Skip to main content

Mengenal Gelombang Otak dan Mekanisme Gelombang Otak

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: June 09, 2013

Kemajuan teknologi dalam bidang elektromedik sudah memungkinkan untuk mengadakan penelitian tentang gelombang listrik otak. Gelombang otak dibedakan menurut frekuensi menjadi 4 macam yaitu: gelombang delta (0,5 Hz s/d 3,5 Hz), gelombang theta (3,5 Hz s/d 8 Hz), gelombang alpha (8 Hz s/d 13 Hz), dan gelombang beta (13 Hz s/d 30 Hz). Rekaman gelombang listrik otak dikenal dengan nama electroencephalogram.
Gelombang alpha mendapatkan perhatian khusus dalam penelitian-penelitian mengenai gelombang otak manusia. Gelombang alpha dihubungkan dengan keadaan alpha, suatu keadaan dimana seseorang merasa relaks dan tenang. Keadaan alpha diperlukan untuk mengakses otak bawah sadar dan pikiran bawah sadar mulai terbuka. Pada keadaan alpha ini seseorang masih sadar, sehingga dia dengan sadar bisa menggunakan kekuatan dari pikiran bawah sadar. Bila seseorang mempunyai kadar tinggi dari gelombang alpha yang hebat, suatu bahan kimia dikeluarkan oleh otak yang disebut beta-endorfin. Ditegaskan adanya pengeluaran peptida ini mempengaruhi semua sel dalam tubuh, yang meningkatkan kemampuan tubuh untuk pulih kembali dari kelelahan dan memerangi infeksi.
Alvan Goldstein telah menemukan semacam zat morfin alamiah yang ada pada diri manusia, yaitu dalam otak manusia yang disebut endogegonius morphin atau yang sering disingkat dengan endorphin/ endorfin. Dijelaskan Subandi, bahwa kelenjar endorfina dan enkafalina yang dihasilkan oleh kelenjar pituitrin di otak ternyata mempunyai efek yang mirip dengan opiat (candu), sehingga di sebut opiat endogen.
Menurut Kastama, dkk zat yang mirip dengan morfin yang dihasilkan oleh tubuh dengan rumus kimia C17H19NO3 disebut endofina dan encephalina yaitu yang dihasilkan oleh kelenjar hipofese di otak. Berdasarkan keterangan beberapa ahli ini dapat disimpulkan bahwa dalam diri manusia telah memepunyai zat semacam morfin yang memiliki fungsi kenikmatan (pleasure principle).
Haryanto mengatakan, apabila seseorang memasukkan atau kemasukan Zat morfin ke dalam tubuh, misalnya mereka yang menyalahgunakan narkotika; berarti dia dengan sengaja memasukkan morfin ke dalam tubuhnya, maka akan terjadi penghentian produksi endorfin. Apabila dilakukan penghentian morfin dari luar secara mendadak, misalnya ia berhenti dari menyalahgunakan narkotika, ternyata tubuh tidak dapat dengan segera memproduksi endorfin tersebut. Untuk memproduksi endorfin tersebut dapat dibantu dengan kegiatan semacam meditasi.
Pada saat kita dalam keadaan sadar normal (terjaga) otak kita memancarkan gelombang betha, suatu ritme yang cepat dan tidak beraturan, yang umumnya memberikan indikasi bahwa jiwa dalam keadaan kacau atau tidak tentram, inilah juga yang terjadi ketika kita mengawali kegiatan meditasi. Apabila keadaan berlanjut maka gelombang otak akan menjadi semakin halus dan berubah menjadi gelombang theta, sementara kesadaran berada pada posisi suprakesadaran tingkat rendah (low level superconcious) atau theta state. Dalam keadaan ini gelombang otak melemah dan meditator dalam keadaan hampir tertidur, mimpi dan terhipnotis berat.
Dalam gelombang tersebut, juga bekerja mekanisme persepsi di luar indra ESP atau extra sensory perception. ESP adalah istilah umum yang digunakan untuk kemampuan untuk memperoleh informasi tentang pelbagai peristiwa yang berada di luar jangkauan panca indra yang normal. Setelah mencapai tingkat ini maka energi theta meningkat dan daya psikis yang luar biasa terhimpun di dalam jiwa meditator. Para bijaksana dan ilmuan mengatakan bahwa jiwa meditator berada di dalam suatu dinding kesadaran yang tidak terbatas sehingga ia dipenuhi atau dibanjiri oleh ide-ide kreatif dan kebahagiaan terdalam.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Rita L. Atkinson, dkk, Pengantar Psikologi, terj. Dr. Widjaja Kusuma, (Batan Centre: Interaksara, t.th). Sentot Haryanto, Psikologi Shalat Kajian Aspek-aspek Psikologis Ibadah Shalat, (Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2002). Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, Quantum Business: Membiasakan Berbisnis Secara Etis Dan Sehat, terj. Basyrah Nasution, (Bandung: Mizan, 2002). Ruslani, Tabir Mistik Alam Gaib dan Perdukunan dalam Terang Sains dan Agama, (Yogyakarta: Tinta, 2003).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar