Skip to main content

Akibat Kapitalisme; Refleksi terhadap Sikap Pendukung Bayaran Sea Games 2011

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: November 15, 2011

Kapitalisme sebagai paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.
Biasanya paham kapitalisme akan tumbuh subur di negara yang menganut ideologi liberal yang memiliki pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.
Kapitalisme mengakibatkan yang kaya semakin kaya dan yang miskin akan sulit berkembang karena pemilik modal atau yang punya sesuatu memiliki kuasa penuh bahkan diatas aturan-aturan pemerintah.
Sadar atau tidak sadar, kita harus mengakui bahwa kapitalisme sebagai sebuah ideologi dipergunakan di negara kita tercinta dengan sedikit dibungkus oleh ideologi Pancasila.
Ketika hal ini sudah menjadi sebuah terjadi, maka dampaknya akan menimpa seluruh aspek kehidupan masyarakat. Lihat saja, dengan mudah seseorang yang memiliki uang mampu melakukan apa saja termasuk membeli nasionalisme kita.
Fakta terbaru dari buruknya ideologi kapitalis ini ketika Para pelajar SMP di Palembang tepatnya arena sea games saat ini yang menjadi Suporter bayaran. Hal ini dapat kita temui disetiap pertandingan masing-masing cabang tidak hanya Tim Indonesia, namun para suporter Tim negara lain-pun ikut berteriak mendukungnya. Para Suporter bayaran tersebut terlihat lebih kompak dari suporter tim Indonesia, sebab mereka diberikan fasilitas seragam serta bayaran sebesar Rp20rb per hari. Kekompakan mereka terlihat pada seragam yang mereka kenai yaitu warna putih lengkap dengan masing-masing bendera negara lain.
Pengakuan para suporter bayaran ini sempat terungkap, mereka disuruh oleh guru pembimbing disekolah. “Kami disuruh pak guru memakai kaos Malaysia dan mendukung saat mereka bertanding,” ujar salah satu siswi SMP di Palembang kepada rekan kami. Rata-rata pelajar ini tidak bisa menolak perintah guru mereka untuk ikut menyemarakan SEA Games walau harus mendukung negara lain. “Takut dimarahi kalau menolak ikut kak, kami ikut salah satu kegiatan ekstrakulikuler di sekolah, angggotanya disuruh ikut semua,” jelasnya.
Namun yang kami sayangkan adalah saat melihat ulah mereka di pertandingan Sepak Takraw dan senam, disitu nyaris tidak ada dukungan untuk Tim Indonesia, justru para suporter lokal tersebut mendukung negara lain yang menjadi lawan Indonesia. Hal tersebut sangat disesalkan oleh para pendukung Indonesia yang tidak
Dari kasus ini masihkah kita mengatakan konsep kapitalis itu terbaik?, atau jangan-jangan kita hanya ikut kiblat Amrik tanpa mengetahui kapitalis itu, atau pura-pura tidak tahu?
Referensi Makalah®
*Dikutip dari berbagai sumber
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar