Skip to main content

Tujuan dan Metode Preschool

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: December 06, 2012

Penyelenggaraan preschool di Indonesia mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum preschool adalah membentuk manusia Pancasila sejati, yang bertakwa kepada Tuhan YME, yang cakap, sehat dan terampil, serta bertanggung jawab terhadap Tuhan, masyarakat dan negara. Sedangkan tujuan khusus preschool yaitu:
  1. Memberi kesempatan pada anak untuk memenuhi kebutuhan­kebutuhan fisik dan psikisnya serta mengembangkan potensi-potensi yang ada padanya.
  2. Memberi bimbingan yang seksama agar anak memiliki sifat dan kebiasaan yang baik.
  3. Mencapai kematangan mental dan fisik yang dibutuhkan agar dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Selain itu, telah ditetapkan lima komponen sebagai standar minimal bagi pendidikan prasekolah, yaitu daya cipta, daya bahasa, daya ingat, pendidikan jasmani dan ketrampilan. Dengan adanya hal-hal tersebut, diperlukan metode yang tepat agar tujuan dan standar minimal yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Dalam pemilihan metode preschool yang tepat, seorang guru perlu mempunyai alasan yang kuat dan faktor-faktor yang mendukung pemilihan metode tersebut, seperti karakteristik tujuan kegiatan dan karakteristik anak didik. Yang dimaksud dengan karakteristik tujuan adalah pengembangan kreativitas, pengembangan bahasa, pengembangan emosi, pengembangan motorik, pengembangan nilai dan sikap.
Selain karakteristik tujuan, karakteristik anak didik pun patut dijadikan bahan pertimbangan, karena penyelenggaraan preschool yang ideal adalah berorientasikan pada anak. Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa anak usia prasekolah pada umumnya adalah anak yang selalu bergerak, mempunyai rasa ingin tahu dan daya imajinasi yang kuat. Anak prasekolah tidak dapat disuruh duduk diam selama jam kegiatan. Metode yang dapat dipilih antara lain:
Metode Bermain
Bermain menjadi aktivitas wajib bagi anak usia prasekolah, dan merupakan hak asasi bagi setiap anak. Dengan bermain anak bisa menyalurkan keinginan yang terpendam dalam hatinya. Anak bebas mengekspresikan daya imajinasinya, mengeksplorasi segala hal yang ingin diketahuinya.
Bagi seorang anak, bermain adalah suatu kebutuhan yang sudah ada dengan sendirinya, yang tumbuh secara alamiah, yang seolah sudah menyatu dengan kehidupannya. Kegiatan bermain paling digemari oleh anak-anak, apalagi usia prasekolah, dan sebagian waktu anak digunakan untuk bermain, sehingga ada ahli yang berpendapat bahwa usia prasekolah adalah usia bermain. Meski begitu, ada beberapa kalangan yang menganggap bahwa Bermain hanyalah
Metode bercerita
Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak dengan membawakan cerita secara lisan. Pada usia prasekolah daya imajinasi anak berkembang dengan pesat. Guru bisa memanfaatkan hal ini dengan memilih dongeng dan cerita, yang di samping menarik bagi anak juga sarat dengan pesan-pesan moral yang berguna untuk membentuk kepribadian anak.
Namun demikian, tema bercerita tidak terbatas pada dongeng­-dongeng dan cerita klasik saja. Tetapi bisa juga dengan memilih tema­tema yang lain, seperti tentang alat transportasi, dunia binatang, tumbuhan, dan lain-lain.
Kegiatan bercerita memberikan sejumlah manfaat bagi aspek perkembangan kognitif dan afektif anak. Memberi pengalaman belajar dengan menggunakan metode bercerita sangat bermanfaat untuk mengajak anak berlatih mendengarkan. Bila anak terlatih untuk mendengarkan dengan baik, maka ia akan terlatih untuk menjadi pendengar yang kreatif dan kritis. Pendengar yang kreatif mampu melakukan pemikiran-pemikiran baru berdasarkan apa yang didengarnya. Sedangkan pendengar yang kritis mampu menemukan ketidaksesuaian antara apa yang didengar dengan apa yang dipahami, yang dengan demikian memunculkan keberanian untuk mengemukakan pendapat yang berbeda.
Metode Karyawisata
Metode karyawisata merupakan salah satu metode preschool, dengan cara mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung, yang meliputi manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya. Dengan mengamati secara langsung anak memperoleh kesan yang sesuai dengan pengamatannya, yang diperoleh melalui panca indera, yaitu penglihatan, pendengaran, pengecapan, pembauan dan perabaan.
Melalui karyawisata anak mendapat kesempatan untuk menumbuhkan minat tentang suatu hal, misalnya dunia binatang, maka anak diajak ke kebun binatang. Mereka mendapat kesempatan untuk mengamati jenis-jenis hewan yang beraneka ragam, tidak sekedar melihatnya di gambar. Di sini anak akan memperoleh pemahaman penuh tentang kehidupan bermacam binatang yang ada di kebun binatang, sehingga diharapkan akan memunculkan sikap menyayangi binatang, apalagi jika mereka mempunyai binatang peliharaan di rumah, seperti timbulnya keinginan untuk member makan, membersihkan kandang, tempat mereka memelihara binatang di rumah.
Ketiga metode preschool tersebut, hanyalah beberapa di antara sekian banyak metode yang dapat dipilih oleh guru. Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan metode adalah disesuaikan dengan karakteristik tujuan dan karakteristik anak didik sebagaimana telah disebutkan sebelumnya.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Mayke S. Tedjasaputra, Bermain, Mainan dan Permainan untuk Pendidikan Usia Dini, (Jakarta: PT Gramedia, 2003). Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1993). E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003). Moeslichatoen R., Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar