut terminologi yaitu penjelasan yang mempersamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki keserupaan sifat, dengan menggunakan huruf-huruf tertentu, kekuatan sifat yang satu lebih kuat dari yang lain. Ada empat hal yang menjadi rukun tasybih yaitu m usyabbahah , yaitu sesuatu yang hendak diserupakan.  Musyabbah bih, yaitu sesuatu yang diserupai. Adat Tasybih , yaitu huruf/kata yang menyatakan penyerupaan.  Wajhu Syabah , yaitu sifat yang terdapat pada kedua pihak ( musyabbah dan musyabbah bih ).   Conto…

Macam-macam Qiyas

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 18, 2012

Jika dilihat dari segi tingkatnya Qiyas dapat dibagi : Qiyas Aulawi , yaitu tujuan penetapan yang menjadi illat hukum terwujud dalam kasus furu’ lebih kuat dari illat hukum dalam hukum ashal. Contoh : Sabda Rasulullah: “Sesungguhnya Allah mengharamkan dara orang mukmin dan berprasangka pada kecuali dengan prasangka baik”. Dari hadis ini, maka dapat diketahui hukum berprasangka tidak baik kepada orang mukmin. Kemudian apabila hanya hal yang baik-baik saja yang boleh disangkakan terhadap orang mukmin, maka bagaimana hukum memperbincangkan hal-hal yang tidak baik terhadapnya. Tentu saja lebih dilarang lagi. Qiyas setara, yaitu sifat hukum yang dianggap sebagai illat dalam kasus hukum furu’ sama dengan illat dalam hukum ashal. Seperti mengqiyaskan budak laki-laki terhadap budak perempuan…

Dialog Anak dengan Ibunya

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 17, 2012

"Ibu temanku membiarkan nyamuk menggigit tangannya sampai kenyang supaya nyamuk tidak menggigit anaknya. Apakah Ibu juga lakukan hal yang sama?" Sang Ibu tertawa menjawab : "Tidak. Tapi Ibu akan mengejar dan mengusir setiap nyamuk sepanjang malam, supaya tidak sempat menggigit siapapun" . "Oh iya. Kubaca tentang seorang Ibu yang rela tidak makan supaya anak-anaknya bisa makan kenyang. Akankah Ibu lakukan hal yang sama?", si anak kembali bertanya. Dengan tegas Ibunya menjawab "Ibu akan bekerja keras agar kita semua bisa makan kenyang, dan kamu tidak harus sulit menelan karena melihat ibumu menahan lapar". Sang anak tersenyum... "Aku bisa selalu bersandar padamu Ibu". Sambil memeluknya si Ibu berkata "Tidak Nak!. Tapi Ibu akan mengajarm…

Dialog Seorang Bayi Kepada Tuhan

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 17, 2012

Dialog seorang bayi kepada tuhan sebelum ia dilahirkan ke dunia. Suatu ketika seorang bayi siap dilahirkan ke dunia, menjelang dikeluarkn ke alam dunia, dia bertanya kepada tuhan yg menciptakannya. Bayi:" tuhan para malaikat disini mengatakan bahwa besok aku akan dikeluarkan ke dunia, tetapi bagaimana caranya aku bisa hidup? Aku begitu kecil dan lemah. Tuhan:'' aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan menyayangimu setiap hari. Bayi:" tapi aku sudah betah di surga ini, apa yang kulakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagiku untuk bahagia. Tuhan:" malaikatmu akan tersenyum dan bernyanyi setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan lebih bahagia. Bayi:" apa yang dapat kukakukan kalau aku ingin berbicara pad…

Ortografi (ejaan) Mushaf Utsmani.

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 16, 2012

Terdapat banyak buku yang menyinggung tentang ejaan yang janggal dalam Mushaf ‘Usmani, dengan lebih detail lagi khususnya dalam menganalisis contoh-contoh ejaan yang menyeleweng. Di dalam kitab al- ­ Muqni`, Ad-Dani mengutip Nafi bin Abi Nu'aim, kemudian membuat daftar ayat-ayat yang di dalamnya ada alif yang dibaca tapi tidak ditulis . Surah: ayat Ejaan yang digunakan dalam Mushaf 'Usmani Bacaan yang sebenarnya Al-Baqarah (2):9 يخدعون الل يخادعون الله Al-Baqarah (2):51 وإذ وعدنا موسى وإذ واعدنا موسى Thaha (20):80 ووعدنكم وواعدناكم Penulis cantumkan tiga contoh saja. Lebih dari itu, alif dalam Mushaf ‘Uthmani semuanya tidak terdapat pada kata السموات dan سموت (semuanya 190 tempat. Dua vokal lagi yang bersamaan dengan huruf hamzah (ء) juga me…

Ejaan Bahasa Arab dalam al-Quran

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 16, 2012

Dalam beberapa bahasa yang umum di dunia, karakter tertentu memiliki dua fungsi; (dalam bahasa Latin), huruf i dan u kedua-duanya berfungsi sebagai vokal dan kon­sonan. Fungsi konsonan i berbunyi seperti y dalam kata yes. Dalam beberapa teks konsonan i ditulis dengan j. Dalam Latin juga, huruf b jika diikuti dengan s maka berbunyi p (contohnya abstuli = apstuli ), dan itu juga sama dengan b dalam bahasa Inggris. 1 Menarik sekali, huruf j hanya muncul baru­baru saja (pada abad 16 atau 17 Masehi) lama setelah media masa cetak di­temukan. 2 Dalam bahasa Jerman, kita dapatkan vokal yang diubah menjadi tanda yang ada titik di atas (umlaut) contohnya a, o, u, yang asalnya dieja masing-masing ae, oe, ue. 3 Huruf b bisa berbunyi b dalam kata ball (ketika permulaan) atau berbunyi p dalam …

Tokoh-tokoh Ahli Qiraat

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 16, 2012

Para Ahli Qira’at (القراء) , menurut al-Zarqani adalah و(القراء) في الاصطلاح إمام من الأئمة المعروفين الذين تنسب إليهم القراءات السابقة Qira'at yang mutawatir semuanya kita kutip dari para qari yang hafal al-Quran dan terkenal dengan hafalan serta ketelitiannya. Mereka ialah imam-imam qira'at yang masyhur yang meyampaikan qira'at kepada kita sesuai dengan yang mereka terima dari sahabat Rasulullah saw. Mereka memiliki keutamaan ilmu dan pengajaran tentang kitabullah al-Quran sebagaimana sabda Rasulullah saw: "Sebaik-baiknya orang diantara kalian adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya".  Ibnu 'Amir Nama lengkapnya adalah Abdullah al-Yahshshuby seorang qadhi di Damaskus pada masa pemerintahan Walid ibnu Abdul Malik. Panggilannya adalah …

Qiraat al-Quran dan Macam-macamnya

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 16, 2012

Pendapat tentang qira'at al - Quran sangatlah beragam. Pengarang kitab Al-Itqan menyebutkan macam-macam qira'at itu ada yang mutawatir, masyhur, Syadz, ahad, maudhu' dan mudarraj . Qadhi' Jalaluddin al-Bulqiny mengatakan: Qira'at itu terbagi ke dalam: mutawatir, ahad dan syadz . Yang mutawatir adalah qira'at tujuh yang masyhur. Yang ahad adalah qira'at tsalatsa (tiga) yang menjadi pelengkap qira'ah 'asyrah (sepuluh), yang kesemuanya dipersamakan dengan qira'at para sahabat. Adapun qira'at yang syadz ialah qira'at para tabi'in seperti qira'at A'masy, Yahya ibnu Watsab, Ibnu Jubair dan lain-lain. Imam as-Suyuthy mengatakan bahwa kata-kata di atas perlu ditinjau kembali. Yang pantas untuk berbicara dalam bidang ini adala…

Pembagian Amtsal al-Quran

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 16, 2012

Pembagian amtsal di dalam al-Quran, dapat dibagi menjadi tiga yaitu: Musarrahah, al-Karinah dan al-Marsalah.  Untuk lebih jelasnya penulis akan memaparkan sebagai berikut: Amtsal Musarahah , ialah yang didalamnya dijelaskan dengan lafaz matsal atau sesuatu yang menunjukkan tasybih . Amtsal seperti ini banyak ditemukan dalam al-Quran, diantaranya firman Allah mengenai orang munafik pada QS. Al-Baqarah (2): 27-20 “Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar), atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gel…