Skip to main content

Fitrah sebagai Potensi Dasar Manusia

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: October 16, 2013

Banyak sekali makna fitrah yang telah diterangkan dan tidak sedikit pula adanya perbedaan pendapat di kalangan mufassir mengenai makna fitrah sebenarnya, hal demikian bisa kita lihat dalam ayat-ayat al-Quran sebagaimana yang telah penulis kemukakan pada pembahasan sebelumnya.
Dari beberapa uraian mengenai makna fitrah yang telah diungkapkan oleh para pakar, penulis menyimpulkan bahwa pada hakikatnya fitrah manusia bukan hanya terbatas pada peng-Esa-an terhadap Allah (tauhid) semata, akan tetapi fitrah merupakan segenap potensi dasar manusai yang dianugerahkan Allah kepada umat manusia sebagai bekal kekhalifahannya di dunia.
Mengenai perbedaan penafsiran makna fitrah, al-Jurjani berasumsi bahwa pada dasarnya perbedaan itu bukan karena substansi akan tetapi lebih bersifat teknis dan kondisional. Boleh jadi, perbedaan itu dilatarbelakangi oleh paradigma keilmuan dari masing-masing mufassir, model-model interpretasinya, serta kondisi ruang dan waktu yang melingkupinya. Namun yang jelas dan terpenting untuk diperhatikan adalah bahwa fitrah itu harus tetap dibimbing dan diarahkan agar tumbuh dan berkembang menjadi fitrah sebagaimana yang dimaksudkan dalam al-Quran.
Dengan pemahaman demikian, agar fitrah itu bisa berkembang, maka fitrah itu harus berinteraksi dan berdialog dengan lingkungan eksternal. Untuk mampu berdialog dengan baik, fitrah memerlukan lembaga yang lebih kondusif untuk pertumbuhan dan perkembangan fitrah tersebut, oleh karena itu pendidikan merupakan lembaga yang paling strategis untuk mengarahkan fitrah tersebut.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Ali Bin Muhammad al-Sayyad al-Syarif Jurjani, Al-Ta’rifat, ed, Abdul Munim al-Hafani, (Kairo, Darul Rasyad, 1991).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar