Skip to main content

Kandungan Pokok Surah al-Kafirun

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: May 24, 2013

Kandungan surah al-Kafirun berkaitan dengan kandungan surah sebelumnya yaitu surat al-Kautsar. Jika pada surah al-Kautsar, Allah memerintahkan kepada Rasulnya agar beribadah dengan ihklas dan bersyukur atas nikmatnya, maka pada surah al-Kafirun berisi penjelasan terhadap apa yang di isyaratkan terdahulu kepada manusia, yaitu jauh sebelum manusia dilahirkan, yakni ketika berada dalam kandungan ia sudah menyatakan beriman kepada Allah swt.

Pokok kandungan surah al-Kafirun dinyatakan bahwa Tuhan yang disembah Nabi Muhammad saw dan pengikut-pengikutnya bukanlah apa yang disembah oleh orang-orang kafir dan Nabi Muhammad saw tidak akan menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir. Sedangkan secara rinci pokok kandungan surah al-Kafirun secara menyeluruh adalah:

Pertama: Sikap Umat Islam terhadap Ajakan Orang Kafir.
Katakanlah: “Wahai orang-orang kafir, Aku tidak akan meyembah apa yang sedang kalian sembah.”
Seorang yang disebut kafir adalah seorang pengingkar dan penyangkal agama, yang apabila melihat sinar kebenaran, ia justru memejamkan matanya, dan apabila mendengar satu huruf pun dari kalimatnya, ia menutupi telinganya. Ia tidak mempertimbangkan dalil apapun setelah disampaikan kepadanya dan tidak bersedia tunduk kepada sebuah argumen meski telah mengusik nuraninya.

Kedua: Batas-batas Toleransi dalam Islam.
Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
Dalam ayat ini kata yang digunakan semua dengan akar kata yang digunakan dalam ayat pertama, hanya bentuknya berbeda. Maka kandungannya pun berbeda. Mengisyaratkan bahwa mereka itu tidak akan mengabdi (taat) kepada Allah, Tuhan yang masa sekarang dan masa datang disembah oleh Rasulullah saw. Oleh mereka orang-orang kafir Mekkah yang ketika itu datang kepada Rasulullah saw menawarkan kompromi dan yang dalam kenyataan sejarah orang-orang kafir itu tidak memeluk agama Islam, sebagian mereka terbunuh oleh kekafirannya, mereka adalah Abul Jahl, Abu Lahab, Umayyah bin Khalaf dan lain-lain.

Ketiga: Toleransi Antar Umat Beragama Ayat 6 surat al-Kafirun menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah penolakkan adanya pencampuran dalam bentuk apapun seperti yang dinyatakan secara keliru oleh sebagian orang. Makna yang dapat disimpulkan sama, seperti disimpulkan dari firman Allah, sesungguhnya orang-orang yang memecah belah Agamanya dan mereka terpecah menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tentang jawaban terhadap mereka (QS. al-Anam: 159). Yakni, tidak ada kaitan antara kamu dan mereka, tidak dalam hal al-Ma’bud (yang disembah) dan tidak pula dalam ibadah.

Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Labib Mz Maftuf Ahnan, Al-Quran Surat Al-Kafirun Toleransi dalam Islam, (Bintang Pelajar, t.th). Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, (Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002). Depag, Al-Quran dan Tafsirnya, (1990). Muhammad Abduh, Tafsir Juz Amma, Tarj. Muhammad Baqir, (Mizan, Bandung, 2001). M. Nasib Ar-Rifa’i, Kemudahan dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Gema Insani, Jakarta, 2000). Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Pustaka Nasional LTD, Singapura, 1999).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar