Skip to main content

Teori Perkembangan Kognitif Pigeat

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: September 03, 2012

Teori perkembangan kognitif Piaget mewakili konstruktivisme, memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif, yaitu:
Sensori motor (0-2 tahun)
Pra operasional (2-7 tahun)
Operasional konkret (7-11 tahun)
Operasional formal (11 tahun ke atas)
Bila merujuk pada teori perkembangan kognitif Piaget, maka pelajar yang berada pada jenjang SMP/MTs. (usia berkisar antara 12-14/15 tahun), termasuk tingkat operasional formal. Pada periode ini anak dapat menggunakan operasi-operasi konkritnya untuk membentuk operasi-operasi yang lebih kompleks. Kemajuan utama pada anak selama periode ini ialah ia tidak perlu berpikir dengan pertolongan benda-benda atau peristiwa-peristiwa konkret. Ia mempunyai kemampuan untuk berpikir abstrak. Karena itu cooperative learning dapat diterapkan pada jenjang ini (SMP/MTs).
Teori perkembangan kognitif Pigeat, memberi pemahaman bahwa proses pembelajaran yang dialami seorang anak pada tahap sensori motor tentu lain dengan yang dialami seorang yang sudah mencapai tahap kedua (pra operasional) dan lain lagi yang dialami peserta didik yang telah sampai pada tahap yang lebih tinggi (operasional konkret dan operasional formal). Secara umum, semakin tinggi kemampuan kognitif seseorang, semakin teratur (dan juga semakin abstrak) cara berpikirnya. Dalam kaitan ini seorang pendidik seyogyanya memahami tahap-tahap perkembangan anak didiknya, serta memberikan materi belajar dalam jumlah dan jenis yang sesuai dengan tahap-tahap tersebut. Pada masa ini peserta didik telah menyesuaikan diri dengan realita konkrit dan harus berpengetahuan. Oleh karena itu dalam meningkatkan kualitas kognitif peserta didik, pendidik dalam melaksanakan pembelajaran harus lebih ditujukan pada kegiatan pemecahan masalah atau latihan meneliti dan menemukan.
Dari uraian teori perkembangan kognitif Piaget di atas, disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran harus melibatkan partisipasi peserta didik. Sehingga menurut teori ini pengetahuan tidak hanya sekadar dipindahkan secara verbal tetapi harus dikonstruksi dan direkonstruksi peserta didik. Sebagai realisasi teori ini, maka dalam kegiatan pembelajaran peserta didik haruslah bersifat aktif dan cooperatif learning termasuk salah satu model pembelajaran aktif dan partisipatif.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Cet. VII, Jakarta: Kencana, 2010). Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009). Suparno, Filasafat Konstruktivisme dalam Pendidikan (Yogyakarta: Kanisius, 1997). Soekamto dan Winataputra, Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran (Jakarta: Depdikbud, 1997). Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran (Cet II; Jakarta: Bumi Aksara, 2008). Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas (Ed. I, Cet. I; Jakarta: Prenada Media Group, 2009). Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran; Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif (Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 2008).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar