Skip to main content

Rubu Mujayyab sebagai Alat Menentukan Arah Kiblat

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: October 01, 2013

Rubu Mujayyab berasal dari Bahasa Arab, Rubu yang artinya seperempat dan Mujayyab berarti sinus. Rubu Mujayyab adalah alat yang dapat digunakan untuk mengetahui waktu, menentukan waktu salat, dan menentukan arah kiblat, posisi Matahari, ketinggian suatu benda. Dalam istilah lain alat ini disebut dengan kuadrant (sinus kuadran).
Ada juga yang mengartikan Rubu Mujayyab adalah sebuah alat astronomi tradisional berbentuk sukuan yang digunakan untuk menghitung fungsi trigonometri dan mengukur sudut terutama arah kiblat. Alat ini merupakan sebuah alat yang disederhanakan dari astrolabe.
Alat sederhana yang memilki berbagai kegunaan ini memiliki bagian-bagian sebagai berikut:
  1. Qaus (busur) yaitu bagian yang melengkung sepanjang seperempat lingkaran,. Bagian ini diberi skala 0 sampai dengan 90 yang dimulai dari Jaib Tamam dan diakhiri pada sisi jaib.
  2. Jaib (sinus) yaitu satu sisi tempat mengincar, memuat skala yang mudah terbaca berapa sinus dari tinggi suatu benda langit yang dilihat. Bagian ini diberi skala 0 sampai dengan 60 yang disebut satuan Sittini (satuan seperenampuluhan) atau 0 sampai dengan 100 yang disebut ¶$ J4LTi (satuan desimal). Dari tiap titik satuan skala itu, ditarik garis yang tegak lurus terhadap sisi jaib itu sendiri. Garis-garis itu disebut Juyub Mankusah.
  3. Jaib Tamam (cosinus) yaitu yang memuat skala-skala yang mudah terbaca berapa cosinus dari tinggi benda tersebut, seperti pada sisi jaib. Garis-garis itu disebut Juyub Mabsuthah.
  4. Awwal al-Qaus (permulaan busur) yaitu bagian busur yang berimpit dengan sisi Jaib Tamam. Akhir al-Qaus yaitu bagian busur yang berimpit dengan sisi jaib. Dari Awwal al-Qaus sampai Akhir al-Qaus dibagi-bagi dengan skala dari 0 derajat sampai dengan 90 derajat.
  5. Hadafatan (sasaran) yaitu lubang kecil sepanjang sisi jaib yang berfungsi sebagai teropong untuk mengincar suatu benda langit atau sasaran lainnya.
  6. Markaz yaitu titik sudut siku-siku, pada sudut ini terdapat lubang kecil untuk dimasuki tali.
  7. Muri yaitu simpulan benang kecil yang dapat digeser.
  8. Syaqul yaitu ujung tali yang diberi beban yang terbuat dari metal
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Kementerian Agama Republik Indonesia, Almanak Hisab Rukyat, (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2010). Syaikh Muh. Ma’sum bin Ali, al-Durus al-Falakiyah, (terj - Abdul Kholiq, Pelajaran Astronomi, tt).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar