Skip to main content

Macam-macam Ayat Mutasyabihat

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 15, 2012

Sesuai dengan sebab-sebab adanya ayat mutasyabihat dalam al-Quran, maka macam-macam ayat-ayat mutasyabih dapat dibagi tiga macam:
Ayat-ayat yang kandungannya mustahil diketahui manusia kecuali Allah swt, seperti ayat-ayat yang berbicara tentang sifat-sifat Allah, waktu kedatangan hari kiamat dan hal-hal gaib lainnya. Seperti Q.S. Lukman/ 31:34.
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Ayat-ayat yang dapat diketahui maksudnya melalui penelitian dan pengkajian seksama, seperti ayat-ayat yang kandungannya bersifat umum, atau yang kesamarannya lahir dari singkatnya redaksi dan atau susunan kata-katanya. Seperti dalam Q.S. an-Nisa/4:3.
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”
Ayat-ayat mutasyabihat yang maksudnya dapat diketahui oleh Allah Swt dan para ulama tertentu yang sangat mendalam ilmu pengetahuan dengan melakukan ijtihad dan tadabbur terhadap al-Quran. Ayat-ayat semacam ini tidak terungkap maknanya hanya dengan menggunakan nalar semata-mata. Seperti keterangan Q.S. Ali Imran/3:7.
“Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya.”
Dengan adanya tiga kelompok ayat-ayat mutasyabih yang kami sebutkan seperti ini bertujuan sekurang-kurangnya bagi kelompok yang pertama untuk menyadarkan manusia tentang keterbatasan ilmu mereka disamping menjadi semacam ujian tentang kepercayaan manusia terhadap informasi Allah swt. Sementara itu, untuk ayat-ayat kelompok kedua dan ketiga ia merupakan dorongan untuk lebih giat melakukan pembahasan dan penelitian, sekaligus untuk menunjukkan peringkat pengetahuan dan kedudukan ilmiah seseorang.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Ramli Abdul Wahid. ‘Ulumul Qur’an. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada. 2002. Departemen Agama RI. Alquran dan Terjemahnya, Penerbit PT Karya Toha Putra Semarang.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar