Skip to main content

Faktor dan Unsur yang Mempengaruhi Locus of Control

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: June 05, 2013

Rotter mengemukakan bahwa faktor yang mengarahkan perilaku seseorang adalah hasil atau disebut sebagai faktor penguat (reinforcement) Dari faktor penguat ini ia membedakan dua macam locus of control, yaitu locus of control internal dan pusat kendali eksternal.
Pada dasarnya ada dua tipe locus of control, yaitu internal dan eksternal. Tapi dalam kenyataannya tidak ada seorangpun yang mempunyai tipe locus of control internal dan eksternal secara murni. Jadi Locus of Control dapat dikatakan sebuah kontinum, sehingga setiap orang memiliki keduanya pada sisi yang berlainan ini berarti semakin dominan locus of control internal seseorang akan semakin lemah locus of control eksternalnya, demikian pula sebaliknya.
Weiner (1974) mengajukan empat unsur yang dapat menentukan keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam mencapai prestasi. Unsur tersebut adalah: Kemampuan, usaha, kesulitan tugas, dan nasib.
Ada empat unsur penyebab kegagalan dan keberhasilan yang digolong-golongkan ke dalam dua dimensi kausal yaitu locus of control internal dan eksternal. Kemampuan dan usaha termasuk dimensi locus of control internal sedangkan kesulitan tugas dan nasib termasuk locus of control eksternal.
Kemampuan merupakan unsur internal yang stabil, usaha merupakan unsur internal yang tidak stabil atau dapat bervariasi, sedangkan kesulitan tugas merupakan unsur eksternal yang tergolong stabil dan nasib termasuk unsur eksternal yang tidak stabil.
Locus of control internal
Seleven dan Even menyatakan bahwa Sifat orang yang mempunyai locus of control internal yaitu mandiri, tekun, kuat dan mudah percaya pada orang lain serta punya daya tahan yang kuat terhadap pengaruh sosial. Hiroto menambahkan Mereka yakin bahwa dirinya mampu menghadapi masalah, Kurang merasa tertekan dan berhasil dalam tugasnya sehingga kecil kemungkinan mengalami frustasi
Locus of control eksternal
Orang dengan locus of control eksternal punya sifat mudah cemas, depresi, dan sifat lain sejenisnya, besar kemungkinannya mengalami frustasi karena mudah tertekan dan kurang berhasil. Mereka yang bertipe eksternal ini merasa tidak memiliki kemampuan sehingga merasa tak berdaya.
Individu yang mempunyai locus of control eksternal menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi, baik maupun buruk, disebabkan oleh factor-faktor diluar dirinya, seperti kesempatan, keberuntungan, nasib, dan orang-orang lain yang berkuasa serta kondisi-kondisi yang tidak mereka kuasai. Individu yang eksternal cenderung untuk mengambil informasi baik yang berguna, dan menyukai resiko besar maupun kecil dengan mengharapkan kepastian dan kesempatan.
Didasarkan pada tinjauan teoritis, locus of control merupakan unsur kepribadian. Unsur tersebut tumbuh dan berkembang dari latar belakang kehidupan seseorang. Lingkungan keluarga ikut mempengaruhi dan membentuk pengalamannya. Latar belakang yang mantap mempengaruhi suasana psikologis yang sangat penting dalam perkembangan kepribadian. Perkembangan kepribadian yang mantap pula menjadi dasar dari terbentuknya penyesuaian diri yang mantap pula. Orang yang memiliki konsep diri tinggi, mengalami situasi perkembangan psikologis lebih ajeg. Situasi lingkungan yang mendukung rasa aman, memberi kepuasan dan mendorong motivasi untuk mencapai suatu prestasi, hal ini juga merupakan ciri orang yang mempunyai locus of control internal.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Weiner. B, Theories Of Motivation, From Mecanisme To Cognition, (Chicago, Makham Pubi, Company, 1972). Sri Rahayu Partosuwido, Penyesuaian Diri Mahasiswa dalam, Kaitannya dengan Konsep Diri, Pusat Kendali dan Status Perguruan Tinggi, (UGM: Jurnal Psikologi). Charles, M dan Shelton, S.J, Moralitas Kaum Muda, (Kanisius, Yogyakarta,1990).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar