Skip to main content

Konsep Dasar Psikologi Barat dan Islam

Oleh: AnonymousPada: January 30, 2013

Ada perbedaan mendasar antara psikologi barat dan psikologi Islam. Perbedaan tersebut, dapat dilihat dari beberapa konsep dasar psikologi barat, yaitu:
Psikologi Fisiologi
Psikologi Barat yang memusatkan perhatiannya pada aspek jismia adalah fisiologi (physisiologi pshychology), psikologi ini membahas tentang tingkah laku manusia berdasarkan kajian terhadap sistem saraf dan fungsi kelenjar manusia. Pusat sistem syaraf tersebut adalah di otak dan sumsung tulang belakang. Maka suatu tingkah laku manusia dapat dipelajari melalui perobahan pada system syaraf ini.
Psikologi ini mengkhususkan pada perhatian pada menghubungkan perilaku dengan hal-hal yang terjadi di dalam tubuh, terutama dalam otak dan system syaraf. Ini semua jelas ada hubungannya antara kegiatan otak, perilaku dan pengalaman manusia. Otak manusia dengan 12 milyar sel syaraf dan sejumlah penghubung yang hamper tidak terbatas yang menjadi pusat system kehidupan manusia.
Psikoanalisa
Psikologi ini dipandang banyak mendasarkan konsepnya pada dimensi al-nafsu yang merupakan salah satu dimensi dalam aspek nafsiah. Kemudian Baharuddin menyimpulkan bahwa psikoanalisa memandang perilaku manusia banyak dipengaruhi oleh masa lalu, ketidak sadaran, dan dorongan-dorongan biologis (nafsu-nafsu), yang selalu menuntut kenikmatan untuk segera dipenuhi. Jadi psikoanalisa memandang manusia adalah buruk, liar, kejam, non etis, egois, sarat nafsu, dan bertuhan kepada kenikmatan jasmani.
Dalam pandangan Sigmund Freud kepribadian manusia terdiri dari tiga system, yaitu id, ego, dan super ego, id adalah bagian yang paling primitive dan orisinil dalam kepribadian manusia. Ia merupakan gudang penyimpan kebutuhan-kebutuhan manusia mendasar, seperti makan, minum, istirahat atau rangsangan agresivitas dan seksualitas.
Behaviorisme
Baharuddin mengutip pendapat Burrhus Frederic Skinner tentantang pandangan terhadap perilaku atau akhlak manusia, pertama, bahwa perilaku manusia terjadi menurut hukum (behavior can be controlled). Kedua, perilaku hanya dapat dijelaskan berkenaan dengan kejadian atau situasi-situasi antisiden yang dapat diamati. Ketiga, perilaku manusia tidak ditentukan oleh pilihan individual. Perilaku dan kepribadian manusia ditentukan oleh kejadian-kejadian masa lalu dan sekarang dalam dunia obyektif.
Menurut Hanna Djumhana Bastaman bahwa psikologi ini memberikan memberikan kontribusi penting dengan ditemukannya asas-asas perubahan perilaku yang banyak diamalkan dalam kegiatan pendidikan, psikoterapi, pembentukan akhlak, perubahan sikap dan penertiban sosial melalui law enforcement, yakni:
Clasical conditioning (pembiasaan klasik): suatu rangsang akan menimbulkan pola reaksi tertentu apabila rangsang itu sering diberikan bersamaan dengan rangsang lain yang diberikan secara alamiah menimbulkan pola reaksi tersebut.
Low of effect (hukum akibat): perilaku yang menimbulkan akibat-akibat yang memuaskan si pelaku cenderung akan diulangi. Sebaliknya perilaku yang menimbulkan akibat-akibat yang tidak memuaskan atau merugikan cenderung akan dihentikan.
Operan conditioning (pembiasaan operant): suatu pola perilaku atau akhlak akan menjadi mantap apabila dengan perilaku itu berhasil diperoleh hal-hal yang diinginkan si pelaku (penguat positif). Atau mengakibatkan hal-hal yang tak diinginkan (penguat negatif).
Modelling (Peneladanan): dalam kehidupan social perubahan perilaku terjadi karena proses dan peneladanan terhadap perilaku orang lain yang disenangi dan dikagumi.
Psikologi Humanistik
Pandangan psikologi yang sering dikelompokkan ke dalam psikologi humanistik, dengan ini menemukan dimensi lain pada diri manusia di samping dimensi raga (somatis) dan dimensi kejiwaan (psikis), yaitu dimensi neotik (neotic) atau sering juga disebut dimensi keruhanian (spiritual). Logoterapi mengajarkan bahwa manusia harus dipandang sebagai kesatuan raga, jiwa, ruhani yang tak terpisahkan. Selain itu logoterapi menganggap hasrat untuk hidup bermakna adalah motivasi utama manusia. Dan bila seorang berhasil memenuhinya akan menjadikan hidupnya bermakna dan bahagia. Sebaliknya bila ia tak mampu memenuhi arti hidupnya akan menyebabkan hidupnya hampa tak bermakna.
Psikologi Islami
Psikologi Islami mendorong manusia untuk melakukan peran aktual untuk memperbaiki tingkah laku atau akhlak dalam kehidupan manusia. Berbeda dengan mazhab psikologi lain, psikologi Islami tidak hanya mendiskripsikan siapa sesungguhnya manusia, tetapi juga memperkenalkan dan mendorong perwujudan tugas-tugas yang seharusnya diemban manusia, dalam pandangan psikologi Islami manusia mempunyai tugas sejarah yang bersifat pokok untuk memperbaiki kondisi kehidupan di mana pun ia hidup. Manusia adalah khalifah di bumi, yang mempunyai tanggung jawab atau memperoleh amanah dari Allah untuk memakmurkan kehidupan dan perbaikan akhlak.
Psikologi Islam adalah konsep manusia menurut al-Quran. telah dikemukakan bahwa dalam konsep manusia menurut al-Quran adalah konsep yang menyatakan bahwa manusia bukan hanya terstruktur dari jasmani; tapi juga ruhani. Sinergi keduanya inilah yang membentuk nafsani. Dari ketiga sistem inilah terbentuk kepribadian individu manusia.
Tujuan dikembangkannya psikologi Islam adalah mempertahankan kesehatan mental dan keimanan dalam diri individu. Kajian ini menggunakan lebih menitik beratkan pada dimensi spiritual dikarenakan dimensi ini merupakan sumber dari potensi, bakat, sifat dan kualitas diri manusia. Bahkan, dimensi ini merupakan satu dimensi yang tidak pernah tergoncang walaupun pemiliknya sedang sakit secara fisik maupun psikis.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Irwanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Prehanlindo, 2002). Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam Menuju Psikologi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005). Baharuddin, Aktualisasi Psikologi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar