Skip to main content

Pandangan Aristetoles tentang Etika

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 22, 2012

Dalam Encyclopedia yang disusun oleh Paul Edward, didapati buku-buku etika yang menyangkut tentang pemikiran Aristotles, khusunya yang menyangkut tentang etika, yaitu “Eudemian Ethics, Nikomachean Ethics dan Magna Moralia”.
Sekali pun buku-buku tersebut tidak dikarang seluruhnya oleh Aristotles, tetapi dalam masalah etika semua buku tersebut memuat pandangan Aristotles tentang Etika. Seorang ahli Filsafat Islam yang bernama Muhammad Yusuf Musa memuat juga nama dan pendapat Aristotles dalam bukunya yang berjudul Fisafat Akhlaq dalam Islam, mengatakan bahwa etika dalam Nikomachuan itu menjelaskan bahwa sesungguhnya kehidupan dalam mencapai cita-cita dan pemikiran, adalah dengan sendirinya harus saling mencintai, demi terwujudnya kebahagiaan yang sempurna bagi umat manusia.
Menurut Aristotles, bahwa dalam mencapai cita-cita itu tidak boleh melupakan akhlak yang baik, yaitu kebaikan yang datang dari dalam dan berpengaruh keluar.
Secara logis, bahwa yang dimaksud etika dari dalam adalah etika yang baik yang harus dimiliki oleh setiap individu kemudian mengajarkan kepada orang lain yang tidak mempunyai etika sebagaimana yang dimiliki oleh orang yang berakhlak baik.
Selanjutnya menyangkut tentang etika, maka setiap anggota masyarakat harus memiliki etika. Pandangan Aristotles tentang etika yang demikian itu tidak lain tujuannya kecuali kebahagiaan anggota masyarakat dalam negara yang bersangkutan.
Kalau kita menganalisa pandangan Aristotles di atas, dipahami bahwa tidak ada kebahagiaan dalam suatu kelompok masyarakat bahkan dalam suatu negara tanpa etika atau akhlak yang mulia. Akibatnya terjadilah kesengsaraan dan kemiskinan yang tiada kunjung padam dalam suatu masyarakat.
Tanpa kebahagiaan dalam masyarakat, maka masyarakatnya adalah masyarakat yang terpaksa menerima kedatangan kaum panjajah atau pemberontakan yang berkepanjangan. Ini dapat dibuktikan di masyarakat Eropa dan Unisofyet itu sendiri. Dalam konsep negara yang amoral itu, maka semakin hari semakin timbul pemberontakan. Negara-negara yang tergabung dalam uni itu, satu persatu memisahkan diri dari belenggu Unisofyet dan meninggalkan ajaran komunis yang amoral itu.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Paul Edwards, The Encyclopedia of Philoshopy, Jilid I, (Cet. I; London: Macmillan Publishing, co., 1986). Muhammad Yusuf Mus±, Filsafat Akhlaq dalam Islam, (Cet. III; Muassisat al-Kharijiyyat: Al-Qahirat, 1963).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar