Skip to main content

Tujuan dan Fungsi Tarekat

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: November 06, 2012

Semua amalan pasti memiliki tujuan, termasuk tarekat. Secara umum tujuan tarekat ialah mempertebal hati pengikut-pengikutnya sedemikian rupa, sehingga tidak ada yang dirasa indah dan dicintai kecuali keindahan dan kecintaan kepada Allah, dan kecintaan tersebut dapat melupakan dirinya sendiri dan dunia ini seluruhnya.

Beberapa pakar teologi merinci tujuan tarekat antara lain: Dengan melihat sisi pengamalan, tujuan tarekat berarti mengadakan latihan (riyadhah) dan berjuang melawan nafsu (mujahadah), membersihkan berdiri dari sifat-sifat yang tercela dan diisi dengan sifat-sifat yang terpuji dengan melalui perbaikan budi dalam berbagai segi.

Dari sisi tadzakkur, tujuan tarekat mewujudkan rasa ingat kepada Allah Dzat Yang Maha Besar dan Maha Kuasa atas segalanya dengan melalui jalan mengamalkan wirid dan dzikir yang dibarengi dengan tafakur secara terus menerus. Munculnya rasa takut kepada Allah sehingga timbul pula dalam diri seseorang itu usaha untuk menghindarkan diri dari segala macam pengaruh duniawi yang dapat menyebabkan lupa kepada Allah.

Tujuan tarekat terakhir, mencapai tingkat ma’rifat, hal ini apabila semua amalnya ddasari akan keikhlasan dan ketaatan kepada Allah, sehingga akan dapat diketahui segala rahasia dibalik tabir cahaya Allah dan Rasul-Nya secara terang benderang.

Tujuan tarekat tersebut akan dapat dicapai oleh setiap orang yang mengamalkan tarekat. Jelasnya ia dapat mengerjakan syari’at Allah dan Rasul-Nya dengan melalui jalan atau sistem yang mengantarkan tercapainya tujuan hakikat yang sebenarnya sesuai dengan yang dikehendaki oleh syari’at itu sendiri.

Sedangkan fungsi tarekat, merupakan semacam keluarga besar, dan semua anggotanya menganggap diri mereka bersaudara satu sama lain. Tarekat dapat juga bermuatan politik, hal ini dikarenakan banyaknya pengikut atau anggota-anggotanya, sehingga pimpinan (guru atau syekh) memiliki pengaruh yang kuat bagi anggotanya.

Referensi Makalah®

Kepustakaan:
Barmawie Umarie, Sistematiak Tasawuf, Alih Bahasa. Sitti Syamsiah, (Solo, 1996). Labib MZ, dan Moh. Al‘Aziz, Tasawwuf dan Jalan hidup Para Wali, (Bintang Usaha, Surabaya, 2000). Martin Van Bruinesen, Tarekat Naqsabandiyah di Indonesia, (Mizan, Bandung, 1992).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar