Skip to main content

Agama dan Iman menurut Kong Hu Cu

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: December 12, 2012

Agama menurut Kong Hu Cu disebut Ru Jiao. Jiao adalah wahyu Tuhan yang membimbing manusia sebagai rakyat Tuhan atau Tian Ming agar mampu hidup selaras mengikuti benih kebajikan dalam watak sejati, Xing, yang merupakan kuasa firman Tuhan, Tim Ming, agar dengan begitu manusia mampu hidup menempuh jalan suci Dao, jalan hidup yang tegak menggemilangkan firman-Nya. Wahyu Tuhan yang turun melalui para Nabi purba/ raja suci itu terangkum sebagai mutiara kebajikan sepanjang sejarah tumbuh kembang nilai-nilai mulia keagamaan Fujiao, yang kini lebih dikenal dunia sebagai agama Kong Hu Cu.
Fungsi agama adalah sebagai tuntunan hidup yang telah Tian (Tuhan yang Maha Esa) diturunkan melalui para Nabi-Nya untuk menuntun manusia kembali ke jalan suci, jalan yang diridhoi dan dirakhmati semasa hidup di dunia maupun bila sudah saatnya kembali keharibaan kebajikan Tuhan.
Perbincangan tentang segi-segi agama yang dihayati dan diajarkan agama Kong Hu Cu, bisanya berpusat di sekitar kepercayaan akan adanya roh-roh yang telah meninggal dan mempercayai adanya Tuhan Yang Maha Esa. Dalam masa pra Konfucianisme, Tuhan Yang Maha Esa dimengertikan sebagai tenaga tertinggi yang dipribadikan, yang mendikte peristiwa-peristiwa alam dan manusia, menjalankan kekuasaan pemberi hadiah dan hukuman.... Kata Tuhan (Tien).
Selain memiliki ajaran tentang Thian (Tuhan Yang Maha Esa), Kong Hu Cu juga memiliki ajaran tentang keimanan. Ajaran tentang keimanan itu terdapat dalam kitab SuSi. Oleh umat Kong Hu Cu di Indonesia ajaran Kong Hu Cu yang dapat dalam kitab SuSi, yang berhubungan dengan keimanan dijadikan landasan utama dalam menetapkan konsep keimanan umat Kong Hu Cu di Indonesia.
Selain menjelaskan ajaran keimanan yang terdapat dalam kitab SuSi yaitu kitab yang menjadi dasar agama Kong Hu Cu dewasa ini, terlebih dahulu akan dijelaskan apa pengertian keimanan dalam pandangan umat Kong Hu Cu di Indonesia.
Menurut Tjhie Tjay Ing keimanan berasal dari kata iman yang artinya kepercayaan atau keyakinan yang berhubungan dengan nilai-nilai keagamaan yang dipeluk-yaitu menyangkut ketulusan keyakinannya, pengakuan terhadap kebenaran dan kesungguhan dalam mengamalkannya.
Menurut istilah iman ialah terjemahan dari kata “cheng” yang mengandung makna sempurna kata, batin dan perbuatan. Maka iman itu ialah sikap atau suasana batin yang menunjukkan sempurnanya kepercayaan, keyakinan kepada Tian, Tuhan yang Maha Esa, kepada Muduo atau Genta Rokhaninya serta kebenaran ajaran agama yang dibimbingkan.
Menurut Tjhie Tjay Ing, umat Kong Hu Cu wajib memiliki Sing (iman) terhadap kebenaran yang mereka anut. Ungkapan-ungkapan Kong Hu Cu yang erat hubungannya dengan keimanan, yang terdapat dalam kitab SuSi sebagai berikut;
“Iman itulah jalan suci Tuhan, Tuhan yang Maha Esa, berusaha beroleh iman, itulah jalan suci umat manusia yang beroleh iman ialah orang yang setelah memilih kepada yang baik lalu didekap sekokoh-kokohnya”.
“Yang mencapai puncak iman tetapi tidak dapat menggerakkan hati, itu belum pernah ada. Bila tiada iman, takkan pula menggerakkan hati.”
Bing Cu berkata, “Bila pihak bawah tidak dapat kepercayaan dari pihak atas, seperti rakyat pun tidak akan didapat dan pemerintah takkan berjalan lancar untuk mendapatkan kepercayaan dari pihak atas ada jalannya. Bila tidak dapat menggembirakan orang tua, niscaya tidak akan mendapat kepercayaan dari teman-teman. Untuk dapat menggembirakan orang tua ada jalannya. Bila tidak dapat memenuhi diri dengan iman, niscaya tidak dapat menggembirakan orang tua; untuk dapat memenuhi diri dengan iman ada jalannya; bila tidak dapat benar-benar sadar tentang apa yang baik, niscaya tidak dapat memenuhi diri dengan iman”.
Dari beberapa ayat kitab SuSi yang berhubungan dengan iman di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan tentang iman. Iman menurut Kong Hu Cu. Beberapa pengertian tersebut adalah:
  1. Iman adalah jalan suci Thian
  2. Iman berfungsi menggerakkan hati manusia ke arah yang lebih baik
  3. Iman itu dapat diperoleh kalau manusia dapat berbudi hal-hal yang baik
  4. Untuk dapat menggembirakan orang tua, manusia terlebih dahulu memenuhi dirinya dengan iman.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
M. Ikhsan Tanggoh, Mengenal Lebih Dekat Agama Kong Hu Cu di Indonesia, (Pelita Kebajikan, Jakarta, 2005). Tjhie Tjay Ing, Tanya Jawab Keimanan Konfusiani, (Genta Harmoni, 2004). Setianda Tirtarasa, Menuju Masyarakat Anti Korupsi Perspektif Agama Kong Hu Cu, (Departemen Komunikasi dan Informasi, Jakarta, 2006). Lee T. Oei, Ketuhanan Keagamaan Cinta Kasih Keibadahan dalam Konfucianisme, (Matakin, Solo, 1994).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar