Skip to main content

Pengertian Logoterapi (Logoteraphy)

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: December 11, 2012

Kata logoterapi (Logoteraphy) berasal dari dua kata, yaitu logo berasal dari bahasa Yunani logos yang berarti makna atau meaning dan juga rohani. Adapun kata terapi berasal dari bahasa Inggris theraphy yang artinya penggunaan teknik-teknik untuk menyembuhkan dan mengurangi atau meringankan suatu penyakit. Jadi kata logoterapi artinya penggunaan teknik untuk menyembuhkan dan mengurangi atau meringankan suatu penyakit melalui penemuan makna hidup.
Logoterapi bertugas membantu pasien menemukan makna hidup. Artinya, logoterapi membuat pasien sadar tentang adanya logo tersembunyi dalam hidupnya
Logos dalam bahasa Yunani selain berarti makna (meaning) juga berarti rohani (spirituality). Dengan demikian, secara umum logoterapi dapat digambarkan sebagai corak psikologi yang dilandasi oleh filsafat hidup dan wawasan mengenai manusia yang mengakui adanya dimensi kerohanian, disamping dimensi ragawi dan dimensi kejiwaan (termasuk dimensi sosial). Namun Frankl menyatakan bahwa spirituality atau keruhanian dalam logoterapi tidak mengandung konotasi agama, bahkan menyatakan ajaran logoterapi bersifat sekuler.
Logoterapi mengajarkan bahwa manusia harus dipandang sebagai kesatuan raga-jiwa-rohani yang tak terpisahkan. Seorang psikoterapis tidak mungkin dapat memahami dan melakukan terapi secara baik, bila mengabaikan dimensi rohani yang justru merupakan salah satu sumber kekuatan dan kesehatan manusia. Selain itu logoterapi memusatkan perhatian pada kualitas-kualitas insani, seperti hasrat untuk hidup bermakna, hati nurani, kreativitas, rasa humor dan memanfaatkan kualitas-kualitas itu dalam terapi dan pengembangan kesehatan mental.
Logoterapi percaya bahwa perjuangan untuk menemukan makna dalam hidup seseorang merupakan motivator utama orang tersebut. Oleh sebab itu sebagai keinginan untuk mencari makna hidup, yang sangat berbeda dengan pleasure principle (prinsip kesenangan atau lazim dikenal dengan keinginan untuk mencari kesenangan) yang merupakan dasar dari aliran psikoanalisis Freud dan juga berbeda dengan will to power (keinginan untuk mencari kekuasaan), dasar dari aliran psikologi Adler yang memusatkan perhatian pada striving for superiority (perjuangan untuk mencari keunggulan).
Oleh karena itu, kenikmatan sekalipun tidak dapat memberi arti kepada hidup manusia. Orang yang dalam hidupnya terus menerus mencari kenikmatan, akan gagal mendapatkannya karena ia memusatkannya pada hal-hal tersebut. Orang itu akan mengeluh bahwa hidupnya tidak mempunyai arti yang disebabkan oleh aktivitas-aktivitasnya yang tidak mengandung nilai-nilai yang luhur. Jadi yang penting bukanlah aktivitas yang dikerjakannya, melainkan bagaimana caranya ia melakukan aktivitas itu, yaitu sejauh mana ia dapat menyatakan keunikan dirinya dalam aktivitasnya itu.
Adapun inti logoterapi dirumuskan oleh Joseph B. Fabry sebagai berikut:
  1. Hidup itu bermakna dalam kondisi apapun.
  2. Kita memiliki kehendak hidup bermakna dan menjadi bahagia hanya ketika kita merasa telah memenuhinya.
  3. Kita memiliki kebebasan dengan segala keterbatasan untuk memenuhi makna hidup kita.
Sedangkan tujuan utama logoterapi adalah meraih hidup bermakna dan mampu mengatasi secara efektif berbagai kendala dan hambatan pribadi. Hal ini diperoleh dengan jalan menyadari dan memahamai serta merealisasikan berbagai potensi dan sumber daya kerohanian yang dimiliki setiap orang yang sejauh ini mungkin terhambat dan terabaikan.
Selain itu logoterapi juga bertujuan menolong pasien untuk menemukan tujuan dan maksud dalam hidupnya dengan memperlihatkan bernilainya tanggung jawab dan tugas-tugas tertentu. Keyakinan bahwa orang mempunyai tugas yang harus diselesaikan, mempunyai nilai psikoterapeutik dan psikohigienik yang tinggi
Dalam hal ini, terapis harus menunjukkan kepada pasien bahwa setiap hidup manusia mempunyai tujuan yang unik yang dapat tercapai dengan suatu cara tertentu. Untuk mencapai tujuan, pasien harus menyelesaikan tugas-tugas tertentu dan bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya. Dalam rangka mencapai semua itu, pasien harus berpacu dengan waktu, karena hidup manusia dibatasi oleh kematian.
Frankl menekankan bahwa kematian atau ketidakkekalan hidup tidak membuat hidup itu tidak bermakna. Ketidakkekalan hidup lebih terkait dengan sikap bertanggung jawab, karena segala sesuatunya tergantung dari kemampuan kita untuk mewujudkan kemungkinan-kemungkinan yang pada dasarnya bersifat tidak kekal.
Logoterapi tidak menyikapi setiap penderitaan (termasuk kematian) secara pesimistis, tetapi secara aktif.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Bastaman, Djumhana, Hanna, Integrasi Psikologi dengan Islam, (Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1995).Jamest, Coleman, C. Abnormal Psychology and Moder Life Serent Edition Scott, (Foresman and Comani, London-England, 1985). Hawari, Dadang, Al-Qur,an; Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta, 1997). Khan, Hazrat, Inayah, The Hearth of Sufisme, (Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002). Raleigh, Drake, Abnormal Psychology, (Utt Lefield dan Co. Patterson, New Jersey, 1962).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar