Skip to main content

Istilah Astronomi dalam Pembahasan Waktu Shalat

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: March 29, 2013

Beberapa istilah astronomi yang ada dalam pembahasan waktu shalat menurut ilmu falak, yaitu:
Deklinasi (al-Mail al-Syams)
Deklinasi (al-mail al-syams) adalah ukuran jarak sudut benda langit dari equator, yaitu jarak sudut yang diukur pada lingkaran vertikal (lingkaran tegak lurus pada equator melalui objek dan kutub langit) ke arah benda langit. Satuan ukuran adalah derajat, menit dan detik. Sesuai perjanjian, ukuran ini dapat bernilai positif jika objek terletak di antara kutub utara dan equator langit. Sebaliknya bertanda negatif apabila objek terletak di antara kutub selatan dan equator.
Equation of Time (e)
Equation of time juga sering disebut dengan perata waktu atau ta’dil al-waqt, yaitu selisih antara waktu kulminasi matahari hakiki dengan waktu matahari rata-rata. Waktu matahari hakiki adalah waktu yang didasarkan pada peredaran matahari sebenarnya yaitu pada waktu matahari mencapai titik kulminasi atas ditetapkan pada pukul 12.00, sedangkan waktu matahari rata-rata/pertengahan adalah waktu yang didasarkan pada peredaran artinya tidak pernah terlalu cepat dan tidak pernah terlalu lamban. Data ini biasanya dinyatakan dengan huruf “e” kecil dan diperlukan dalam menghisab awal waktu shalat.
Ikhtiyat
Ikhtiyat yang diartikan dengan pengaman, yaitu suatu langkah pengaman dalam perhitungan awal waktu shalat dengan cara menambah atau mengurangi sebesar 1 sampai dengan 2 menit waktu dari hasi l perhitungan yang sebenarnya.
Kerendahan Ufuk (Ikhtilaf al-Ufuq)
Ufuk atau juga disebut bidang horizon dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu ufuk hakiki, ufuk hissi, dan ufuk mar’i. Pertama ufuk haqiqi atau horizon sejati adalah bidang datar yang melaui titik pusat bumi dan membelah bola langit menjadi dua bagian sama besar, setengah di atas ufuk dan setengah di bawah ufuk, sehingga jarak ufuk sampai titik zenith adalah 90 derajat, juga jarak ufuk sampai titik nadhir 90 derajat pula. Akan tetapi ufuk ini tidak dapat dilihat. Kedua ufuk hissi atau horizon semu adalah bidang datar yang sejajar dengan ufuk haqiqi melalui mata si peninjau. Jarak ufuk haqiqi dengan ufuk hissi adalah setengah garis bumi ditambah ketinggian mata peninjau di atas permukaan bumi. Ufuk ini juga tidak dapat dilihat. Ketiga ufuk mar’i atau horizon pandang adalah bidang datar yang terlihat oleh mata kita dimana seakan-akan langit dan bumi bertemu, sehingga biasa disebut dengan kaki langit atau horizon.
Kerendahan ufuk juga bisa diartikan sebagai perbedaan kedudukan antara kaki langit (horizon) sebenarnya (ufuq hakiki) dengan kaki langit yang terlihat (ufuq mar’i) seorang pengamat. Perbedaan ini dinyatakan oleh besar sudut. Dalam bahasa arab disebut Ikhtilaf al-Ufuq.
Refraksi (Daqaiq al-Ikhtilaf atau al-Inkisar al-Jawiy)
Refraksi (refraction) atau Daqaiq al-Ikhtilaf, yaitu perbedaan antara tinggi suatu benda langit yang dilihat dengan tinggi sebenarnya diakibatkan adanya pembiasan sinar. Pembiasan ini terjadi karena sinar yang dipancarkan benda tersebut datang ke mata melalui lapisan atmosfer yang berbeda-beda tingkat kerenggangan udaranya, sehingga posisi setiap benda langit itu terlihat lebih tinggi dari posisi sebenarnya
Semi Diameter (Nisfu al-Qutr)
Semi diameter juga disebut jari-jari (Nisfu al-Qutr) atau radius yaitu jarak titik pusat matahari dengan piringan lainnya. Data ini perlu diketahui untuk menghitung secara tepat saat matahari terbenam, terbit dan sebagainya.
Sudut Waktu Matahari (Fadhlu al-Dair al-Syams atau Zawiyah Shuwaiyyah al-Syams)
Sudut waktu matahari, adalah busur sepanjang lingkaran harian matahari dihitung dari titik kulminasi atas sampai matahari berada. Atau sudut pada kutub langit selatan atau utara yang diapit oleh garis meridian dan lingkaran deklinasi yang melewati matahari.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Abdurrahman al-Jaziry, Kitabul Fiqh alaa Madzhabil Arba’ah, (Bairut: Daar al-Fikr, t.th). Iratus Radi man, et al, Ensiklopedi Singkat Astronomi dan Ilmu yang Bertautan, (Bandung: ITB Bandung, 1980). Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar