Skip to main content

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 10, 2013

Model Pembelajaran menarik bagi peserta didik dewasa ini, dikenal dengan nama PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan). Disebut demikian, karena pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan siswa, mengembangkan kreatifitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan.
Pengertian PAKEM, secara bahasa dan istilah dapat dijelaskan secara singkat. Adapun yang dimaksud aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan adalah sebagai berikut:
Aktif
Dalam arti bahasa aktif adalah giat (bekerja, berusaha). Istilah aktif, maksudnya pembelajaran adalah sebuah proses aktif membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan maupun pengalaman oleh peserta didik sendiri.
Dalam proses belajar peserta didik tidak semestinya diperlakukan seperti bejana kosong yang pasif yang hanya menerima kucuran ceramah sang guru tentang ilmu pengetahuan atau informasi, karena itu dalam proses pembelajaran guru dituntut mampu menciptakan suasana yang memungkinkan peserta didik secara aktif menemukan, memproses dan mengkonstruksi ilmu pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan baru.
Ketika belajar secra pasif, peserta didik mengalami proses tanpa rasa ingin tahu, tanpa pertanyaan, dan tanpa daya tarik pada hasil. Ketika belajar secara aktif, pelajar mencari sesuatu. Dia ingin menjawab pertanyaan, memerlukan informasi untuk menyelesaikan masalah, atau menyelidiki cara untuk melakukan pekerjaan. Pendidik hendaknya menyadari bahwa peserta didik memiliki berbagai cara belajar yang berbeda-beda.
Kreatif
Dalam arti bahasa kreatif adalah memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan, bersifat (mengandung) daya cipta pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi.
Menurut istilah kreatif memiliki makna bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses mengembangkan kreatifitas peserta didik, karena pada dasarnya setiap individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti. Dengan demikian, guru dituntut mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam sehingga seluruh potensi dan daya imajinasi peserta didik dapat berkembang secara maksimal. Diantaranya adalah keterampilan membelajarkan atau keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.
Pada dasarnya, semua siswa miliki potensi kreatif yang harus dikembangkan agar mereka mampu hidup penuh gairah dan produktif dalam melakukan tugas-tugasnya. Menurut Parnes dalam bukunya Nursisto mengungkapkan bahwa kemampuan kreatif dapat dibangkitkan melalui masalah yang mengacu pada lima macam perilaku kreatif, yaitu:
  1. Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide-ide yang serupa untuk memecahkan suatu masalah;
  2. Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam ide guna memecahkan suatu masalah di luar kategori yang biasa;
  3. Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang unik luar biasa;
  4. Elaboration (keterampilan), yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan.
  5. Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap.
Efektif
Dalam arti bahasa efektif adalah ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), dapat membawa hasil, berhasil guna (tentang usaha, tindakan). Sedangkan menurut istilah efektif berarti bahwa model pembelajaran apapun yang dipilih harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Ini dapat dibuktikan dengan adanya pencapaian kompetensi baru oleh peserta didik setelah proses belajar mengajar berlangsung. Di akhir kegiatan proses pembelajaran harus ada perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada peserta didik.
Pembelajaran dikatakan efektif apabila mencapai tujuan pembelajaran dan peserta didik menguasai keterampilan-keterampilan yang diperlukan.
Menurut Creemers dalam bukunya Jamaludin mengungkapkan bahwa dalam mengembangkan model dasar sekolah yang efektif mencakup empat tingkat yaitu siswa, kelas, sekolah. Asumsi dasar modal Creemers adalah prestasi siswa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor siswa saja (latar belakang sosio-ekonomi, kecerdasan dan motivasi intrinsik) tetapi juga oleh faktor kelas, sekolah dan konteks dimana proses belajar mengajar terjadi.
Menyenangkan
Dalam arti bahasa menyenangkan adalah menjadikan senang, membuat bersuka hati, membangkitkan rasa senang hati, memuaskan, menarik (hati), merasa senang (puas), dan sebagainya
Istilah menyenangkan dimaksudkan bahwa proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara maksimal. Disamping itu, pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menjadi hadiah, reward bagi peserta didik yang pada gilirannya akan mendorong motivasi semakin aktif dan berprestasi pada kegiatan belajar berikutnya.
Learning is fun, belajar itu menyenangkan. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menentang dan merangsang para siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan. Selain itu, proses pembelajaran harus dibuat dengan mudah sekaligus menyenangkan agar siswa tidak tertekan secara psikologis dan merasa bosan terhadap suasana di kelas serta apa yang diajarkan oleh gurunya.
Dengan kata lain, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan ini, guru dituntut untuk mampu mendesain materi pembelajaran yang mengedepankan keterlibatan aktif peserta didik di kelas, seperti simulasi, game, team Quiz, role playing dan sebagainya.
Dari pemaparan diatas pengertian PAKEM (aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan), ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) adalah sebuah model pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya. Pertama, proses interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa, multimedia, referensi, lingkungan, dan sebagainya). Kedua, proses komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita, dialog atau melalui simulasi role-play). Ketiga, proses refleksi (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari dan apa yang mereka telah lakukan). Keempat, proses eksplorasi (siswa mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan atau wawancara).
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005). Ismail. SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatii Kreatif Efektik, dan Menyenangkan, (Semarang: Rasail Media Group, 2008). Mel Silberman, Active Learning: 101 Strategi To Teach Any Subject, terj. Sadjuli, dkk, (Yogyakarta: YAPPENDIS, 1996). Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005). Nursisto, Kiat Menggali Kreativitas, (Yogyakarta: mitra Gema Widya, 2000). Jamaludin, Pembelajaran Yang Efektif: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Siswa, (Jakarta: Proyek Sinkronisasi dan Koordinasi Pembangunan Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2002).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar