Skip to main content

Biografi Ibnu Sina; dari Dokter sampai Filosof

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: September 07, 2011

Nama lengkap beliau adalah Abu 'Ali Husain bin 'Abdullah bin Sina, atau yang lebih dikenal Ibnu Sina atau Avicenna, lahir di Afsanah, suatu daerah yang terletak di dekat Bukhara, Transoxiana, Persia Utara pada tahun 370 H./ 980 M. Ibnu Sina dilahirkan pada masa transisi, ketika Khilafah Abbasiyah mengalami kemunduran. Di usia 10 tahun sudah hafal al-Qur’an kemudian mempelajari ilmu agama; ilmu astronomi; matamatika, fisika, logika, ilmu metafisika, setelah itu mempelajari ilmu kedokteran pada Isa ibn Yahya seorang Masehi.
Pada usia 17 tahun ia telah dikenal sebagai dokter dan banyak orang berdatangan untuk berguru padanya. Di samping penguasaannya dalam teori-teori kedokteran, ia juga melakukan praktek pengobatan. Bahkan Ibnu Sina sempat menulis buku tentang dunia kedokteran yaitu al-Qanun fi al-Thibb, yang kemudian menjadi rujukan di berbagai universitas di Eropa.
Hidup Ibnu Sina disibukkan dengan berbagai aktivitas kerja dan menulis, ia pernah diangkat menjadi dokter istana pada masa dinasti Samaniah oleh Nuh bin Mansur. Kemudian Ibnu Sina pindah ke Jurjan, karena kekacuan politik Ibnu Sina hijrah ke Hamadzan dan sempat diangkat menjadi perdana mentri di Rayyand yang saat itu berada di dalam kekuasaan Dinasti Buwaihi, selanjutnya mengasingkan diri di Isfahan. Disinilah Ibnu Sina di akhir-akhir hayatnya menjadi guru filsafat dan dokter hingga kemudian meninggal dunia pada usia 58 tahun tahun 428 H./1037 M.
Mengikuti pendahulunya, al-Farabi, ia mengakui bahwa alam ini diciptakan melalui jalan emanasi. Karena itu ia tidak menerima konsep penciptaan alam dari tiada menjadi ada (creatio ex nihilo). Ibnu Sina memiliki pemikiran keagamaan yang mendalam pemahamannya mempengaruhi pandangan filsafatnya. Ibnu Rusyd menyebutnya sebagi orang yang agamis dalam berfilsafat, sementara al-Gazali menjulukinya sebagai filusuf terlalu banyak berpikir.
Ibnu Sina telah menghasilkan beberapa karya monumental di bidang ilmu pengetahuan, yang menambah khazanah pemikiran Islam. Dengan demikian, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa ketika berbicara tentang pemikiran Islam atau ilmu pengetahuan Islam, maka tidak terlepas dari kontribusi Ibnu Sina. Bahkan dapat dikatkan bahwa berbicara tentang Ibnu Sina berarti berbicara tentang pemikiran dan kejayaan Islam. Beberapa karya intelektual Ibnu Sina, dapat diklasifikasikan ke dalam 15 bidang ilmu yaitu: 1) Falsafah umum, 2) Logika, 3) Sastra, 4) Syair, 5) Ilmu-ilmu Alam, 6) Psikologi, 7) Kedokteran, 8) Kimia, 9) Matematika, 10) Metafisika, 11) Tafsir al-Qur’an, 12) Tasawuf, 13) Akhlak, Rumah Tangga, politik, dan nubuwwah, 14) Surat-surat pribadi, 15) Serba ragam. Di antara buah karya Ibnu Sina dalam bentuk buku antara lain;
al-Najat, al-Isyarat wa al-Tanbihat, al-Hikmat al-Masyriqiyyah, al-Qanun fi al-Thib atau Canon of Medicine, Sadiyyah, al-Musiqah, al-Mantiq, Qamus al-Arabi, Danis Nameh, Ulum al-Hikmah, Mujiz Kabir wa Sagir,al- Insaf, AL-Hudud, dan lain-lain.
Kepustakaan:

Thawil Akhyar Dasuki, Sebuah Kompilasi Filsafat Islam, Semarang: Bina Utama, 1993, A. Hanafi, Pengantar Filsafat Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1969, Ensiklopedi Islam. Ichtiar BAru van Hoeve; Jakarta; 1994, Thawil Akhyar Dasuki, Sebuah Kompilasi Filsafat Islam. Semarang: Bina Utama, 1993, Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1990.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar