Skip to main content

Metode Outbound dalam Pembelajaran

Oleh: AnonymousPada: January 25, 2013

Outbound berasal dari kata out of boundaries, artinya keluar dari batas. Merupakan istilah di bidang kelautan, yang menandakan saat-saat sebuah kapal keluar dari dermaga, melewati batas perairan.
Pada tahun 1800-an, seorang pelaut Inggris bernama Kurt Han mengamati fenomena yang terjadi pada pelaut di kapalnya, yaitu bahwa pelaut muda yang masih kuat secara fisik, ternyata kurang tangguh dalam menghadapi kerasnya kehidupan pelayaran. Justru pelaut-pelaut yang sudah lebih tua, yang secara fisik sudah mengalami penurunan, malah mampu survive dan mampu memecahkan berbagai masalah kompleks yang timbul. Hal ini menarik perhatian si pelaut Inggris ini, dan kemudian melakukan pelatihan bagi setiap anak buahnya. Pelatihan dilakukan selama 30 hari di atas kapalnya. Dan terbukti, kegiatan ini mampu mengembangkan kemampuan mereka dalam menghadapi masalah yang terjadi.
Seiring dengan laju zaman, pelatihan untuk mengembangkan keterampilan personal dilakukan dalam jangka waktu yang lebih singkat dan dengan media yang lebih memungkinkan.
Outbound yang biasa dikenal dengan istilah outward bound training sudah sering digunakan sebagai sebuah pelatihan yang ditujukan untuk membangun tim kerja dan karakter (team work and character building). Para praktisi yang terjun langsung dan menggeluti pelatihan meyakini bahwa outward bound training sangat efektif untuk meningkatkan kerja sama dan membangun karakter individu.
Pro kontra mengenai outward bound training akan cukup sulit untuk dipertemukan tanpa adanya bukti yang komprehensif mengenai keefektifan outward bound training itu sendiri secara empiris dalam pembelajaran.
Outward bound merupakan salah satu bentuk adventure therapy, yaitu suatu bentuk treatment psikologis yang difokuskan pada bagaimana menempatkan peserta dalam suatu aktivitas yang menantang perilaku-perilaku yang tidak efektif dan merubahnya menjadi perilaku yang lebih efektif.
Outbound biasanya dikemas dengan berbagai macam media alam, misalnya gunung, laut, sungai, hutan, ataupun pantai, tempat di mana kita bisa keluar dari rutinitas keseharian kita. Lokasinya menuntut kita keluar dari comfort zone, alias mengharuskan kita untuk menghadapi tantangan-tantangan yang ekstrim. Kita akan dihadapkan pada kegiatan yang mengejutkan.
Outbound umumnya dilaksanakan oleh instansi-instansi yang memang berkonsentrasi di bidang outdoor, khususnya pelatihan. Instruktur ataupun fasilitator yang sudah berpengalaman akan berperan membantu peserta untuk aktif berkegiatan, sehingga peserta dapat memetik sesuatu dari setiap kegiatan yang dilakukan.
Tujuan Outbound dalam pembelajaran, yaitu;
  1. Menumbuhkan dan menciptakan suasana saling mendorong
  2. Mendukung dan memberi motivasi sebuah kelompok
  3. Mengembangkan kemampuan apresiasi dan kreatifitas serta penghargaan dalam sebuah perbedaan.
  4. Memupuk jiwa kepemimpinan, kemandirian, keberanian, percaya diri, tanggung Jawa dan rasa empati.
  5. Sedangkan Fungsi Outbound, yaitu;
  6. Melatih ketahanan mental dan pengendalian diri
  7. Melatih semangat kompetisi yang sehat
  8. Melatih melihat kelemahan orang lain bukan sebagai kendala
  9. Meningkatkan kemampuan mengambil keputusan dan dalam situasi sulit secara cepat dam akurat
  10. Membangun rasa percaya diri
Pada dasarnya, bentuk outbound tergantung dari masing-masing penyelenggara outbound itu sendiri. Namun demikian, harus ada beberapa prinsip yang tidak boleh dilupakan dalam penyelenggaraan outbound.
Metode outbound memang dapat memperkaya model pembelajaran konvensional yang hanya mengedepankan pengetahuan kognitif saja. Cara ini memenuhi semua unsur pembelajaran, yaitu suara, gambar, dan gerak. Siswa harus terlibat secara personal dan penuh. Sedangkan guru dituntut lebih berkemampuan sekaligus kreatif. Guru harus mampu berfungsi sebagai fasilitator sekaligus motivator siswa.
Outdoor education is education, bukan sekedar untuk fun. Program outbound yang bagus harus mencakup high impact activities. Kompetensi seseorang bisa ditingkatkan melalui pengembangan pengetahuan, skill dan sikap/karakter dari yang bersangkutan. Outdoor training bertujuan menggali dan meningkatkan skill dan karakter/sikap individu. Untuk bisa menghasilkan peak adventure, kegiatan-kegiatan dalam outbound harus bisa mengeluarkan partisipan dari comfort zone mereka.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Djoko Kusumowidagdo dalam Forum Kajian Manajemen bertajuk “The Next Competency Assessment & Development: Using Outdoor Activities as a Strategic Tool for CBHRM Implementation”. (LPPM, Jakarta). Djamaluddin Ancok, Outbound: Management Training, (Yogyakarta: UII Press, 2002).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
-->