Skip to main content

Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Remedial

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: September 03, 2012

Pembelajaran remedial tersebut merupakan kelanjutan dari pembelajaran reguler di kelas, namun hanya dilakukan terhadap siswa yang masih memerlukan pembelajaran tambahan. Paling tidak ada dua tujuan pembelajaran pengobatan atau remedial ini. Pertama, setiap siswa berbeda dalam hal kemampuan belajar, standar akademik, belajar di kelas dan kinerja akademik, dan setiap siswa harus belajar. Kedua, melalui pembelajaran remedia, guru menyiapkan pelatihan yang mengembangkan generic skills, meliputi: hubungan antar personal, berkomunikasi, pemecahan masalah, mengelola diri sendiri, belajar mandiri, berpikir mandiri, mengembangkan kreativitas, dan penggunaan teknologi sebagai sumber belajar.
Siswa yang tergolong ke dalam kelompok yang harus dimasukkan ke dalam kelompok pembelajaran remedial biasanya mengalami kesulitan dalam hal, sebagai berikut :
  1. Kemampuan mengingat yang relatif kurang.
  2. Perhatian yang sangat kurang dan mudah terganggu dengan sesuatu yang lain di sekitarnya pada saat belajar.
  3. Secara umum relatif lemah dalam hal kemampuan memahami.
  4. Kurang dalam hal memotivasi diri dalam belajar.
  5. Kurang dalam hal kepercayaan diri dan rendah harapan dirinya.
  6. Lemah dalam kemampuan memecahkan masalah.
  7. Sering gagal dalam menyimak suatu gagasan dari suatu informasi.
  8. Mengalami kesulitan dalam memahami suatu konsep yang abstrak.
  9. Gagal menghubungkan suatu konsep dengan konsep lain yang relevan.
  10. Memerlukan waktu relatif lebih lama daripada yang lainnya untuk menyelesaikan tugas-tugas.
Mengenai fungsi pengajaran remedial dalam keseluruhan proses belajar mengajar antara lain sebaik berikut :
Fungsi korektif, artinya bahwa melalui pengajaran remedial dapat diadakan pembetulan atau perbaikan terhadap sesuatu yang dipandang masih belum mencapai apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses belajar mengajar.
Fungsi pemahaman, yaitu peluang guru, anak didik, dan pihak-pihak lainya dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap pribadi anak yang mengalami kesulitan belajar. Sedangkan pada anak yang bersangkutan kiranya dapat memahami dirinya dengan segala aspek yang mendasari kekurangannya dalam belajar. Demikianya juga pihak-pihak yang berkompoten dengan hal ini akan dapat memahami keadaan anak dan segala kendala yang dihadapinya.
Fungsi penyesuaian, yaitu membentuk anak didik untuk dapat lebih menyesuaikan dirinya dengan lingkungan dimana dia berada. Dalam pengajaran remedial dapat mengarahkan anak pada proses pembelajaran sesuai yang diharapkan, anak dapat belajar dengan keadaan dan kemampuanya, sehingga dia akan mampu memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.
Fungsi pengayaan, yaitu memperkaya proses belajar mengajar. Materi yang tidak disampaikan dalam pengajaran regular, dapat diperoleh melalui pengajaran remedial. Pengayaan ini adalah juga terletak dalam segi metoda dan alat yang dipergunakan dalam pengajaran remedial dengan demikian hasil yang diperoleh anak dapat lebih banyak, lebih dalam, dan lebih luas, sehingga prestasi beajarnya lebih meningkat.
Fungsi akselerasi, yaitu bahwa pengajaran remedial dapat mempercepat proses belajar baik dalam arti waktu maupun materi. Misalnya anak yang tergolong lambat dalam belajar, dapat dibantu dipercepat proses belajarnya melalui pengajaran remedial.
Fungsi terapeutik. Secara langsung ataupun tidak langsung, pengajaran remedial dapat menyembuhkan atau memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian anak yang dperkirakan menunjukan adanya penyimpangan. Penyembuhan kondisi kepribadian dapat menunjang pencapaian prestasi belajar, dan demikian pula sebaiknya.
Berdasarkan hal tersebut, fungsi pembelajaran remedial dalam proses belajar mengajar di sekolah adalah sebagai penunjang terlaksananya kegiatan belajar siswa ke arah yang lebih baik. Untuk itu sangat perlu siswa diberikan bantuan serta bimbingan dalam mengatasi kesulitan belajarnya. Dengan jalan ini guru menggunakan suatu bentuk pengajaran mengatasi kekeliruan-kekeliruan yang menjadi penyebab kesulitan belajar sehingga ia dapat memahami kembali konsep-konsep pelajaran yang pernah didapatkannya.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Cet. VII, Jakarta: Kencana, 2010). Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009). Suparno, Filasafat Konstruktivisme dalam Pendidikan (Yogyakarta: Kanisius, 1997). Soekamto dan Winataputra, Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran (Jakarta: Depdikbud, 1997). Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran (Cet II; Jakarta: Bumi Aksara, 2008). Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar Mengajar (Cet. VII; Bandung: Alfabeta, 2009). Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003). Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum (Jakarta: Quantum Teaching, 2005).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar