Skip to main content

Pengertian Assessment (Penilaian)

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 28, 2013

Assessment atau penilaian merupakan istilah umum, yang hampir mirip dengan evaluasi, dan mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai untuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Menilai mengandung arti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan berdasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik-buruk, sehat-sakit, pandai-bodoh dan lain-lain. Penilaian yang demikian sifatnya kualitatif.
Namun istilah penilaian mempunyai arti yang lebih luas daripada istilah pengukuran. Pengukuran sebenarnya hanya merupakan suatu langkah atau tindakan yang kiranya perlu diambil dalam rangka pelaksanaan evaluasi, dimana tidak semua penilaian harus didahului dengan pengukuran secara lebih nyata. Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat. Penilaian untuk memperolah berbagai ragam informasi tentang sejauhmana hasil belajar peserta didik atau informasi tentang ketercapaian kompetensi peserta didik. Proses penilaian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar peserta didik
Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti untuk menunjukkan pencapaian belajar (ketercapaian kompetensi) dari peserta didik. Menurut Griffin dan Nix (1991) penilaian adalah suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu.
Pusat kurikulum Balitbang Kemdiknas, menjelaskan bahwa secara umum, penulaian berbasis kelas harus memenuhi prinsip, yaitu valid, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh, dan bermakna.
Valid (tepat). Dalam prinsip ini, alat ukur yang digunakan dalam penilaian berbasis kelas harus betul-betul mengukur apa yang hendak diukur. Misalnya, guru ingin mengukur ketrampilan peserta didik dalam mengetik sepuluh jari, kemudian guru menggunakan tes lisan tentang tugas-tugas kesepuluh jari tersebut, maka ada kemungkinan bukan aspek ketrampilan yang di ukur, melainkan aspek pemahaman tentang tugas-tugas kesepuluh jari tersebut dalam mengetik. Pengukuran yang demikian dikatakan tidak valid.
Mendidik. Banyak proses dan kegiatan penilaian yang dilakukan guru membuat peserta didik menjadi ketakutan. Apalagi jika peserta didik memperoleh nilai (angka) kecil. Padahal angka yang tinggi bukan menjadi tujuan penilaian. Di dalam penilaian berbasis kelas, guru harus dapat memberikan penghargaan, motivasi dan upaya-upaya mendidik lainnya kepada peserta didik yang berhasil serta membangkitkan semangat bagi peserta didik yang kurang berhasil. Sebaliknya, peserta didik yang kurang berhasil harus dapat memahami bahwa hasil yang dicapai merupakan suatu pembelajaran. Hasil belajar yang diperoleh harus menjadi feed-back bagi perbaikan kegiatan pembelajaran.
Berorentasi pada Kompetensi. Penilaian berbasis kelas dilakukan dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum berbasis kompetensi. Untuk itu, semua pendekatan, model harus diterapkan dengan baik.
Adil dan Objektif. Kata adil dan objektif memang mudah diucapkan, tetapi susah dilaksanakan karena penilai itu sendiri adalah manusia biasa, yang tidak luput dari faktor subjektifitas.
Terbuka. Sistem dan hasil penilaian berbasis kelas tidak boleh disembunyikan atau dirahasiakan oleh guru. Apapun format dan model penilaian yang digunakan harus terbuka dan diketahui oleh semua pihak, termasuk kriteria dalam membuat keputusan.
Berkesinambungan. Penilaian berbasis kelas tidak hanya dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran saja, tetapi harus dimulai dari awal sampai akhir pembelajaran, terencana, bertahap dan berkesinambungan. Hal ini dimaksudkan agar hasil belajar peserta didik dapat diperoleh secara utuh dan komprehensif.
Menyeluruh. Penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik harus dilakukan secara menyeluruh, utuhdan tuntas, baik yang berkenaan dengan domain kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Bermakna. Penilaian berbasis kelas harus memberikan makna kepada berbagai pihak untuk melihat tingkat perkembangan penguasaan kompetensi peserta didik sehingga hasil penilaian dapat ditindaklanjuti, terutama bagi guru, orang tua, dan peserta didik.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
S. Jerome Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu; Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah Penerapan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007). Zaenal Arifin. Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar