Skip to main content

Moksa dalam Ajaran Hindu

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: December 19, 2012

Dasar pokok keyakinan (kepercayaan Agama Hindu atau Hindu­ Dharma) ialah Moksa, Kata Moksa berasal dari bahasa Sanskerta, dari urat (akar) kata Muc, yang berarti: membebaskan, memerdekakan, melepaskan, mengeluarkan. Dari akar kata Muc, ini. menjadi Mukta (Mukti), Moksa. Kata Moksa dapat diartikan: kelepasan, kebebasan, kemerdekaan. Pengertian selanjutnya mengenai Moksa ialah: Kebebasan jiwatma yang mutlak, kebahagiaan yang kekal abadi tanpa wali duka, kebebasan dari ikatan Karma dan Samsara, bersatunya antara Atma dengan Brahman (Parama Atma, Sang Hyang Widdhi).
Ajaran Tutur, Kamoksan ini, sering juga disebut dengan: Kaparamartnan, Kadhyatmikan, Kalepasan, Kacunyatan. Istilah Moksa disebut juga dengan beberapa istilah lainnya: Mukti, Moktah, Nirwana (Nibbhana menurut ajaran Buddha), Mur (Murccha).
Dalam ajaran yang termuat dalam Kitab Suci Hindu antara lain tersebut:
"la yang melihat Aku di mana-mana, dan melihat semua di dalam Aku, Aku tidak hilang dari dia, dia pun tidak hilang dari Aku". (Bhagawad Gita Bab IV.30). "Kalau memang dengan keputusan hatinya ia tidak memperdulikan ikatan-ikatan benda duniawi, ia menikmati kebahagiaan abadi di dunia ini maupun di dunia baka." (Weda Smreti VI. 80).
Pada kitab suci Weda maupun Smerti terdapat beberapa ungkapan yang menjelaskan tujuan tertinggi serta terakhir ajaran Hindu. "Moksartham jagadhitaya ca iti dharmah, yang artinya: Tujuan ajaran Agama Hindu ialah untuk mencapai Moksa dan kebahagiaan jagat. Ungkapan ini mengandung pengertian yang sangat luas dan dalam.
Secara pokoknya dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pada masa hidup di dunia ini kita harus memiliki dua macam kehidupan yaitu kehidupan di dunia serta kehidupan di alam Surga maupun Moksa. Oleh karena itu selagi hidup ini hendaknya kita berusaha mencapai kesejahteraan hidup material di dunia berdasarkan Dharma (kebenaran), dan di samping itu kita usahakan pula bekal untuk dapat mencapai tingkatan alam Surga, dan Moksa setelah hidup kita di dunia ini berakhir.
Jiwatma (atma) yang masih dipengaruhi maya, karma dan samsara, akan senantiasa terikat mengembara dari satu kehidupan kepada kehidupan yang lainnya, sebelum mencapai kebebasan jiwatma tertinggi (Moksa). Kita yakin bahwa alam semesta beserta isinya adalah ciptaan Tuhan (Brahman, Sang Hyang Widdhi) dengan jalan yadnya (korban suci). Sang Hyang Widdhi merupakan asal serta tujuan kembalinya alam semesta.
Oleh karena itu hendaklah kita mengikuti jalan yadnya (pengorbanan suci), lahir batin, untuk kembali kepada Sang Hyang Widdhi, yang digelari sebagai Sang Hyang Sangkan Paraning Sarat.
Moksa itu ada beberapa macam ditinjau dari segi hubungan antara Atma dengan Brahman (Parama Atma, Sang Hyang Widdhi Waca), yaitu Samipya, Sarupya (Sadharmya), Salokya, dan Sayujya. Untuk mudahnya kita sebut saja dengan Catur Moksa.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Wiratmadja, Bunga Rampai Agama Hindu, (Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat, Indonesia, 1987).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar