Skip to main content

Strategi Gerakan Dakwah

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 07, 2012

Ketergantungan negara Islam pada negara-negara Barat seperti Amerika dan Perancis dimulai dari ketergantungan ekonomi yang melahirkan ketergantungan politik dan militer yang mengakibatkan negara-negara muslim sulit mengadakan kritik terhadap kebijakan pemerintah, dan bahkan menyulitkan terlaksananya dakwah amar makruf nahi mungkar, termasuk gerakan dakwah di Indonesia.
Untuk pencapai gerakan dakwah secara kaffah dalam rangka pembebasan umat dari tekanan kapitalisme global untuk menuju kemerdekaan sejati sebagai hamba Allah, maka gerakan dakwah di Indonesia perlu merancang strategi sebagai berikut :
Membumikan Nilai-nilai Tauhid
Selama ini mayoritas umat meyakini dan memahami tauhid hanya sebatas sistem keyakinan sebagaimana yang sering dipahami sebagai rukun Iman. Dengan tauhid, maka dakwah dapat merumuskan dan mengembangkan tauhid sosial, tauhid ekonomi, tauhid politik dan sebagainya. Ketika tauhid menjadi pandangan dunia, maka masyarakat yang bersifat afirmatif (selalu mengiakan) terhadap pemikiran dan kebijakan kapitalisme global atau negara-negara barat berubah menjadi masyarakat yang keritis sebagaimana diperintahkan dalam al-Quran.
Penguatan Sumber Daya Dai
Dai atau pelaksana dakwah adalah orang-orang yang memiliki keterampilan dan kemampuan dalam penyampaian ajaran Islam kepada masyarakat.
Rumusan Umar bin Khattab bahwa “tidak ada Islam tanpa jamaah, tidak ada jamaah tanpa imam dan tidak ada imam tanpa imarah”, dikembangkan pada setiap organnisasi dakwah dalam rangka menuju imamah Islamiyah dalam gerakan dakwah nasional. Hal ini tentu sangat tergantung pada keberhasilan membumikan tauhid sebagai aturan kehidupan.
Penciptaan Jaringan Ekonomi
Dalam rangka untuk memberdayakan ekonomi kaum muslimin, maka diperlukan jaringan ekonomi antar lembaga-lembaga dakwah nasional sebagai cara membangun ekonomi non-kapitalis. Para dai dan muballig, serta lembaga-lembaga dakwah selayaknya dapat menjadi uswatun khasanah dalam meneraplkan perinsip syariah dalam kehidupan ekonomi sehari-hari, karena tanpa uswatun khasanah dari para da'i dan muballig, usaha apapun akan berakhir dengan kegagalan, terutama berkenaan dengan aplikasi syariah dalam kehidupan nyata.
Penguasaan Teknologi Media dan Komunikasi Dakwah
Gerakan dakwah di Indonesia sudah tertinggal terlalu jauh dengan lembaga-lembaga lain terutama lembaga yang merupakan jaringan kapitalisme global. Mereka memiliki kekuasaan atas media untuk menciptakan citra apa saja terhadap kehidupan dan gerakan dakwah kaum muslimin.
Mereka bisa mengubah opini kebenaran menjadi kesalahan, sebaliknya kedzaliman dengan penindasan menjadi keadilan. Gerakan dakwah terpaksa menerima apa adanya dengan mengikuti kehendak pemilik lembaga-lembaga media komunikasi yang merupakan bagian dari jaringan kapitalisme global.
Menyampaikan Islam kepada semua Lingkungan dan Lapisan Masyarakat
Negara ini akan menjadi baik jika semua komponen bangsa men-jalankan syariat agamanya. Bagi umat Islam yang merupakan bagian terbesar bangsa Indonesia, sangat berkepentingan agar dakwah Islam mampu menembus lintas batas idiologi politik dan partai politik agar mereka yang beragama Islam yang diperintah oleh agama Islam. Oleh karena itu lembaga-lembaga dakwah sebaiknya bersikap tidak memihak kepada kekuatan politik tertentu kecuali memihak pada kekuatan kebenaran yang terkadung dalam al-Quran dan sunnah. Sikap yang demikian akan memperkokoh lembaga-lembaga dakwah serta dai-nya di tengah percaturan nasional sebagai gerakan yang mengarahkan perjalanan bangsa dan negara yang sedang mulai kehilangan kompas.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Habibul Haq Nadvi, The Center for Islamic: Nier and Middle diterjemahkan oleh Asep Hikmat dengan judul: Dinamika Islam, Bandung: Risalah, 1982. Imam Munawwir, Kebangkitan Islam dari Masa Kemasa, Surabaya: Pustaka Progressip, 1980. Nasruddin Rasak, Dinul Islam, Bandung: al-Maarif., 1989. Marwah Daud Ibrahim, Teknologi Emansipasi dan Transendensi: Wacana peradaban dengan Visi Islam, Bandung: Mizan: 1994. Astrid S. Susanto Komunikasi dalam Teori dan Peraktek, Jakarta: Bina Cipta, 1977. Amrullah Ahmad, Dakwah dan Perubahan Sosial, Yokyakarta: Prima Duta, 1983.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar