Skip to main content

Pengertian Ulul Azmi

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: November 25, 2012

Secara etimologis Ulul Azmi berasal dari kata dua suku kata Ulu dan Azmi. Ulu mempunyai arti yang empunya (untuk bentuk jamak) serta Azmi berasal dari kata Azama yang mempunyai arti kemauan yang teguh dan kuat.
Ulul Azmi adalah Nabi dan Rasul itu ada yang mendapatkan keistimewaan dari Tuhan, karenanya kedudukan mereka lebih tinggi dan mereka mempunyai kemauan yang teguh.
Dengan kata lain, Ulul Azmi adalah mereka yang memiliki keteguhan hati dan ketabahan dalam menghadapi kesulitan serta tekad yang membaja untuk mewujudkan kebaikan.
Hal tersebut telah dijelaskan oleh Imam as-Sya’bi, al-Kalbiy serta Mujahid sebagaimana dikutip oleh Imam Qurthubi, bahwa pengertian Ulul Azmi adalah mereka yang senantiasa menyuarakan perang melawan kemungkaran yang pada akhirnya nampaklah kemenangan serta berupaya dengan sekuat tenaga dan pikiran untuk berjuang melawan perilaku kekafiran.
Ulul Azmi adalah suatu gelar, di mana tidak semua para nabi mendapatkan gelar tersebut. Hal ini disebabkan karena ada beberapa prasyarat yang melekat pada seorang nabi, sehingga mendapatkan julukan tersebut. Prasyarat tersebut adalah sabar, lapang dada/ kesediaan memberi maaf, tekad yang kuat untuk melaksanakan tuntunan Allah, dan tidak tergesa-gesa dalam memutuskan sesuatu
Dengan persyaratan tersebut, rasul pilihan kemudian diberikan gelar Ulul Azmi. Mereka yang tetap tabah dalam menghadapi sikap dan tindakan orang-orang kafir yang mengingkari dan mendustakan risalah yang disampaikan kepada mereka, yaitu dengan senantiasa mengajak mereka ke jalan Allah, baik di waktu siang maupun malam, tidak jemu mendoakan supaya kaumnya sadar dan senantiasa memohonkan ampun atas dosa-dosa yang telah diperbuat kaumnya.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
A.W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997). Fachruddin Hs, Ensiklopedi Al-Qur'an, (Jakarta: Melton Putra, 1992),.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah¸ (Jakarta: Lentera Hati, 2003). Qurthubi, al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, (Sakhr: 1997).Imam Abu al-Fida’ Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, (Sakhr: 1997). Muhammad Jamaluddin Al-Qasimi ad-Dimisyqi, Mau ’idhot al-Mu ’minin, (Surabaya: Al-Hidayah, t.th.).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar