Skip to main content

Bentuk Perilaku Filantropi

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: May 24, 2013

Perilaku filantropi adalah perilaku baik. Perilaku filantropi memiliki berbagai macam bentuk. Bentuk perilaku filantropi, diantaranya:
Pertama: Pemurah
Pemurah artinya suka memberi atau suka membantu orang atau memberi pertolongan, bantuan kepada orang lain. Bantuan atau pertolongan itu dapat berupa harta benta, tenaga, atau pikiran. Allah menentukan nasib orang berbeda beda. Ada orang yang hidupnya berkecukupan, ada yang kekurangan. Adakalanya orang bernasib mujur atau beruntung, adakalanya bernasib malang.
Sifat pemurah seseorang tampak terlihat dalam sikapnya sehari-hari. Ia tidak segan-segan memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan baik diminta ataupun tidak. Orang yang memiliki sifat pemurah tidak ragu-ragu mengeluarkan sebagian hartanya untuk membantu orang lain. Jika ada orang datang meminta bantuan, ia dengan ikhlas memberikan bantuan.
Kedua: Sedekah dan Infaq
Infaq adalah mengeluarkan sebagian harta benda yang dimiliki untuk kepentingan yang mengandung kemaslahatan. Dalam infaq tidak ada nishab, oleh karena itu, infaq boleh dikeluarkan oleh orang yang berpenghasilan tinggi atau rendah, disaat lapang maupun sempit. Infaq merupakan ibadah sosial yang sangat utama. Kata infaq mengandung pengertian bahwa menafkahkan harta di jalan Allah tidak akan mengurangi harta, tetapi justru akan semakin menambah harta.
Suatu kenikmatan utama dari Allah adalah rezeki yang lapang dan harta yang melimpah, sedang harta yang terbaik ialah harta yang menjaga dari kehinaan meminta dan untuk menjaga kehormatan. Orang yang mengerti hak dirinya dan menghendaki kebahagiaan maka ia bersikap dan berperilaku memenuhi kehormatan, tidak butuh meminta kepada orang lain dan harta dijadikan sebagai kekuatan di tengah kehidupan manusia.
Sedekah adalah pemberian sesuatu yang bersifat kebaikan berupa barang maupun jasa dari seseorang kepada orang lain tanpa mengaharap suatu imbalan apapun selain ridho Allah. Sedekah menunjukkan pengertian tentang kebenaran keimanan seseorang.
Ketiga: Menolong Tanpa Pamrih
Perilaku menolong tanpa pamrih merupakan pemberian pertolongan pada orang lain tanpa mengaharap adanya keuntungan pada diri orang yang menolong. Altruistic behavior would consist of committing an action which would help the person in need (perilaku menolong orang lain tanpa pamrih adalah melakukan suatu tindakan untuk membantu orang lain yang sedang membutuhkan) Secara teoritis kondisi yang demikian sulit didapatkan, terutama pada jaman sekarang. Seandainya ada, frekuensinya akan sangat kecil.
Perkara ikhlas dalam Islam adalah begitu agung, sehingga seorang muslim akan diterima peribadahannya bila salah satunya dilakukan dengan ikhlas.
Keikhlasan merupakan salah satu tolak ukur diterima atau ditolaknya ibadah seseorang. ayat di atas memerintahkan kita beribadah kepada Allah Yang M aha Esa. Anjuran Islam tentang menolong juga harus disertai dengan keikhlasan. Apabila pertolongan tidak dibarengi dengan keikhlasan, maka akan sia-sia saja apa yang telah dikejakan.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Stephen Worchel, Understanding Social Psychology, (United States of America: The Dorsey, 1976). Kathu Suhardi, Niat dan Ikhlas, (Jakarta Timur: Pustaka al-Kautsar, 2007 ). M. Syafi’ie el-Bantanie, Zakat, Infaq, dan Sedekah, (Bandung: salamadani, 2009). M. Thobroni, Mukjizat Sedekah, (Yogyakarta: Pustaka Marwa, 2008). Achmad Sunarto, Menuju Akhlak Nabi,Terj. (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2006). M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: RajaGrapindo Persada, 2006). Faturochman, Pengantar Psikologi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka, 2006).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar