Skip to main content

Islamisasi Ilmu menurut Naquib al-Attas

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: April 20, 2013

Gagasan Islamisasi Ilmu menurut Naquib al-Attas merupakan bagian dari revolusi epistemologis. Karena menurut al-Attas sejarah epistemologis Islamisasi Ilmu adalah berkaitan dengan pembebasan akal manusia dari keraguan, prasangka, dan argumentasi kosong menuju pencampaian keyakinan dan kebenaran mengenai realitas-realitas spiritual, penalaran dan material.
Pertama kali, gagasan ini di sampaikan oleh al-Attas dalam konferensi Pendidikan Muslim di Makkah tahun 1977 Dalam bentuk makalah yang bertema Islamisasi Ilmu Pengetahuan masa kini. Islamisasi Ilmu. Merupakan Pembebasan manusia atau individu dari takhayul dan kekangan sekularisme agar manusia kembali ke fitrah insaniyahnya.
Ada beberapa realitas yang menjadi dasar gagasan ini diantaranya adalah bergesernya peradaban Islam ke Barat dan didominasi serta hegemoni pengetahuan yang dilandasi kebudayaan dan peradaban Barat yang tersebar seluruh kehidupan umat manusia di dunia termasuk umat Islam. al-Attas menjelaskan bahwa Ilmu pengetahuan itu tidak ada yang bersifat netral atau bebas nilai. Sehingga Ilmu pengetahuan yang tersebar di seluruh belahan dunia tidak bisa lepas dari corak dan budaya Barat. Atau dengan kata lain telah terjadi deislamisasi.
Bagi al-Attas, peradaban barat telah kehilangan hakekat sehingga mengacaukan hidup manusia, kehilangan kedamaian dan keadilan. Karena pengetahuan mereka didasarkan pada skeptimisme lalu diilmiahkan dengan metodologi.
Secara ringkas, gagasan Islamisasi merupakan upaya dekonstruksi terhadap ilmu pengetahuan Barat untuk kemudian di dekonstruksi ke dalam sistem pengetahuan Islam. Atau upaya desekularisasi ilmu yang dilandasi dengan epistemologi Islam. Desekularisasi berarti kita perlu membersihkan unsur-unsur yang menyimpang sehingga ilmu pengetahuan yang ada benar-benar Islamic.
Al-Attas menjelaskan dalam Islamisasi pengetahuan harus dimulai dari Islamisasi bahasa. Atau Islamisasi harus di awali dari mengislamkan simbol-simbol linguistik mengenai realitas dan kebenaran. Dari bahasa inilah menurutnya yang dapat mempengaruhi akal dan cara berfikir seseorang. Berangkat dari akal dan cara berfikir atau cara pandang inilah landasan untuk memulai Islamisasi.
Konsep Islamisasi ini menurut al-Attas harus dibangun dan di bina diatas satu kerangka filsafat, metafisika dan epistemologi menurut pandangan Islam. Untuk menopang hal ini maka harus didukung pemahaman terhadap tradisi keilmuan Islam seperti tasawuf, kalam, teologi dll. Pemahamannya yang cukup kuat terhadap tradisi melayu dan Indonesia dan dipraktekkan langsung dalam universitasnya (ISTAC) semakin menegaskan bahwa konsep Islamisasi Pengetahuan al-Attas adalah sebuah konsep yang operasional, dimana konsep Islamisasi beliau sampai hari ini cukup memberikan warna dalam corak pemikiran Umat Islam.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim; Pengantar Pendidikan Islam dan Dakwah, (Yogjakarta; Sipress), 1993). Harun Nasution, Islam Rasional, (Bandung; Mizan), 1996). Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 1996).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar