Skip to main content

Biografi Christiaan Snouck Hurgronje

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: January 12, 2013

Christiaan Snouck Hurgronje dilahirkan di Oosterhout, Belanda, pada tanggal 8 Februari 1 857.Ayahnya, Ds. J.J. Snouck Hurgronje dan ibu Anna Maria de Visser yang belum resmi menikah dikeluarkan dari Gereja Hervormd di Tholen atau Zeeland Belanda karena melakukan hubungan gelap. Kedua orang tuanya, baru resmi menikah setelah sekitar enam tahun tragedi pengusiran di Gereja Hervormd.
Dua saudara Christiaan Snouck Hurgronje lahir di luar perkawinan resmi. Christiaan Snouck Hurgronje adalah anak yang ke empat dan dilahirkan dua tahun setelah perkawinan resmi orang tua kandungnya. Dari arsip Kota Oosterhout, Terheijden dan Mechelen, didapat keterangan bahwa kedua anak pertama, Anna Maria dan Jacqueline Julie dilahirkan berturut-turut di Chilham (Inggris) pada tanggal 24 Mei 1849 dan di Mechelen pada tanggal 4 Desember 1850. Setelah perkawinan lahirlah pada tanggal 19 Februari 1855 Christina Anna Catherina (wafat pada 3 Maret 1856 di Oosterhout); pada 8 Februari 1857 Christiaan di Oosterhout; pada 3 September 1859 Anna Catherina di Oosterhout. Kedua anak pertama yang lahir sebelum perkawinan sah memakai nama ibu mereka ‘De Visser’ setelah meninggalkan Oosterhout pada tanggal 3 Mei 1871; anak-anak lainnya selalu memakai nama "Snouck Hurgronje".
Nama Chistiaan Snouck Hurgronje merupakan gabungan nama kakeknya “Christiaan” dan nama ayahnya “Snouck Hurgronje”. Dengan menyandang dua nama besar ini menjadi tugas berat baginya. Karena ia harus menjalani hidup sebagai pemuka bagi penganut Protestan atau pendeta dalam rangka memperbaiki atau menebus kesalahan yang pernah diperbuat ayah dan ibunya.
Menurut F. Schroder, Christiaan Snouck Hurgronje, merupakan nama yang semua diperuntukkan bagi orang lain. Bukan nama yang diperuntukkan bagi anak keempat Anna Maria de Visser (Christiaan Snouck Hurgronje). Nama tersebut mengandung jati diri yang include pada Ds. Christiaan de Visser.
Ds. J. Scharp (1756-1829), buyut (ayah kakeknya) dari pihak ibu, bisa dikatakan sebagai salah satu yang sangat mempengaruhi perkembangan pemikiran Christiaan Snouck Hurgronje. Ds. J. Scharp, seorang orator ulung Rotterdam di zamannya. Pada 1824 berhasil menyelesaikan buku pelajaran Islam “Korte schets over Mohammed en de Mohammadanen. Hendleiding voor de kwekelingen van het Nederlandsche Zendelinggenootschap,” atau Seketsa Singkat tentang Muhammad dan Kaum Muslimin. Buku Pegangan bagi Para Siswa Perhimpunan Pengabar Injil Belanda. Buku ini menguraikan kelemahan ajaran Islam, disertai trik-trik melumpuhkan ajaran Islam. Selain karena pendidikan modern yang diperoleh di Leiden, pelajaran dari Ds. J. Scharp bisa dianggap sangat mempengaruhi pola pemikiran Christiaan Snouck Hurgronje sebagai orientalis kolonial di kemudian hari.
Sekolah lanjutan yang disebut Hogere Burgerschool (H.B.S.) di Breda, Belanda, merupakan tempat Christiaan Snouck Hurgroje belajar Bahasa Latin dan Yunani (Greek). Pada 1874 atau saat berusia 17 tahun dia melanjutkan belajar di Universitas Leiden, Belanda. Fakultas Teologi merupakan jalan awal pendidikan tingginya yang berhasil diselesaikan dalam tempo sekitar empat tahun. Fakultas Teologi yang mengantarkannya berkenalan dengan tokoh-tokoh modernis, seperti Abraham Keunen, C.P. Tieles, dan L.W.E. Rauwenhoff. Dari ketiga tokoh modernis Leiden ini dia banyak belajar tentang arah pemikiran teologi modern, Teologi modern menarik perhatiannya dan sangat mempengaruhi pandangannya ketika melihat Islam.
Abraham Kuenen, salah satu modernis Leiden yang dikenal sebagai ahli Penjanjian Lama, telah memberikan pelajaran kritik biblik atau kritik atas Kitab Suci kepada Christiaan Snouck Hurgronje. Kritik biblik yang menggunakan metode rasional menghasilkan pemikiran kontroversial dan kadang sangat bertentangan dengan ajaran agama yang dianut di kala itu.
Akibat perjumpaan-perjumpaan dengan kaum modernis Lieden Christiaan Snouck Hurgronje menjadi salah satu pengikut fanatik rasionalisme Leiden. Ciri-cirinya adalah penolakan terhadap sesuatu yang irasional. Trinitas dan posisi Yesus sebagai anak Allah dalam ajaran Kristen (Katholik) ditolaknya karena dianggap bagian ajaran agama yang tak masuk akal.
Semakin lama di Universitas Leiden, kekuatan pengetahuan dia tambah tertunjang melalui pelajaran bahasa-bahasa Semit yang diperoleh dari R.P.A. Dozi dan Michael Jan de Goeje. Dari orang terakhir dia memperdalam bahasa Semit (Samiyah). Khususnya bahasa dan sastra Arab sewaktu di Fakultas Sastra Universitas Leiden. Studi sastra Semit dipilih setelah dia berhasil menjadi kandidat examen sarjana muda pada Fakultas Teologi Universitas Leidien pada 1878. Sebelum menjadi murid yang penuh harapan bagi sang orientalis, M.J. de Goeje (1836-1903).
Sejak belajar di Fakultas Teologi Universitas Leiden, Christiaan Snouck Hurgronje memiliki teman akrab bernama Herman Bavinck (1854-1921). Herman Bavinck di masa-masa berikutnya sangat terkenal sebagai ahli dogmatika Kristen. Herman Bavinck dapat dikatakan sebagi figur yang memiliki kapasitas intelektual yang setara dan setingkat dengan Christiaan Snouck Hurgronje. Meskipun antara dua sahabat tadi masing-masing memilih konsentrasi penelitian yang tidak sama. Namun, satu di antara keduanya biasa terjadi saling memuji dan mengunggulkan secara akademis.
Mazhab liberal Leiden dalam pemahaman Christiaan Snouck Hurgronje pun ikut memberi tuduhan kolonialistik bahwa ras kulit berwarna (selain kulit putih Barat) bermental kerdil dan berhati kancil. Tuduhan dan klaim-klaim seperti ini sebenarnya hanya mitos yang dibangun dari rasionalisme Barat untuk menciutkan peradaban Timur. Untuk menuju berhasil liberalisme Leiden menggunakan isu-isu seperti ide-ide humanisme.
Christiaan Snouck Hurgronje memang orang yang tangguh dan berkarakter. Keuletannya di bidang akademik mengantarkannya, pada 24 November 1880 selesai studi doktroral dengan yudicium cumlaude, mempertahankan disertasinya berjudul Het Mekkansche Fest. Disertasi doktoral Christiaan Snouck Hurgronje diberi predikat yang tinggi oleh P.Sj. van Koningsveld. Padahal, P.Sj. van Koningveld merupakan salah satu peneliti dan kritikus hebat yang membedah pemikiran dan kelakuan Christiaan Snouck Hurgronje yang kolonialistik tanpa pengampunan. P.Sj. van Koningsveld memberi predikat Het Mekkansche Fest sebagai karya ilmiah terbaik Christiaan Snouck Hurgronje karena penulisnya berposisi benar-benar sebagai ilmuwan.
Setelah menyelesaikan program doktoral dan menunjukkan prestasi yang baik Christiaan Snouck Hurgronje diangkat menjadi dosen di ”Leiden & Delf Akademy”. Tugasnya sebagai dosen adalah menyiapkan calon-calon pegawai kolonial Belanda yang akan dikirim ke Hindia Belanda. Di sinilah karir Christiaan Snouck Hurgronje sebagai sang kolonialis sejati dimulai dalam langkah praktis. Meskipun permulaan ini masih berkutat pada dunia akademik perguruan tinggi. Tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa yang dilakukannya di ”Leiden & Delf Akademy” demi kelanggengan penjajahan Belanda di Nusantara.
Banyaknya karya tulis Christiaan Snouck Hurgronje. Melalui karya-karyanya bisa diungkap alur-alur kelonialnya dalam bentuk pemikiran-pemikirannya. Di antara karya tulis doktor pengikut modernis Leiden ini yang mudah dijumpai di perpustakaan kita adalah:
  1. C. Snouck Hurgronje, The Holy War, Made In Germany, (New York and London: The Knickerbocker Press, 1915).
  2. C. Snouck Hurgronje, The Revolt in Arabia, (New York and London: The Knickerbocker Press, 1917).
  3. C. Snouck Hurgronje, Islam di Hindia Belanda, (Jakarta: Bratara Karya Asara, 1 973).
  4. C. Snouck Hurgronje, Aceh, Rakyat & Adat Istiadatnya, (Jakarta: INIS, 1 873).
  5. C. Snouck Hurgronje, Mekka in the Latter, Het Mekkaansche Feest, terj. Supardi, Perayaan Mekah, (Jakarta: INIS 1989).
  6. E. Gobee dan C. Adiaanse (penyunting), Nasihat-Nasihat C. Snouck Hurgronje Semasa Kepegawaiannya Kepada Pemerintah Hindia Belanda 1889-1 936, Jilid I-XI, (Jakarta: INIS, 1990-1995).
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
C. Snouck Hurgronje, The Revolt in Arabia, (New York and London: The Knickerbocker Press, 1917). Aqib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda, Het Kantoor voor Inlandsche Zaken, (Jakarta: LP3ES, 1986). Lathiful Khuluq, Strategi Belanda Melumpuhkan Islam; Biografi C. Snouck Hurgronje, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002). E. Gobee, C. Adriaanse, Ambtelijke Adviezen van C. Snouck Hurgronje 1889, terj. Sukarsi, Nasihat-nasihat C. Snouck Hurgronje Semasa Kepegawaiannya Kepada Pemerintah Hindia Belanda 1889-1936, (Jakarta: INIS, 1990). P.Sj. van Koningsveld, Snouck Hurgronje En Islam; Acht artkelen over leven en werk van een orientalist uit het koloniale tijdperk, terj. P.Sj. van Koningsveld, Snouck Hurgronje dan Islam; Delapan Karangan tentang Hidup dan Karya Seorang Orientalis Zaman Kolonial, (Jakarta: PT Girimukti Pasaka, 1989). Robert C. Solomon & Kathleen M. Higgins, A Short History of Philosophy, (New York: Oxford University Press, 1996). F. Budi Hardiman, Melampaui Positivisme dan Modernitas: Diskursus Filosofis tentang Metode Ilmiah dan Problem Modernitas, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2003). Arnoud Vlorijk and Hans van de Velde (compiled), Christiaan Snouck Hurgronje (1857-1 93 6) Orientalist, (Leiden: Leiden University Library, 2007).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar