Skip to main content

Tahapan-tahapan dalam Meditas

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: June 13, 2013

Walsh (1983) mengungkapkan bahwa meditasi merupakan teknik atau metode latihan yang digunakan untuk melatih perhatian untuk dapat meningkatkan taraf kesadaran, yang selanjutnya dapat membawa proses-proses mental dapat lebih terkontrol secara sadar. Dalam keadaan meditasi, kita sadar sepenuhnya tapi pikiran dalam keadaan diam. Diam dan kemudian dapat mematikan hawa nafsu merupakan jalan untuk menuju heningnya cipta. Heningnya cipta dilakukan dengan meditasi dan semadi, yakni memusatkan seluruh perasaan dan pikiran dalam merenungkan keindahan “wajah” Tuhan dengan penuh kerinduan.
Meditasi dilakukan dengan bentuk-bentuk, warna. Bunyi, simbol-simbol, dan benih pikiran, yang secara bertahap mengarah kepada level alam pikiran tanpa bentuk (form-less levels of mind). Meditasi memiliki tiga tahapan, yaitu:
Pertama adalah konsentrasi yakni pemusatan pikiran pada satu hal. Ilmu konsentrasi mengajarkan, bagaimana kita menggunakan pikiran secara aktif dan benar untuk selalu menyertai dan menyatu dengan tindakan, perbuatan, perkataan, dan hanya tertuju pada yang satu (yang sedang diutamakan).
Dalam bahasa jawa Ngesti (konsentrasi) berarti menyatakan semua kekuatan individu dan mengarahkannya langsung kepada suatu tujuan tunggal, memusatkan kemampuan psikologis dan fisiknya ke arah satu tujuan yang sempit.
Hal ini merupakan penggalian mental yang intens pencarian pengertian yang didukung oleh kehendak yang tak tertahankan dan suatu penggabungan ke dalam satu keseluruhan sederhana dari berbagai kekuatan dalam individu itu. Semua indera, emosi bahkan kalau bisa semua seluruh proses fisik tubuh, semuanya dibawa ke dalam satu kesatuan dan dipusatkan kepada tujuan tunggal.
Kedua, kontemplasi. Ini terjadi jika aliran konsentrasi tidak terganggu dan fokus memilih pusat perhatiannya sendiri. Pada tahap ini pikiran masih terlibat, tapi ia menjadi semakin kurang aktif karena buah pikiran dan gangguan dibiarkan lewat. Ini adalah posisi kekuatan dan ketenangan dan banyak manfaat penyembuhan diperoleh dalam tahap ini. Adapun persiapan untuk kontemplasi menurut Santo Agustinus adalah zikir atau eling renungan (recollection).
Dengan latihan pikiran ditenangkan secara total dan hubungan dengan kesadaran jiwa dibentuk. Tahap ketiga ini dikenal dalam yoga adalah samadhi, keadaan menyatu yang membahagiakan. Ini adalah keadaan meditatif yang sebenarnya. Pada tahap ini seorang meditator atau yogi dapat menyadari jiwanya melalui pikiran dan kecerdasan rohaninya tanpa keraguan apapun karena dia memasrahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan YME.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Herbert Benson, M.D., Z. Klipper, Respon Relaksasi: Teknik Meditasi Sederhana Untuk Mengatasi Tekanan Hidup, terj. Nurhasan, (Bandung: Kaifa, 2000). Johana E. Prawitasari, dkk., Psikoterapi Pendekatan Konvensional dan Kontemporer, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002). Taufiq Pasiak, Revolusi IQ/EQ/SQ: Anrata Neurosains dan Al-Qur’an, (Bandung : Mizan Media Utama (MMU), 2003). Purwadi, Jalan Cinta Syekh Siti Jenar Gerakan Mistik Kultural Menantang Hegemoni Para Wali, (Jogjakarta: Diva Press, 2004). Jack Angelo, Tuntunan Langkah demi langkah untuk Mengalirkan Energi Pemyembuh, terj. Clara Herlina, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2003). Gatot M. Sahid Anwar, Ilmu Trawangan Meraga Sukma Ajian Penakluk Dan Kadigdayaan, (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 1995).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar