Skip to main content

Kandungan atau Isi Kitab Maulid Barzanji

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: January 13, 2014

Dapat dipahami bahwa tradisi keagamaan pembacaan Barzanji merupakan salah satu sarana penyebaran Islam di Indonesia. Islam tidak mungkin dapat segera tersebar dan diterima masyarakat luas di Indonesia, jika saja proses penyebarannya tidak melibatkan tradisi-tradisi keagamaan.
Azyumardi Azra sebagaimana dikutip oleh Yunasril Ali mengemukakan bahwa penyebaran agama Islam, yang sejak abad ke- 13 M semakin cepat meluas di Nusantara, adalah terutama atas kegiatan kaum sufi, yang mampu menyajikan Islam dalam kemasan yang atraktif, khususnya dengan menekankan kontinuitas kebudayaan masyarakat dalam konteks Islam.
Pembacaan kitab Barzanji dilaksanakan dalam suasana yang dikondisikan secara khusus, terutama pada hari-hari dan momentum yang dipilih. Misalnya sebagai wirid rutin, dipilihlah malam Senin yang dipercaya sebagai malam hari kelahiran Rasulullah, atau malam Jum'at sebagai hari agung ummat Islam. Demikian pula, pembacaan dilaksanakan secara terus menerus selama bulan Rabi al-Awwal sebagai bulan kelahiran Rasulullah, terutama pada tanggal 1 sampai 12 pada bulan tersebut. Selain itu, kitab maulid dibacakan saat kelahiran bayi, serta segala upacara yang berhubungan dengan siklus kemanusiaan.
Barzanji, merupakan sebuah karya tulis seni sastra yang memuat kehidupan Nabi Muhammad saw. Karya sastra ini dibaca dalam berbagai upacara keagamaan di dunia Islam, termasuk di Indonesia, sebagai bagian yang menonjol dalam kehidupan beragama tradisional. Dengan membacanya dapat ditingkatkan iman dan kecintaan kepada Nabi Muhammad saw dan diperoleh banyak manfaat.
Kandungan/ isi Kitab Barzanji ini memuat riwayat kehidupan Nabi Muhammad saw: silsilah keturunannya serta kehidupannya semasa kanak-kanak, remaja, dan pemuda. hingga ia diangkat menjadi rasul. Barzanjî juga mengisahkan sifat Nabi saw serta perjuangannya dalam menyiarkan Islam dan menggambarkan kepribadiannya yang agung untuk diteladani oleh umat manusia.
Kitab Barzanjî ditulis untuk meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad saw dan agar umat Islam meneladani kepribadiannya, sebagaimana yang disebutkan dalam al-Quran surah al-Ahzab (33) ayat 21: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Di dalam kitab Barzanji dilukiskan riwayat hidup Nabi Muhammad saw dengan bahasa yang indah dalam bentuk puisi serta prosa (nasr) dan kasidah yang sangat menarik perhatian pembaca/pendengarnya, apalagi yang memahami arti dan maksudnya. Secara garis besar paparan Barzanji dapat diringkas sebagai berikut.
Pertama: Silsilah Nabi Muhammad saw adalah: Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qusay bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Fihr bin Malik bin Nadar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan.
Kedua: Kisah masa kanak-kanaknya banyak kelihatan hal luar biasa pada diri Muhammad saw. misalnya malaikat membelah dadanya dan mengeluarkan segala kotoran dari dalamnya.
Ketiga: Kisah masa remajanya, ketika berumur 12 tahun, ia dibawa pamannya berniaga ke Syam (Suriah). Dalam perjalanan pulang. seorang pendeta melihat tanda-tanda kenabian pada dirinya. Pada waktu berumur 25 tahun ia melangsungkan pernikahannya dengan Khadijah binti Khuwailid.
Kelima: Kisah saat berumur 40 tahun ia diangkat menjadi rasul. Sejak saat itu ia menyiarkan agama Islam sampai ia berumur 62 tahun dalam dua periode, yakni Mekah dan Madinah. dan meninggal dunia di Madinah sewaktu berumur 62 tahun setelah dakwahnya dianggap sempurna oleh Allah swt.
Kitab Barzanji telah dikomentari oleh ulama Indonesia dalam bahasa Jawa, Indonesia, dan Arab. Mereka antara lain adalah:
1). Nawani al-Bantani (1813 -1897), Madarij as-Su'ud ila Iktisa' al-Burud (Jalan Naik untuk Dapat Memakai Kain yang Bagus), komentar dalam bahasa Arab dan telah diterbitkan beberapa kali;
2). Abu Ahmad Abdulhamid al-Kandali/Kendal, Sabil al-Munji (Jalan bagi Penyelamat), terjemahan dan komentar dalam bahasa Jawa, diterbitkan oleh Menara Kudus;
3). Ahmad Subki Masyhadi, Nur al-Lail ad-Daji wa Miftah Bab al-Yasar (Cahaya di malam gelap dan kunci pintu kemudahan), terjemahan dan komentar dalam bahasa Jawa, diterbitkan oleh Hasan al-Attas.
4). Asrari Ahmad, Munyat al-Martaji al Tarjamah Maulid al-B arzanjî (Harapan bagi Pengharap dalam Riwayat Hidup Nabi Tulisan Barzanji), terjemahan dan komentar dalam bahasa Jawa, diterbitkan oleh Menara Kudus;
5). Mundzir Nadzii, al-Qaula al-Munji’ala Ma’ani Barzanji (Ucapan yang Menyelamatkan dalam Makna-Makna Barzanji), terjemahan dan komentar bahasa Jawa. diterbitkan oleh Sa'ad bin Nashir bin Nabhan. Surabaya; dan
6) M. Mizan Asrani Muhammad, Badr ad-Daji fi Tarjamah Maulid Barzanji (Purnama Gelap Gulita dalam Sejarah Nabi yang Ditulis Barzanji), terjemahan Indonesia diterbitkan oleh Karya Utama, Surabaya.
Referensi Makalah®
Berbagai Sumber
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar