Skip to main content

Biografi Karl Marx

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: October 24, 2012

Karl Marx, lahir pada tanggal 5 mei 1818 di kota Trier daerah Rhein, di Prusia Jerman. Karl Marx mewarisi kecerdasan yang luar biasa dari kedua orang tuanya. Ayahya Hendrich Marx dan ibunya Henriette. Keduanya berasal dari Rabbi Yahudi. Kendati demikian Marx besar melalui proses pendidikan sekuler dan kemudian menjadi pengacara ternama dan melangsungkan perkawianan dengan Jenny Von Westphalen seorang aristokrat non Yahudi, dan hidup bersamanya sepanjang hidupnya dan sejak kecil.
Masa kuliah, Karl Marx dipengaruhi Hegelianisme yang masih berjaya, disamping oleh pemberontakan Feuerbach terhadap Hegel menuju materialisme. Ia terjun ke dunia jurnalisme, tetapi Rheinische Zeitung, jurnal yang ia sunting, diboikot oleh pemerintahan lantaran pemikiran radikalinya.
Pengalaman keagamaan Karl Marx sedikit unik,. Pada usia 6 tahun, Karl Marx sekeluarga dibabtis sebagai penganut Protestan pada Gereja Luteran. Upaya ini dilakukan sebagai strategi politik, karena tekanan politik penguasa. Bahwa keinginan ayahnya untuk menjaga pemapanan sosial ekonominya melalui profesional sebagai pengacara. Tapi bagi Karl Marx, proses keberagamaan ayahnya yang lebih dipengaruhi oleh kesadaran politik sangat mengganggu sikap mental atau kesadaran kejiwaan Karl Marx.
Bagi Karl Marx, agama bukanlah merupakan persoalan essensial dalam kehidupan. Anggapan Marx, kepercayaan agama tidak memberikan pengaruh paling penting terhadap perilaku kehidupan manusia, namun sebaliknya justru perkembangan agama di pengaruhi oleh situasi sosial ekonomi manusia.
Setelah Karl Marx menyelesaikan belajarnya di usia 18 tahun, ia hijrah dari daerah kelahirannya (Trier) menuju Berlin untuk melanjutkan studinya di universitas Berlin tahun 1836. Dan pada tahun 1841 Marx menyelesaikan studi dengan desertasi doktornya berjudul filsafat epikuros, dan dipromosikan menjadi doktor filsafat.
Sebagai seorang mahasiswa, Karl Marx sangat mengagumi pemikiran dari ajaran Hegel. Karl Marx mengkaji secara itensif terhadap pemikiran analisis idealisme Hegel dipengaruhi oleh pengetahuannya mengenai ide-ide pengikut Hegelian yang kritis juga pada Hegel sendiri. Kemudian dalam mengembangkan posisi teoritis dan fillosofisnya sendiri, Marx tetap menggunakan bentuk analisa dialektika, tapi dia menolak idealisme filososfis dan mengganti dengan pendekatan materialistis.
Pemikiran Karl Marx tentang dialektika materialisme dan materialisme historis yang dikembangkan oleh pengikutnya menjadi marxisme banyak berkembang diberbagi Negara. Di Amerika Serikat misalnya, sebagai pusat gerakan demokrasi liberal juga berkembang pemikir-pemikiran ilmiah marxisme, sebagai contoh tidak sedikit para profesor mengembangkan antropologi marxisme, sosiologi marxisme. Dengan ini ajaran Karl Marx yang telah distruktur menjdi ideologi marxis, seakan-akan menjadi paradigma yang cukup dominan di dalam perkembangan ilmu-ilmu sosial modern.
Karl Marx sebagai ilmuan besar dan filosof besar abad 19, merumuskan tiga teori yang menjadi kerangka dasar bangunan sistem ilmu pengetahuan dan politik. Menurut Sidney Hook ada tiga pemikiran besar Karl Marx yang mempengaruhi perkembangan masyarakat.
  1. Materialime Historis (dialektika), sekalipun segala sesuatu dalam masyarakat saling berhubungan dan berbagai hal saling mempengaruhi, kunci atau basis dalam masyarakat adalah cara produksi ekonomi.
  2. Teori perjuangan kelas, yang dikemukakan pada bagian pertama karya Karl Marx, Manifesto Komunis, semua sejarah adalah perjuangan ekonomi. Konflik yang utuma dalam kelas adalah antara kapitalis dan proletar. Sedang ideologi hanya menjadi alat legimitasi kepentingan memiliki modal dan alat-alat produksi (kapitalis).
  3. Teori nilai dan teori nilai lebih, masyarakat kapitalis akan tumbuh terus dan akhirnya akan menimbulkan kesengsaraan masal, sehingga suatu perubahan masyarakat akan terjadi.
Cita-cita Karl Marx untuk menunjukan karir dalam bidang akademis­akademis setalah menyelesaikan desertasi doktornya dengan judul “Filsafat Epikuros” tahun 1841. Namun cita-cita ini mengalami kegagalan, karena Bruno Bauer yang semula menjadi sponsornya dipecat dari jabatan akademisnya. Sebab ia dianggap pelopor dan pemikir yang kritis yang mengembangkan pemikiran yang membahayakan eksistensi agama Kristen.
Kondisi terseut, cukup membingungkan Karl Marx dan akhirnya memutuskan untuk mencari jalan keluar yaitu dengan terjun ke dalam kancah politik. Karl Marx terlihat dalam berbagai kegiatan politik di Paris, dan akhirnya ia terpaksa melarikan diri ke Brussel dan kemudian ke London, dimana ia meninggal, tahun 1883.
Referensi Makalah
Kepustakaan:
Bertand Russel, Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi Sosio-Politik dari zaman Kini Hingga Sekarang, terj. Sigit Jetmiko, Agung Prihantoro, Imam Mutaqim, Imam Baihaqi, Dan Mohammad Shodiq, (Yogyakarta: 2003). O. Hamsem, Marxisme dan Agama, (Bandung: Balai Pustaka, 1984). Doyle Paul Jhonson, Teori sosiologi Klasik dan Modern, terj. Robert M. Z. Lawang, Jakarta: Gramedia,1986). Amin Rais, Cakrawala Islam Antara Cita dan Fakta, (Bandung : Mizan,1996).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar