Skip to main content

Biografi Muhammad Abed al-Jabiri

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: December 27, 2012

Muhammad Abed al-Jabiri lahir di Figiug (Feji), bagian tenggara Maroko pada tahun 1936. Dia tumbuh dalam keluarga yang terpandang, ayahnya sebagai pendukung perjuangan partai Istiqlal dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan di bawah penjajahan Prancis dan Spanyol.
Pada masa kanak-kanak, Muhammad Abed al-Jabiri sudah mengenyam masa pendidikan yang bernuansa agama (Madrasah ad-Diniyah) sebelum ia sekolah swasta yang nasionalis. Setelah mengenyam sekolah tingkat dasar, al-Jabiri melanjutkan studinya ke jenjang menengah yakni setingkat SMA di Casablanca. Barulah setelah Maroko merdeka, ia mendapatkan gelar diploma tingkat Arab dalam bidang ilmu pengetahuan (science). Dalam rangka mengembangkan keilmuannya, al-Jabiri memilih untuk masuk dalam bidang penerbitan.
Muhammad Abed al-Jabiri melanjutkan studinya pada Universitas Damaskub di Syiriā dalam bidang filsafat. Akan tetapi, di sana ia tidak puas dan kembali lagi ke negerinya untuk melanjutkan pendidikannya pada Fakultas Adab di Universitas Muhammad V Rabat Maroko dalam bidang filsafat yang lagi mencapai puncak kejayaan dalam sektor kualitas pendidikan dan keilmuannya. Akhirnya ia mencapai gelar doktoralnya dalam bidang filsafat pada tahun 1970 dan mulai mengajar dalam bidang filsafat di sana pula. Maka tidak heran, ketika al-Jabiri dijuluki filsuf kontemporer di wilayah Barat, karena salah satu indikatornya adalah disertasi yang ia tulis berbicara tentang pemikiran Ibnu Khaldūn di bawah bimbingan Najib Baladi.
Prototipe al-Jabari tidak hanya dipandang sebagai seorang pemikir (Mufakkir) dan ilmuwan (Mustaqqaf) an Sich. Sebagai seorang mutsaqqaf ia banyak terjun dalam bidang penerbitan, bidang evaluasi dan perencanaan (explaining and staffing) maju mundurnya sebuah pendidikan. Banyak artikel yang ia terbitkan dan buku-buku yang berbicara tentang epistemologi baik tentang matematika, rasionalitas dan perkembangan ilmu (Science) ilmiah.
Akan tetapi di lain sisi, sosok Muhammad Abed al-Jabiri juga mempunyai prototipe sebagai seorang politisi ulung. Aktifitasnya pada kegiatan-kegiatan yang bernuansa politik dan pengangkatan terhadap harkat manusia (humaniora) sangat tinggi. Gerakan partai Istiqlal yang terwadahi dalam UNFP adalah suatu gerakan yang ia dirikan sebagai bentuk perlawanan terhadap para penjajah, kaum imperium, kaum borjuis, dan para penguasa yang tidak memihak kepentingan rakyat. Negara adalah pesta demokrasi, negara tidak hanya ajang komoditas kepentingan kaum elit dan legitimasi kekuasaan (power) semata, negara adalah kadaulatan rakyat, negara harus menyuarakan dan mementingkan aspirasi rakyat.
Muhammad Abed al-Jabiri sebagai seorang ilmuwan, agamawan, politisi, dan Intelektual serta filosof banyak menuangkan dan meninggalkan karya-karyanya. Adapun karya-karyanya itu sebagian besar ditulis sendiri baik ketika masih dalam proses belajar maupun ketika sudah mengajar serta ketika ia terjun dalam penelitian-penelitian.
Dengan popularitasnya yang tinggi, dan namanya lagi naik daun, terus dikaji (didiskusikan) dan multi interpretatif terutama dalam konteks transformasi pemikiran, intellectual discourse dan sebagai paradigma berfikir (padigm of thought) yang dalam istilah al-Jabiri dipolarisasikan menjadi tiga grand paradigma berfikir. Ketiga paradigma berfikir itu adalah berfikir secara nalar bayani (tekstual), berfikir Gaya (style) Irfani (gnostis dan żauq) dan berfikir dengan paradigma burhani (demonstratif-filosofis).
Adapun Karya-karyanya yang pernah beredar dan dituangkan dalam bentuk jurnal, majalah, maupun buku-buku, diantaranya Durus fi al-Falsafah, Fikr Ibn Khaldun al-Asabiyyah wa Daulah: Ma’alim Nazariyyah Khalduniyah fi at Tarih al-Islami (Pemikiran Ibn Khaldun, Asabiyah dan negara: Rambu-Rambu Paradigma Pemikiran Ibn Khaldfn dalam Sejarah Islam, Al-Khitdb al- ‘Arabi al-Mu’agir (Wacana Arab Kontemporer: Studi Kritik Analitik). Dan masih banyak karyanya yang lain.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Muhammad ‘Abed al-Jabiri, Syura Tradisi Partikularitas Universitas, (LKIS, Yogyakarta, 2003). Muhammad ‘Abed al-Jabiri, Imam Khoiri, (terj.), Formasi Nalar Arab Kritik Tradisi Menuju Pembebasan dan Pluralisme Wacana Interrelegius, (IRCISOD, Yogyakarta, 2003). Muhammad ‘Abed al-Jabiri, Moch. Nur Ichwan (alih bahasa), Kritik Kontemporer atas Filsafat Arab-Islam, (Islamika, Yogyakarta, 2003).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar