Skip to main content

Perbedaan Pendapat mengenai Tafsir Sufi

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: April 22, 2013

Para ulama berbeda pendapat terhadap tafsir sufi, sebagaian ada yang membolehkan dan sebagian lain tidak membolehkan dan melarangnya. Ulama yang membolehkan menganggapnya sebagai kesempurnaan iman. Sebaliknya, ulama yang melarangnya menilainya sebagai kesesatan dan penyimpangan dari agama Allah.
Bahkan oleh sebagian ulama, tafsir sufi digolongkan sebagai sesuatu yang aneh, karena orang-orang sufi memberi makna ayat al-Quran dengan kepada makna lain yang tidak dimengerti orang lain, dan disesuaikan dengan pandangan dan ajaran mereka
Oleh karena itu, Dalam menyikapi kehujahan tafsir sufi, umat Islam terbagi menjadi tiga kelompok yang berbeda, yaitu:
Kelompok yang pertama, menolak. Mereka menganggap tasawuf ini adalah bid’ah, yang bertentangan atau menyimpang dari Islam, karena berasal dari luar Islam. Kelompok ini pada umumnya adalah kaum literalis dan formalis Islam, seperti Khawarij, para modernis dan kalangan Wahabiyin. Di antara ulama, yang mengecam tafsir jenis ini adalah Imam al-Suyuthi yang mengatakan, bahwa apa yang telah dikatakan oleh kaum sufi mengenai al-Quran bukan sebagai tafsir.
Kelompok yang kedua, menganggap Tasawuf adalah bid’ah yang diperbolehkan dalam Islam, sebagaimana kerahiban dalam ajaran Kristiani. Kelompok ini berdalil dengan ayat al-Quran:
Kemudian Kami iringi di belakang mereka dengan Rasul-rasul Kami dan Kami iringi (pula) dengan Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang- orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah Padahal Kami tidak mewajibkan nya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik. (QS. 57:27).
Kelompok ketiga, yang berpendapat bahwa tasawuf merupakan intisari dan jiwa sejati dari Islam itu sendiri, yang lahir dari al-Quran dan Sunnah Nabi. Imam al-Zarkayi mengatakan, bahwa ucapan-ucapan orang sufi yang menjelaskan ayat-ayat al-Quran bukanlah sebagai tafsir, melainkan makna mereka raba-raba sendiri di saat sedang membaca al-Quran.
Az-Zarkasy dalam kitabnya al-Burhan mengatakan, bahwa ucapan kaum sufi dalam menafsirkan al-Quran, dikatakan bahwa ia bukanlah tafsir, melainkan makna-makna dan penemuan-penemuan yang mereka temukan sewaktu membaca.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Mohammad Nor Ichwan, Belajar Al-Qur’an, (Rasail, Semarang, 2005). Machnun Husein, Futuhatul Makiyah (terj) (Jakarta: Rajawali Pers, t.th).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar