Skip to main content

Model Pembelajaran 'Pusat Perhatian'

Oleh: AnonymousPada: June 15, 2012

Model pembelajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovide Decroly (1871-1932) dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat minat (centered Intert). Dalam metode ini, peserta didik harus dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan untuk masyarakat, anak harus diarahkan kepada pembentukan individu dan sebagai anggota masyarakat. Karenanya, anak harus mempunyai pengetahuan terhadap diri sendiri seperti hasrat dan cita-citanya, kemudian pengetahuan tentang dunianya seperti lingkungannya dan tempat hidup di hari depannya. Menurut Decroly dalam Syaiful Sagala, dunia ini terdiri dari alam dan kebudayaan, dan dunia itu harus hidup dan setiap orang harus dapat mengembangkan kemampuan untuk mencapai cita-citanya.
Prinsip model pembelajaran pusat perhatian adalah; sekolah merupakan laboratorium untuk mengadakan penyelidikan demi kebaikan sistem pendidikan dan pengajaran. Dalam sekolah, anak didik diuji berbagai dasar aliran dalam dunia pengajaran modern seperti: (1) sekolah berhubungan langsung dengan alam dan penghidupan sekitarnya; (2) pendidikan dan pengajaran berdasarkan atas perkembangan anak. Tiap-tiap anak mempunyai perbedaan antara lain kesanggupan, tingkat kepandaian, tempo irama perkembangan, perhatian, pembawaan, bakat, dan sebagainya; (3) sekolah kerja; (4) pendidikan yang fungsional dan praktis; (5) pendidikan kesosialan dan kesusilaan dengan member kesempatan untuk bekerjasama; (6) kerjasama antar rumah dan sekolah; (7) co edukasi; dan (8) mempergunakan alat baru seperti percetakan, pengmpulan alat pelajaran oleh peserta didik sendiri. Semua hal ini telah diperaktekkan oleh Decroly di sekolahnya.
Dari referensi di atas dapat dikatakan bahwa pengajaran harus disesuaikan dengan minat-minat spontan untuk mendapat hasil yang diinginkan. Anak mempunyai minat spontan terhadap diri sendiri yang meliputi dorongan mempertahankan diri, dorongan mencari makan dan minum, dan dorongan memelihara diri. Sedangkan minat terhadap masyarakat (biososial) ialah dorongan sibuk bermain-main dan dorongan meniru orang lain. Dorongan ini yang disebut pusat-pusat minat.
Gerakan pengajaran pusat perhatian tersebut telah mendorong berbagai upaya agar dalam kegiatan pembelajaran diadakan berbagai variasi cara mengajar agar perhatian para peserta didik tetap terpusat pada bahan ajar. Peluang untuk memvariasikan pengajaran terbuka luas dengan kemajuan teknologi, hal ini menyebabkan upaya menarik minat belajar menjadi lebih besar. pemusatan perhatian pada pegajaran dilakukan bukan hanya pada pembukaan pelajaran, tetapi pada setiap pembahasan materi pelajaran sehingga tidak ada waktu yang disia-siakan dan pengajaran berlangsung dengan penuh arti.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (cet. V, Bandung: Alfabeta, 2007).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar