Skip to main content

Dasar Penggunaan dan Contoh Interpretasi Kultural

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 21, 2012

Adapun dasar penggunaan kultural dalam memahami al-Quran antara lain mengacu dari pandangan bahwa pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pengalaman dan penalaran yang benar tidak bertentangan dengan al-Quran tetapi pengetahuan itu dimaksudkan untuk menumbuhkan dan memperkuat keyakinan terhadap kebenaran al-Quran.
Ayat-ayat al-Quran yang turun pertama kali sangat mendorong manusia untuk mencari serta menjunjung tinggi pengetahuan, bagian inilah yang menjadi pertanda sebagai pelopor pemberi kedudukan terhormat kepada ilmu pengetahuan sebagaimana firman-Nya pada Qs.al-Alaq :1-5
Contoh Penggunaan Interpretasi Kultural
Pemahaman dengan tekhnik ini ditemukan dalam lingkungan sahabat, misalnya pada ijtihad Amr bin Ash tentang kasus janabah dalam perang zat al-Salsil dimana ia mengimani pasukannya dalam keadaan junub dan hanya bertayamum. Ia memahami bahwa mandi junub dalam cuaca yang amat sangat dingin pada waktu itu berarti sama halnya bunuh diri, dan itu dilarang oleh al-Quran :
ولا تقـتلو ا أنفسكم ان الله كان بكم رحيـما
Dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.(Qs.An-Nisa’:29)
Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan.
Contoh lain bisa kita cermati tafsiran pada kata Ad-magdhubi dan Ad-Dallin yaitu pada surah al-Fatiha ayat 7 :
صرط اللذين أنعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا الضالين .
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.(Qs. al-Fatiha :7)
Rasulullah Saw menjelakan bahwa yang dimaksud dengan kata al-Maqdhubi adalah Yahudi sedang Ad-Dallin adalah Nasrani berdasarkan pengetahuan dan pengalamanya sebagaimana dalam hadisnya :
حدثنا ابـن حميد الرازي قال حدثـنا مهـران عن سفـيان عن مجاهد قال (غير المغضوب عليهم) قال هم اليـهود
روي احمد وابن حـبان من حديـث عدي بن حاتم ان النبي صلي الله علـيه وسلم قال المـغضوب عليهم اليـهود ولا الضـالين النصـاري 
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Abd. Muin Salim, Metodologi tafsir Sebuah Rekonstruksi Epistimologis Memantapkan Keberadaan Ilmu Tafsir Sebagai Disiplin Ilmu (Orasi Pengukuhan Guru Besar, IAIN 28 April 1999). Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Anshari’ al-Qurthuby, al-Jami’Li Ahkam al-Quran (t.cet Jilid 3; Dar al-Fikr, 1414 H/1994 M). Abu ja’far Ibn Jarir At-Thabari’ Jami’ul bayan An Ta’wil Ayat al-Quran (Jilid I, Dar al-Fikr Li At-Thiba’ah wa An-Nasyri’ wa tauzy’ 1415 H/1995 M). Ahmad Ibn Ali Ibn Hajar al-Asqalany, Fathu al-Bari’ (Juz 8 Cet. I; Dar As-Salam Li An-Nasyri’ wa Tauzy’ 1421 H/2000 M).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar