Skip to main content

Tipe-tipe Gerhana Bulan

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 14, 2013

Secara garis besar, ada tiga tipe gerhana Bulan yaitu:
Tipe T atau Gerhana Bulan Total
Gerhana Bulan Total (GBT) adalah gerhana yang terjadi bila seluruh Bulan memasuki kawasan umbra Bumi seperti gerhana yang berlangsung pada tanggal 16 Juni 2011. Gerhana Bulan total hanya akan terjadi jika pusat bayangan Bumi terletak 5, 2 derajat dari titik simpul. Lama GBT bergantung kedekatannnya terhadap kawasan sumbu umbra Bumi yang dilalui Bulan, makin dekat dengan sumbu umbra, makin panjang jalur yang dilalui Bulan.
Dalam katalog gerhana Bulan selama lima millenium Fred Espenak seorang ilmuwan NASA, dapat dilihat bahwa dalam tempo 3000 tahun dari tahun 0-3000 hanya terdapat lima gerhana total terlama yaitu GBT 28 Juni 177 (seri saros 71, lama GBT 1 jam 47 menit 07 detik), 31 Mei 318 (seri saros 74, lama GBT 1 jam 47 menit 14 detik), 3 Mei 459 (seri saros 77, lama GBT 1 jam 47 menit 7 detik), 13 Agustus 1859 (seri saros 126, lama GBT 1 jam 47 menit 4 detik) dan 16 Juli 2000 (seri saros 129, lama GBT 1jam 47 menit 1 detik).
Andre Danjon melakukan klasifikasi gerhana Bulan total berdasarkan penampakan dan kecemerlangan gerhana. Dalam skala Danjon ini, gerhana Bulan dibagi menjadi 5 tingkatan (yang disimbolkan dengan huruf L).
Gerhana Bulan total diberi skala L = 0 jika saat fase gerhana totalnya, Bulan terlihat sangat gelap, hampir-hampir tidak terlihat terutama saat puncak gerhana. Gerhana Bulan total diberi skala L = 1 jika saat fase gerhana totalnya, Bulan terlihat gelap, keabu-abuan, atau berwarna coklat kotor. Detail permukaan Bulan hampir-hampir tidak terlihat. Gerhana Bulan total diberi skala L = 2 jika saat fase gerhana totalnya, Bulan berwarna merah tua atau merah seperti karat besi. Bagian pinggiran umbra terlihat relatif lebih terang. Gerhana Bulan total diberi skala L = 3 jika saat fase gerhana totalnya, Bulan berwarna merah bata. Bagian pinggiran umbra terlihat berwarna terang kekuning-kuningan.
Gerhana Bulan total diberi skala L = 4 jika saat fase gerhana totalnya, Bulan berwarna jingga terang atau seperti warna tembaga. Umbra Bumi terlihat sangat terang.
Tipe P atau Gerhana Bulan Parsial
Gerhana Bulan Parsial atau gerhana Bulan sebagian (GMS) terjadi ketika hanya sebagian Bulan yang masuk dalam kerucut umbra Bumi. Tipe gerhana ini termasuk dalam tipe gerhana yang bisa dilihat secara kasat mata. Hal ini disebabkan sebagian dari massa Bulan sudah memasuki kawasan umbra Bumi. Gerhana tipe ini terjadi seperti pada gerhana 31 Desember 2009.
GM S terlama pada abad ke-21 diprediksi akan terjadi pada tanggal 19 November 2021 dengan durasi 3 jam 28 menit 23 detik. Sedangkan GMS terpendek diprediksi akan terjadi pada 13 Februari 2082 dengan durasi 25 menit 3 detik.
Tipe Pen atau Gerhana Bulan Penumbra
Gerhana Bulan Penumbra terjadi ketika Bulan masuk ke dalam kerucut penumbra dan tidak ada bagian Bulan yang masuk ke dalam kerucut umbra Bumi. Bulan hanya melintasi penumbra sehingga secara astronomis Bulan akan mengalami gerhana penumbra seperti gerhana yang terjadi pada tanggal 6 September 1998. Perubahan cahayanya hanya beberapa persen dan sulit untuk diamati dengan mata telanjang. Perubahan cahaya Bulan purnama yang diakibatkan oleh gerhana ini sulit untuk dikenali secara kasat mata.
Biasanya gerhana tipe ini tidak terlalu menarik perhatian para pengamat. Kondisinya hampir tidak ada perubahan yang sangat signifikan terhadap kondisi Bulan saat purnama. Keadaannya persis seperti Bulan purnama saat tidak terjadi gerhana/ purnama biasa.
Dari tiga tipe gerhana diatas, berdasarkan pada katalog gerhana Fred Espenak (ilmuwan NASA), dari tahun -1999 sampai tahun 3000 M, bumi akan mengalami 12.064 gerhana Bulan. Gerhana penumbra sebanyak 4.378 kali, gerhana partial 4.207 kali dan gerhana total 3.479 kali.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Buana Pustaka). Syaiful Mujab, Studi Analisis Pemikiran Hisab KH. Moh. Zubair Abdul Karim dalam Kitab Ittifaq Dzatil Bain, (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo, 2007). James Evans, The History and Practice of Ancient Astronomy, (New York: Oxford University Press, 1998).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar