Skip to main content

Biografi Nasr Abu Zayd

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: April 18, 2013

Nasr Hamid Rizk Abu Zayd dilahirkan di desa Qahafah dekat kota Thantha Mesir pada 10 Juli 1943. Lahir dan hidup dalam keluarga religius, itu bisa dilihat dari aktivitas ayahnya yang bekecimpung dalam organisasi Ikhwan al-Muslim. Nasr Abu Zayd belajar menulis dan menghafal al-Quran di Kuttab dimulai sejak umur 4 tahun, pada usia 8 tahun ia sudah berhasil menghafal al-Quran, dan karena kepandaiannya itu ia dijuluki sebagai “Syaikh Nasr.”
Pada 1954 Nasr Abu Zayd masuk dalam organisasi Ikhwan al-Muslimin, pada usia sebelas tahun dan sempat dimasukkan ke dalam penjara. Setelah selesai pendidikan dasar di Thantha, serta lulus dari sekolah tekhnik Thantha pada 1960, ia bekerja sebagai seorang teknisi elektronik pada organisasi komunkasi nasional di Kairo sampai 1962. Untuk kali pertama pada 1964 tulisannya tentang kritik sastra dipublikasikan dalam jurnal al adab (jurnal pimpinan Amin al-Khuli).
Pendidikan tinggi, Orang Mesir asli ini dari S1 sampai S3 selalu masuk jurusan sastra Arab, diselesaikannya di Universitas Kairo, sekaligus tempatnya mengabdi sebagai dosen sejak 1972. Karena kebijakan jurusan mengharuskan mengambil bidang utama dalam riset Master dan Doktor, dia merubah kajiannya dari linguistik dan kritik sastra menjadi studi Islam, khususnya al-Qur'an. Sejak itu, Nasr Abu Zayd melakukan studi tentang problem interpretasi dan hermeneutika.
Nasr Abu Zayd pernah tinggal di Amerika selama dua tahun (1978-1980), saat memperoleh beasiswa untuk penelitian doktoralnya di Institute of Middle Eastern Studies, University of Pennsylvania, Philadelphia. Karena itu ia menguasai bahasa Inggris lisan maupun tulisan. Ia juga pernah menjadi dosen tamu di Universitas Osaka, Jepang. Di sana ia mengajar Bahasa Arab selama empat tahun (Maret 1985-Juli 1989).
Saat di Belanda Abu Zayd justru mendapat sambutan lebih hangat dan diperlakukan istimewa. Rijksuniversiteit Leiden langsung merekrutnya sebagai dosen sejak kedatangannya (1995) sampai sekarang. Ia bahkan diberi kesempatan dan kehormatan untuk menduduki the Cleveringa Chair in Law Responsibility, Freedom of Religion and Conscience, kursi profesor prestisius di universitas itu. Tidak lama kemudian, Institute of Advanced Studies (Wissenschaftskolleg) Berlin.
Pada 8 Juni 2002, the Franklin and Eleanor Roosevelt Institute menganugrahkan “The Freedom of Worship Medal” kepada Abu Zayd. Lembaga ini menyanjung Abu Zayd terutama karena pikiran-pikiranya yang dinilai berani dan bebas serta sikapnya yang apresiatif terhadap tradisi falsafah dan agama Kristen, modernisme dan humanisme Eropa.
Di Indonesia, Abu Zayd diundang dan disambut meriah. Gagasan-gagasannya diadopsi secara besar-besaran, buku-bukunya diterjemahkan, lokakarya dan seminar digelar.
Karya tulisnya yang telah diterbitkan antara lain: (1) Rasionalisme dalam Tafsir: Studi Konsep Metafor Menurut Mu'tazilah (al-Ittijah al- 'Aqliy fi-t Tafsir: Dirasah fi Mafhum al-Majaz 'inda al-Mu'tazilah, Beirut 1982); (2) Filsafat Hermeneutika: Studi Hermeneutika al-Quran menurut Muhyiddin ibn 'Arabi' (Falsafat at-Ta'wil: Dirasah fi Ta'wil al-Qur'an 'inda Muhyiddin ibn Arabi, Beirut, 1983); (3) Konsep Teks: Studi Ulumul Quran (Mafhum an-Nashsh: Dirasah fi 'Ulum al-Qur'an, Kairo, 1987); (4) Problematika Pembacaan dan Mekanisme Hermeneutik (Isykaliyyat al-Qira'ah wa Aliyyat at-Ta'wil, Kairo, 1992); (5) Kritik Wacana Agama (Naqd al-Khithab ad-Diniy, 1992); dan (6) Imam Syafi'i dan Peletakan Dasar Ideologi Tengah (al-Imam asy-Syafi'i wa Ta'sis Aidulujiyyat al-Wasathiyyah, Kairo, 1992).
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Moch. Nur Ichwan, Meretas Kesarjanaan Kritis al-Qur’an: Teori Hermeneutika Nasr Abu Zayd, (Bandung: Teraju, 2003). Syamsuddin Ari, Kisah Intelektual Nasr Hamid Abu Zayd, (Kompas, 30, September 2004).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar