Skip to main content

Biografi Nasr Hamid Abu Zayd

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: January 15, 2013

Nasr Hamid Abu Zayd, memiliki nama lengkap Nasr Hamid Rizk Abu Zayd dilahirkan di Desa Qahafah dekat Kota Thantha Mesir pada 10 Juli 1943. Dia hidup dalam sebuah keluarga yang religiu. Ia belajar menulis dan menghafal al-Quran di Kuttab dimulai sejak umur empat tahun. Dan pada usia delapan tahun, berhasil menghafal al-Quran, dan karena kepandaiannya itu ia dijuluki sebagai “Syaikh Nasr”.
Pada 1954 Nasr Hamid Abu Zayd masuk dalam organisasi ikhwa al muslimin, dan sempat dimasukkan ke dalam penjara. Setelah selesai pendidikan dasar di Thantha, serta lulus dari sekolah teknik Thantha pada 1960, ia bekerja sebagai seorang teknisi elektronik pada organisasi komunkasi nasional di Kairo sampai 1962. Pada 1964 tulisannya tentang kritik sastra dipublikasikan dalam jurnal pimpinan Amin al Khuli.
Pendidikan tinggi Nasr Hamid Abu Zayd ini dari S1 sampai S3 selalu masuk jurusan sastra Arab, diselesaikannya di Universitas Kairo, sekaligus tempatnya mengabdi sebagai dosen sejak 1972. Karena kebijakan jurusan mengharuskan mengambil bidang utama dalam riset Master dan Doktor, dia merubah kajiannya dari linguistik dan kritik sastra menjadi studi Islam, khususnya al-Quran. Sejak itu ia melakukan studi tentang problem interpretasi dan hermeneutika.
Nasr Hamid Abu Zayd pernah tinggal di Amerika selama dua tahun (1978-1980), saat memperoleh beasiswa untuk penelitian doktoralnya di Institute of Middle Eastern Studies, University of Pennsylvania, Philadelphia. Karena itu ia menguasai bahasa Inggris lisan maupun tulisan. Ia juga pernah menjadi dosen tamu di Universitas Osaka, Jepang. Di sana ia mengajar Bahasa Arab selama empat tahun (Maret 1985- Juli 1989). Saat di Belanda Abu Zayd justru mendapat sambutan lebih hangat dan diperlakukan istimewa. Rijksuniversiteit Leiden langsung merekrutnya sebagai dosen sejak kedatangannya (1995) sampai sekarang. Ia bahkan diberi kesempatan dan kehormatan untuk menduduki the Cleveringa Chair in Law Responsibility, Freedom of Religion and Conscience, kursi profesor prestisius di universitas itu. Tidak lama kemudian, Institute of Advanced Studies (Wissenschaftskolleg) Berlin mengangkatnya sebagai Bucerius/ZEIT Fellow untuk proyek Hermeneutika Yahudi dan Islam. Pihak Amerika tidak mau ketinggalan.
Pada 8 Juni 2002, the Franklin and Eleanor Roosevelt Institute menganugrahkan "The Freedom of Worship Medal" kepada Abu Zayd. Lembaga ini menyanjung Abu Zayd terutama karena pikiran-pikiranya yang dinilai 'berani' dan 'bebas' (courageous independence of thought) serta sikapnya yang apresiatif terhadap tradisi falsafah dan agama Kristen, modernisme dan humanisme Eropa.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Hilman Latief, Nasr Hamid Abu Zayd: Kritik Teks Keagamaan, (Yogyakarta: eLSAQ Press, 2003). Moch. Nur Ichwan, Meretas Kesarjanaan Kritis al-Quran: Teori Hermeneutika Nasr Abu Zayd, (Bandung: Teraju, 2003). Nasr Hamid Abu Zayd, Mafhum Al-Nash: Dirosah fi Ulum Al-Quran, (Kairo: Al-Hidayah Al-Amanah li Al- Kitab, 1993). Nasr Hamid Abu Zayd, Mafhum Nash; Dirosah fu Ulum Al-Quran, trj: LKIS “Tekstualitas Al-Quran; Kritik terhadap Ulumul Quran”, (Yogyakarta; LKIS, 2002). Nasr Hamid Abu Zayd, Kritik Wacana Agama, (Yogyakarta: LkiS, 2003).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar