Skip to main content

Karamah Mistis Imam Lapeo

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: March 05, 2012

Peran Imam Lapeo, tidak terlepas dengan karamah kesufian yang ada pada dirinya. Karamah berupa keluarbiasaan yang dimiliki oleh Imam Lapeo. Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan beberapa karamah yang dimilikinya.
Tangannya Kebal terhadap Api
Diceritakan bahwa selama belajar di hadapan Sayyid Alwi al-Maliki, Imam Lapeo juga bertindak sebagai penuntun unta terhadap gurunya dalam berbagai perjalanan.
Saat sang guru Sayyid Alwi al-Maliki bersama muridnya Imam Lapeo melakukan perjalanan antara Mekkah dan Madinah, karena keamanan di jalan kurang terjamin, mereka singgah isterahat dan berkemah di jalanan. Ketika itu, Imam Lapeo didapati oleh gurunya mengisap rokok. Sang Guru langsung mengambil rokok tersebut dari tangannya, dan rokok yang sementara terbakar itu ditekankan ke telapak tangan muridnya. Dalam keadaan demikian, Imam Lapeo tidak merintih dan tidak merasakan kesakitan, malah hal itu dibiarkannya sampai semuanya selesai.
Menaklukkan Gumpalan Sinar Api
Pengalaman pertama Imam Lapeo ketika baru saja berada di Mandar, adalah penduduk setempat mencoba mengujinya, melalukan semacam permainan berbahaya. Waktu itu, Imam Lapeo sedang khutbah di atas mimbar mimbar pada hari Jumat, dan bersamaan dengan itu pula muncul suatu gumpalan api yang sangat tajam cahanya.
Gumpalan api yang pada mulanya laksana sebutir telur yang sinarnya sangat tajam itu, tiba-tiba menjadi besar dan bergerak dari depan dengan kencangnya menuju ke hadapan Imam Lapeo. Pada saat menentukan, dan sejengkal lagi gumpalan api itu mengenai mukanya, Imam Lapeo hanya bergerak dengan isyarat matanya, dan akhirnya gumpalan api itu menyingkir dari hadapannya, seterusnya mengenai tembok di belakang mimbar, dan hancurlah tembok mesjid tersebut berantakan rata dengan tanah.
Menundukkan Ular
Suatu saat Imam Lapeo diundang mengahadiri pesta walimah di Tapalang daerah Mamuju. Ketika resepsi makan dimulai, tiba-tiba muncul ular-ular dipiringnya yang ingin digunakannya untuk makan. Ular-ular tersebut, tiada lain dari orang tertentu yang konon kabarnya ingin mempermalukan Imam Lapeo di tengah pesta.
Imam Lapeo sebagai ulama sufi yang tawadhu’, hanya menyaksikan ular-ular itu meliuk-liukkan badannya, sampai akhirnya jumlah ular bertambah banyak dan meloncat-loncat. Walhasil, hanya dengan mengancam ular-ular itu dengan memberi isyarat, maka dengan seketika ular-ular tadi hilang dengan sendirinya.
Kuburannya Banyak Diziarahi Orang
Ada suatu kaedah dalam kewalian dan kesufian yang menyatakan bahwa seorang waliyullah apabila nampak karamah (keluarbiasaan) pada waktu hidupnya pada dirinya, maka akan nampak pula keramat pada waktu sesudah matinya. Seorang sufi, apabila dikunjungi orang pada waktu hidupnya, maka dikunjungi pula banyak orang sesudahnya matinya/makamnya. Hal inilah yang terjadi pada diri Imam Lapeo dimana kuburannya dikunjungi oleh banyak orang, terutama pada hari-hari tertentu, misalnya pada saat-saat sebelum pem-berangkatan dan setelah kembali dari tanah suci Mekkah.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Simuh, Tasawuf dan Perkembangan dalam Islam (Cet. I; Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996). K.H. Muhammad Saleh, “Permata Bertumpuk dalam Lautan Ilmu Tauhid”dalam Ilham Shaleh, editor (Ujungpandang: CV. Amanat, t,th), h. 1-7 (bagian muqaddimah).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar