Skip to main content

Sejarah Istilah Etnomusikologi

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: June 12, 2013

Etnomusikologi merupakan disiplin ilmu yang baru muncul sesudah perang dunia II, yaitu dari sisa-sisa musikologi komparatif. Namun hal yang baru dari kemunculannya adalah perkembanganya yang dinamis, yang memungkinkannya untuk memegang peranan besar atas pengulangan kelahiran.
Sejarah ilmu Etnomusikologi belum lama, kira-kira seratus tahun yang lalu. Di Jerman etnomukologi muncul pada abad XIX, akan tetapi ilmu ini berasal dari tradisi ilmu pengetahuan Barat atau Eropa. Setelah perkembangan di Barat etnomusikologi kemudian menyebar ke seluruh pelosok dunia, termasuk di dalamnya ke Indonesia.
Etnomusikologi merupakan nama baru yang diberikan oleh Jaap Kunts, yang digunakan dalam bukunya yang berjudul Musicologica a Study of the Nature of Ethnomukologi, its Problem, Methods, and Representative Personalities, dalam edisi-edisi selanjutnya buku itu disebut etnomusikology. Pada edisi yang pertama dia menggunakan tanda baca hubung [Ethno (-) musicology], sedangkan yang kedua tanda baca penghubung itu tidak dipergunakan lagi.
Studi musik secara ilmiah, di tempat mana etnomusikologi menempatkan eksistensinya dan hampir disebut sebagai musik komparatif, dimulai pada tahun 1880-an. Ini dapat ditelusuri melalui karya Guido Adler yang menulis outline tentang studi musik secara ilmiah pada tahun 1885. Di dalam outline itu disebutkan bahwa studi ilmiah musikal dapat dibagi ke dalam dua divisi utama, yaitu studi kesejarahan serta studi tentang sistematikannya. Pada bagian kedua, setelah menguraikan tiga percabangan dasar (yaitu teori, estetika, dan pendadogis), ia memunculkan pilihan keempat yang diberinya label musikologi, yaitu musikologi komparatif, yang tugasnya melakukan studi perbandingan terhadap produk.
Etnomusikologi merupakan bagian dari musikologi. Etnomusikologi terpisah dari musikologi pada abad ke XIX. Pada awalnya ilmu ini tidak disebut etnomusikologi, akan tetapi sebagai Vergleichende Musikwissenschaft atau musik perbandingan.
Makin lama Vergleichende Musikwissenschaft kurang popular dan musikethnologie makin sering digunakan. Pada saat itu abad ke-19 musik perbandingan masih terasa kuat di Eropa, namun pada paruh kedua abad XX, sekitar tahun 1960-an, Musikethnologie berkembang juga di Amerika Serikat dengan nama Ethnomusikology, yaitu nama baru yang diberikan oleh orang Belanda, Jaap Kunst. Ethnomusikology disebut juga anthropology of music di Amerika Serikat dan termasuk dalam bidang antropologi. Dalam hal ini musik dianggap sebagai bagian dari kebudayaan, musik diteliti dalam konteks kebudayaan, ilmu ini dipopulerkan oleh Alan P. Merriam, Bruno Nettle, dan Mantle Hood.
Khususnya di Indonesia Etnomusikologi memiliki nilai yang sama dengan studi musik Barat. Logika Maslow memberikan indikasi dan pengertian, bahwa musik Timur bukanlah obyek penelitian musikologistik semata, tetapi sebuah pengetahuan, betapa pun sempitnya yang bisa dihormati kehadirannya, karena prinsip-prinsip formalnya yang dapat dijabarkan ke dalam struktur logika secara rasional. Sementara Hugo Riemann, misalnya mewakili pandangan klasik tentang etnomusikologi yaitu, katanya adalah etnologi tentang musik bangsa-bangsa di luar bangsa Eropa.
Bentuk musik yang ditawarkan oleh musikolog Indonesia dalam disiplin etnomusikologi tentunya terdapat kesamaan dengan musikolog Barat yang melakukan penelitian musik dilapangan dengan latar belakang budaya yang terdapat di masyarakat tersebut. Indonesia dalam hal tersebut merupakan obyek wisata penelitian bagi musikolog bangsa Eropa atau Barat.
Di abad ke-20, terjadi pertemuan antara dua tradisi, yaitu tradisi budaya Indonesia dengan subkulturnya dan budaya Eropa, dari itu muncullah yang namanya nusik kontemporer. Pertemuan tersebut telah merangsang masyarakat Indonesia untuk menggunakan musik sebagai bahasa ekspresi yang personal. Sekaligus merupakan cermin dari pandangan hidup komunitas, dan sebagai pandangan hidup seorang individu dengan segala uniknya.
Sumbangan etnomusikologi di belahan bumi Indonesia, yakni Etnomusikologi dapat menerangkan dari kerajaan kalingga lah musikolog dapat berbicara tentang budaya tradisional dan seni-seni pertunjukan di Indonesia Barat Daya. Keterangan diatas menyebutkan bahwa lahirnya kerajaan Kalingga di Jawa Tengah pada abad ke-5 M, yang memerlukan antara lain, sejumlah pusaka kerajaan dibidang musik, yang di dalamnya mungkin terdapat kendang India: mridamga dan gong besar telah memaksa kerajaan Hindu di Jawa yang pertama guna mengetrapkan watak sinkretik agama Hindu untuk mentransmutasi instrument musik Asitik, sheng atau intrumen tiup bamboo menjadi instrument Jawa, gender.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Arius Swamin Taryanto dan Laz Wiwiek W, Etnomusikologi, Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Adi Cipta Pustaka, Jakarta, 1990). Franki Raden, Dinamika Pertemuan Dua Tradisi, di abad ke 20, Kalam “Jurnal Kebudayaan,” (September, 1994). F.X. Suhardjo Parto, Musik Seni Barat dan Sumber Daya Manusia, Puataka Pelajar, Yogyakarta, 1996).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar