Skip to main content

Macam Gaya Belajar

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 10, 2013

Gaya belajar yang dimiliki siswa banyak macamnya dan unik bila dilihat. Macam-macam gaya belajar diantaranya:
Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar Auditorial, berhubungan dengan masalah pendengaran siswa. Hal ini ada kaitannya dengan proses belajar menghafal, membaca maupun matematika dalam mengerjakan soal cerita.
Ciri-ciri dalam gaya belajar Auditorial, antara lain mudah ingat dari apa yang didengarkannya, tidak bisa belajar dalam suasana atau berisik, senang dibacakan atau mendengarkan, lebih menyukai diskusi atau juga cerita, dan bisa mengulangi apa yang dengarkannya.
Kendala dalam gaya belajar auditorial ini adalah anak sering lupa apa yang dijelaskan guru. Sering keliru apa yang disampaikan oleh guru, dan juga sering lupa membuat tugas yang diperintahkan melalui lisan. Siswa yang menyukai gaya belajar auditorial umumnya tidak suka membaca buku petunjuk. Dia lebih suka bertanya untuk mendapatkan informasi yang diperlukannya.
Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual, berhubungan dengan masalah penglihatan siswa. Hal ini kaitannya dengan proses belajar seperti matematika (Geometri), bahasa mandarin dan arab, atau yang berkaitan dengan simbol-simbol atau letak simbol. Ciri-ciri dalam gaya belajar visual, antara lain lebih mudah mengingat dengan cara melihat, tidak terganggu oleh suara ribut atau berisik, lebih suka membaca, dan suka mendemonstrasikan sesuatu daripada penjelasan.
Kendala dalam gaya belajar visual seperti terlambat menyalin pelajaran di papan tulis, dan tulisannya berantakan sehingga tidak mudah terbaca. Siswa denan gaya belajar visual, umumnya lebih suka melihat daripada mendengarkan, umumnya mereka cenderung teratur, rapi dan berpakaian indah.
Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik, berhubungan dengan masalah gerak siswa. Hal ini kaitannya dengan proses belajar seperti pelajaran olah raga, menari dan percobaan-percobaan sains. Cirinya, antara lain jika menghafal sesuatu, dengan cara berjalan atau melihat langsung, belajar melalui praktek langsung atau manipulasi (trik, peraga), lebih banyak gerak fisik dan punya perkembangan otot yang baik.
Kendala dalam gaya belajar kinestetik seperti anak cenderung tidak bisa diam. Siswa yang dengan gaya belajar seperti ini tidak dapat belajar di sekolah-sekolah yang bergaya konvensional dimana guru menjelaskan dan anak duduk diam. Siswa akan lebih cocok berkembang bila di sekolah dengan sistem active learning, di mana anak banyak terlibat dalam proses belajar. Siswa yang menyukai gaya belajar kinestetik umumnya lebih suka bergerak dan tidak betah duduk lama serta sering menundukkan kepala saat mendengarkan.
Gaya Belajar Global
Anak yang memiliki gaya belajar global cenderung melihat segala sesuatu secara menyeluruh, dengan gambaran yang besar, namun demikian mereka dapat melihat hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain. Anak dengan gaya belajar global juga dapat melihat hal-hal yang tersirat, serta menjelaskan permasalahan dengan kata-katanya sendiri. Mereka dapat melihat adanya banyak pilihan dalam mengerjakan beberapa tugas sekaligus.
Anak dengan gaya belajar global dapat bekerja sama dengan orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan fleksibel. Mereka senang bekerja keras untuk menyenangkan hati orang lain, senang memberi dan menerima pujian, bahkan anak global cenderung melupakan lebih banyak dorongan semangat dalam memulai mengerjakan sesuatu. Mereka menerima kritikan secara pribadi. Mereka akan mengalami kesulitan bila harus menjelaskan sesuatu tahap demi tahap.
Gaya Belajar Analitik
Anak yang memiliki gaya belajar analitik dalam memandang sesuatu cenderung lebih terperinci, spesifik dan teratur. Namun mereka kurang bisa memahami masalah secara menyeluruh.
Dalam mengerjakan tugas analitik akan mengerjakan tugasnya secara teratur, dari satu tahab ke tahab berikutnya. Mereka memiliki kecenderungan untuk mengerjakan satu tugas dalam satu waktu, dan mereka belum akan mengerjakan tugas lain sebelum tugas pertamanya selesai. Mereka membutuhkan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas mereka, karena mereka tidak ingin ada satu bagian yang terlewatkan.
Anak yang memiliki cara berfikir secara analitik seringkali memikirkan sesuatu berdasarkan logika. Selain itu mereka menikai fakta-fakta yang terjadi melebihi perasaannya. Mereka dapat menemukan fakta-fakta namun seringkali mereka tidak mengetahui gagasan utamanya. Sehingga kadang dia tidak mengerti maksud dan tujuan dia dalam mengerjakan sesuatu.
Anak analitik dapat bekerja maksimal bila ada metode yang konsisten dan pasti dalam mengerjakan sesuatu, apabila dia bisa menciptakan sistem sendiri dalam belajar. Untuk itu jadwal harian sangat membantu anak analitik merasakan adanya struktur dan hal-hal yang bisa diramalkan, sehingga mereka dapat menentukan dan memenuhi sasaran yang jelas.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
WS. Wingkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT. Grasindo, 2004). Nasution, Berbagai Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009). Adi Gunawan, Genius Lesrning Strategy Petunjuk Proses Mengajar, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar