Skip to main content

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Inteligensi

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: June 16, 2013

Perkembangan struktur dan fungsi otak melalui tiga tahapan, mulai dari otak primitif (action brain), otak limbik (feeling brain) dan akhirnya ke neocortex (thought brain). Meski saling berkaitan, ketiganya memiliki fungsi masing-masing. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan inteligensi adalah sebagai berikut:
Pertama: Faktor Herediter atau Genotip
Faktor genetik merupakan potensi dasar dalam perkembanan inteligensi. Gen, sering disebut juga sebagai faktor bawaan dari keturunan dan membawa kadar gen yang berbeda-beda pada setiap orang. Implementasi dari gen pembawa inteligensi ini terwujud pada pembentukan struktur otak. Pengaruh gen dalam pembentukan struktur adalah 50%, sedangkan 50% dibentuk oleh kondisi di luar gen atau disebut lingkungan. Gen mempunyai pengaruh pada kewaspadaan dan kemampuan sensori, sedangkan lingkungan berpengaruh terhadap respons kognitif.
Kedua: Faktor Lingkungan
Lingkungan yang kaya akan stimulus (enriched environment) dan tantangan, dengan kadar yang seimbang dan ditunjang dengan faktor dukungan dan pemberdayaan, akan menguatkan otot mental dan inteligensi, karena sangat membantu pertumbuhan koneksi sel otak. Begitu pula dengan pilihan gaya hidup, kondisi perlakuan dan pengalaman hidup akan sangat berpengaruh terhadap level perkembangan kognitif.
Ketiga: Asupan Nutrisi pada Zat Makanan
Hubungan linear antara nutrisi yang dapat diserap tubuh dan pembentukan organ sudah terkode secara otomatis pada setiap orang. Semakin tinggi asupan suplai makanan (gizi) semakin sempurna pembentukan organ tubuh. Sebaliknya, jika asupan gizi rendah, maka pembentukan struktur tubuh menjadi tidak kompak.
Jika kondisi ini dikaitkan dengan organ inteligensi (otak), akan mengakibatkan menurunnya tingkat kapasitas memori dan koneksi sel saraf yang terbentuk tidak kuat. Maka, penyerapan informasi pendukung inteligensi terganggu, dan jumlah informasi yang dapat diserap dalam durasi waktu tertentu lebih kecil.
Keempat: Faktor Kejiwaan
Kondisi emosional bernilai penting dalam menumbuhkan kreativitas yang dikendalikan oleh kemauan diri. Kreativitas ini sebagian besar muncul bukan dari pembentukan, melainkan berdasarkan perilaku alamiah.
Kejiwaan memiliki nilai tersendiri secara fisiologis. Kondisi emosional berpengaruh secara struktural dalam fungsi-fungsi organ kelenjar yang dipengaruhi oleh otak. Misalnya, terpacunya pengeluaran adrenalin dipengaruhi oleh kondisi emosional.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Inteligensi Emosi dan Spiritual ESQ: Emotional Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (Jakarta: Arga Wijaya Persada, 2001). Taufik Pasiak, Manajemen Inteligensi: Memberdayakan IQ, EQ dan SQ untuk Kesuksesan Hidup, (Bandung: Mizan, 2006). Sutan Surya, Melejitkan Multiple Intelligence Anak Sejak Dini, (Yogyakarta: ANDI, 2007). Sintha Ratnawati (ed.), Mencetak Anak Cerdas dan Kreatif, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2001).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar