Skip to main content

Kekurangan dan Kelebihan Takwil

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: April 19, 2013

Takwil sebagai memalingkan lafadz dari ihtimal (predikat penderita) yang kuat kepada ihtimal yang dikuatkan bagi dalil yang berkaitan dengannya, sekaligus merupakan sisi lain dari majaz dan memiliki keterkaitan dengan hermeneutika, juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut kelebihan dan kekurangan takwil:
Kelebihan takwil
Pertama, mempunyai ruang lingkup yang luas. Karena ta'wil yang masuk pada tafsir bi al-Ra’yi, sehingga dia dapat dikembangkan dalam berbagai corak sesuai dengan keahlian masing-masing penafsir. Ahli bahasa, mendapat peluang yang luas untuk menafsirka al-Quran dari segi kebahasaan, seperti tafsir al-Nasafi karangan Abu al-Su’ud, ahli qiraat seperti Abu Hayyan, menjadikan qiraat sebagai titik tolak penafsirannya. Dan dapat menampung berbagai ide dan gagasan dalam upaya menafsirka al-Quran.
Kedua, memuat berbagai ide. Penafsir relatif mempunyai kebebasan dalam memajukan ide-ide dan gagasan gagasan baru dalam penafsiran al-Quran.
Adapun Kekurangan takwil, yaitu
Pertama, menjadikan petunjuk al-Quran menjadi parsial, yaitu al-Quran terasa seakan-akan memberikan pedoman yang tidak utuhdan tidak konsisten karena penafsiran yang diberikan pada ayat-ayat lain yang sama dengan lainnya. Yang biasanya dikarenakan oleh si penafsir itu sendiri yang urang memperhatikan ayat-ayat yang mirip atau sama karena memang tidak diharuskan memperhatikan pada ayat-ayat yang lain.
Kedua, melahirkan penafsiran subyektif. Dari pemberian peluang yang luas pada mufassir untuk mengemukakan ide-ide atau pemikiranya. Sehingga terkadang mufas sir tidak sadar bahwa dia telah menafsirkan secara subyektif dan juga menafsirkan sesuai dengan hawa nafsunya tanpa mengindahkan norma-norma yang berlaku.
Ketiga, dimungkinkan masuk pemikiran israiliyat. Hal ini dikarenakan tidak membatasi mufassir dalam mengemukakan ide-idenya, sehingga berbagai pemikiran dapat masuk kedalaman, seperti pemikiran israiliyat.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Quran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2000).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar