Skip to main content

Qalbu dan Potensi Qalbu

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: January 07, 2013

Kata qalbu lebih tepatnya berarti hati yang menerima limpahan cahaya kebenaran ilahiyah yaitu ruh. Pengertian qalbu dari qalaba yang artinya berubah ubah, berbolak balik, tidak konsisten, berganti ganti. Qalbu merupakan lokus atau tempat di dalam wahana jiwa manusia yang merupakan titik sentral atau awal segala yang menggerakkan perbuatan manusia yang cenderung kepada kebaikan dan keburukan. Dengan qalbu itulah Allah ingin memanusiakan manusia, memuliakannnya dari segala mahluk yang diciptakannya.
Qalbu selain memiliki fungsi indrawi, di dalamnya ada rohani, yaitu moral dan nilai nilai etika. Artinya dialah yang menentukan tentang rasa bersalah, baik buruk, serta mengambil keputusan berdasarkan tanggung jawab moralnya tersebut.
Hal ini juga dikatakan oleh Ahmad bin Hadhrawaih bahwa hati adalah wadah. Jika wadah itu penuh dengan kebaikan, maka cahaya-cahaya kebajikan (yang ada di dalamnya) akan keluar menyinari anggota-anggota tubuhnya. Jika wadah itu penuh dengan kebatilan, maka kegelapan yang ada di dalamnya akan bertaubah ketika sampai pada anggota tubuhnya.
Ada beberapa potensi qalbu yang terus menerus saling berebut kekuasaan yaitu fuad, shadr, hawa dan nafs.
Fuad, merupakan potensi qalbu yang berkaitan dengan indrawi, mengolah informasi yang sering dilambangkan berada dalam otak manusia, (fungsi rasio, kognitif). Pengawal setia sang fuad adalah akal, zikir, fikir, pendengaran dan penglihatan. Akal berkaitan dengan keadaan untuk menangkap seluruh gejala alam yang tampak nyata. Zikir dalam kaitan sebagai potensi fuad merupakan saudara kembar dari zikir.
Shadr, mempunyai potensi besar untuk menyimpan hasrat, kemauan, niat kebenaran dan keberanian yang sama besarnya dengan kemampuannya untuk menerima kejahatan dan kemunafikan. Shadr ini lebih dekat dengan perasaan, baik itu yang baik maupun yang buruk.
Hawa, merupakan potensi qalbu yang menggerakkan kemauan. Di dalamnya terdapat ambisi, kekuasaan, pengaruh dan keinginan yang mendunia.
Nafs, adalah muara yang menampung hasil olah fuad, shadr dan hawa yang kemudian menampakkan dirinya dalam bentuk perilaku nyata di hadapan manusia lain. Nafsu yang mempresentasikan dari ada (being) menjadi mengada (be coming).
Dari keempat potensi qalbu ini manusia akan kelihatan apakah manusia bisa berlaku baik atau tidak, potensi-potensi ini yang mempengaruhinya, karena pada dasarnya seluruh perbuatan orang adalah pancaran dari hatinya.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Muhammad Arifin Ilham, Hakekat Zikir Jalan Taat Menuju Allah, (Depok: Intuisi Press, 2003). Djamaluddin Ahmad Al-Buny, Menelusuri Taman-taman Mahabbah Sufiyah, (Jakarta: Mitra Pustaka, 2002). Toto Tasmara, Kecerdasan Rohaniyah, (Jakarta: Gema Insani, 2001).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar