Skip to main content

Model Pembelajaran Guided Discovery

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: October 18, 2012

Salah satu model mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah “model pembelajaran Guided Discovery”. Hal ini disebabkan karena model guided discovery itu; 1) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar aktif. 2) Menemukan sendiri, menyelidiki sendiri maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tak mudah dilupakan anak. 3) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain. 4) Menggunakan strategi penemuan anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri. 5) Menggiring anak berfikir analisis dan mencoba memecahkan problem yang dihadapi sendiri. Kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.
Model pembelajaran Guided Discovery atau penemuan terbimbing adalah model pengajaran dimana guru memberikan kebebasan siswa untuk menemukan sesuatu sendiri karena dengan menemukan sendiri siswa dapat lebih mengerti secara dalam. Dalam pembelajaran ini guru hanya memberikan pengarahan atau petunjuk. Dengan menemukan sendiri siswa akan sampai pada pengalaman gembira “AHA ! Aku menemukan !” siswa akan menjadi senang.
Gagasan awal model pembelajaran Guided Discovery diambil dari Rousseau, Dewey, Piaget, dan Bruner. Menurut Bruner, model pembelajaran guided discovery adalah pendekatan kognitif dalam pembelajaran dimana guru menciptakan situasi sehingga siswa dapat belajar sendiri. Siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep dan prinsip-prinsip. Siswa didorong untuk mempunyai pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau pengetahuan bagi dirinya. Jadi dalam guided discovery yang sangat penting adalah siswa sungguh terlibat pada persoalannya, menemukan prinsip-prinsip atau jawaban lewat suatu percobaan.
Model pembelajaran Guided Discovery merupakan komponen dari praktikum teknologi pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Menurut Encyclopedia of Educational Research, guided discovery merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara, termasuk mengajarkan keterampilan menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Sund berpendapat bahwa model pembelajaran Guided Discovery adalah model pembelajaran yang ditekankan pada proses mental dimana siswa dalam mengasimilasikan sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya, mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya.
Hal menarik dari model pembelajaran Guided Discovery, adalah selalu dalam situasi problem solving, dimana pelajar dihadapkan pada pengalaman sendiri dan pengetahuan awal mereka, untuk menemukan kebenaran atau pengetahuan baru yang harus dipelajari. Anggapan dasar dari model pembelajaran guided discovery adalah bahwa apa yang dipelajari sendiri akan dimengerti lebih baik.
Dalam model pembelajaran Guided Discovery ini siswa berperan aktif dalam proses belajar dengan: 1) Menjawab berbagai pertanyaan atau persoalan. 2) Memecahkan persoalan untuk menemukan konsep dasar. Para guru berubah dari menyajikan informasi dan konsepnya, menjadi mengajak siswa bertanya, melihat dan mencari sendiri. Guru hanya memberikan pengarahan.
Model pembelajaran Guided Discovery terjadi bila seseorang sungguh terlibat dengan proses berpikir untuk menemukan konsep atau prinsip-prinsip. Dalam model ini keaktifan siswa sangat penting.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002). Budi Prasojo dkk., Seri Sains Teori dan Aplikasi Fisika untuk kelas 1 SMP, (Bogor : PT Ghalia Indonesia Printing, 2005). Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan, (Yogyakarta : Universitas Sanata Drama, 2007).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar