Skip to main content

Pendidikan Islam dan Etika Moral

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: July 07, 2011

Pendidikan Islam mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan secara mendasar diakui sebagai kekuatan yang juga dapat membantu manusia mencapai kemegahan dan kemajuan peradaban. Selain itu pendidikan memberikan bekal kepada manusia untuk menyongsong hari esok yang lebih cerah dan lebih manusiawi.
Mengingat demikian urgennya pendidikan Islam, maka telaah atas pendidikan Islam dan pembinaan etika moral generasi muda, menjadi hal yang sangat penting untuk diwacanakan dalam kerangka akademik. Sudah dipastikan bahwa ketika wacana tersebut mengemuka, maka permasalahan yang menyertainya adalah; apa urgensi pendidikan Islam, dan bagaimana pembinaan etika moral generasi muda.
Urgengsi Pendidikan Islam
M. Athiyah, mengatakan bahwa pentingnya pendidikan Islam adalah untuk membentuk budi pekerti. Sementara budi pekerti adalah jiwa dari pada pendidkan Islam. Dan Islam telah menyimpulkan bahwa mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan Islam. Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa pentingnya pendidikan Islam ialah usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. pendidikan Islam bukan sekedar mengisi otak dengan segala macam ilmu yang berorientasi pragmatis, melainkan mendidik akhlak dan jiwa (spritual) dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci, seluruhnya ikhlas dan
Muhammad Quthub, berpendapat bahwa hakekat pendidikan Islam ialah pembinaan rohani, pendidikan intelektual dan pembinaan jasmani. Hubungannya dengan pembinaan rohani, Muhammad Quthub menjelaskan bahwa rohani adalah pusat eksistensi manusia yang menjadi titik perhatian. Rohani adalah landasan, tempat dan penuntun kepada kebenaran. Dalam pendidikan intelektual, Islam memberi kemungkinan kepada manusia untuk mengetahui hal-hal yang ghaib sebesar kemampuannya. Sedangkang dalam pembinaaan jasmani, ia menjelaskan bahwa Islam begitu menghormati jasmani, tidak membiarkannya apa adanya, sebab apabila dibiarkan maka ia tidak menjadi energi yang bermanfaat, melainkan justru merusak eksistensi jasmani itu
Apabila dimaknai secara umum, menyeluruh dan mendasar tentang pendapat dan pandangan-pandangan tersebut, maka dapat dipahami bahwa pendidikan Islam adalah usaha untuk mendidik jiwa, membina mental intelektual dan melati fisik agar bertindak sopan, ikhlas dan jujur sebagai wujud akhlakul. Oleh karena itu, apabila nilai-nilai moral dan akhlak tidak diajarkan atau dimarjinalisasikan dalam kehidupan manusia, maka akibatnya adalah manusia akan mengambil kehidupan duniawi ini sepuas-puasnya dengan membuat berbagai tatanan di atas standar materialistik.
Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pendidikan Islam merupakan keharusan mutlak untuk dilaksanakan secara konsisten dengan penuh rasa tanggung jawab, guna mencapai kesejahteraan hidup dan menjadi fasilitas untuk beribadah/bertaqwa kepada Allah Swt.
Pembinaan Etika Moral Generasi
Pada zaman Nabi Muhammad diutus menjadi rasul terjadi kebobrokan akhlak pada masyarakat Arab. Sudah barang tentu yang dimaksudkan akhlak yang merujuk pada masa ketika Nabi mulai diutus adalah dalam pengertian yang luas, termasuk etika mural generasi muda. Padahal kalau kita perhatikan, memang banyak sekali nilai-nilai ajaran moral terdapat dalam al-Quran dan hadis Nabi. Seperti: adil, menolong, benar, amanah, terpuji, bermanfaat, respect (menghargai orang lain), dan lain-lain. Semua ini merupakan perilaku moralitas individual terhadap kehidupan sosial atau berdampak pada kehidupan sosial (beretika sosial) dengan landasan nilai-nilai ajaran
Islam mengajarkan cara membina generasi muda yaitu; pendidikan akidah pendidikan berbakti (ubudiyah); pendidikan Kemasyarakatan (sosiologi); pendidikan Mental; pendidkan akhlak (etika moral). Untuk jangkauan ke depan, kita harus memperbaiki bangsa ini melalui pembinaan pendidikan bagi generasi muda kita, termasuk pendidikan agama. Pelajaran agama dan peraktek etika sosial harus mendapatkan perhatian yang serius disetiap sekolah/madrasah dan pondok pesantren, sejak dari kebijakan dan kurikulum, sampai kepada praktek dan evaluasinya agar dapat sampai pada tujuan, yaitu terbangunnya masyarakat yang dalam realitasnya terwujud moralitas. Pendidik hendaknya menjadi penjaga moral bangsa dan memberi nasihat dan taushiyah, tidak semuanya terjun pada zona politik (ikut
Untuk mewujudkan dan sekaligus mendidik prilaku moral bagi generasi muda, maka pendidikan sebagai investasi masa depan bangsa (Social Investment), adalah jawabannya. Oleh karena itu, lewat sekolah anak-anak kita dididik sekaligus dibiasakan untuk berperilaku yang etis dan menjunjun tinggi etika moral yang sesuai. Untuk pembiasaan tersebut lembaga pendidikan itu sendiri harus memberikan contoh sebagai lembaga yang bermoral. Bagi generasi yang beragama, yang terbaik adalah menjalankan nilai-nilai etika bersumber dari ajaran agama. Dengan demikian, bagi umat Islam akan menerima konsekuensi di dunia dan di akhirat.
Referensi Makalah®
*Berbagai sumber
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar