Skip to main content

Model-model Implementasi Kurikulum

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: October 02, 2012

Model-model implementasi kurikulum secara konseptual menurut Miller & Seller dapat disebutkan sebagai berikut: “Concer-Based Adoption Models (CBAM), The Inovations Profile Models, dan Trust Opening Realization Independence (TORI) Model”. Ketiga model tersebut, berkaitan dengan pandangan bahwa implementasi kurikulum pada dasarnya mengandung sesuatu yang baru atau memiliki dimensi inovasi, terutama dibandingkan dengan kurikulum yang pernah ada. Lebih jelasnya akan dijelaskan berikut ini:
Concer-Based Adoption Model dikembangkan oleh Hall dan Loucks pada tahun 1978. Model implementasi kurikulum ini mengidentifikasi berbagai tingkatan perhatian guru terhadap suatu pembaharuan dan bagaimana guru mengadakan pembaharuan di dalam kelas. Walaupun bersifat deskriptif, tetapi model ini dapat membantu pengembang kurikulum dan para guru mengembangkan strategi-strategi implementasi. Model ini disebut juga transaction models.
The Inovations Profile Model dikembangkan oleh Leithwood pada tahun 1982, yang juga berfokus pada guru. Model implementasi kurikulum ini, memungkinkan para guru dan pengembang kurikulum untuk mengembangkan suatu gambaran (profile), hambatan-hambatan dalam melakukan perubahan, serta berupaya untuk mengatasi hambatan tersebut. Model Leithwood ini tidak hanya bersifat deskriptif, tetapi juga memberikan strategi-strategi bagi guru untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam implementasi. Kedua model di atas dapat digunakan dalam implementasi program yang memiliki orientasi beragam, serta kedua model ini paling sering digunakan dalam orientasi kurikulum transaksional (transaction curriculum).
Trust Opening Realization Independence (TORI) Model dikembangkan oleh Gobb pada tahun 1978, yang didasarkan kepada orientasi kurikulum transformasional (transformation curriculum). Model implementasi kurikulum ini memfokuskan pada perubahan pribadi dan sosial. Model TORI ini memberikan suatu skala yang membantu para guru mengidentifikasi seberapa besar lingkungan sekolah dapat menerima dan mengimplementasikan suatu inovasi (termasuk dalam implementasi kurikulum); serta memberikan panduan untuk memudahkan implementasi perubahan.
Senada dengan hal tersebut Ornstain dalam Hasan mengemukakan bahwa terdapat beberapa model implementasi kurikulum, yaitu:
Overcoming Resistance to Change Model (Model ORC). Model implementasi kurikulum ini, didasarkan pada asumsi yaitu sukses atau gagalnya usaha perubahan secara organisasi yang direncanakan. Implementasi inovasi di sekolah dan lembaga pendidikan, dapat dikelompokan menjadi empat tahap : (a) Unrellated Concern: pada level ini guru tidak merasakan hubungan antar mereka disarankan perubahan. (b) Personal Concern: pada tahap ini reaksi individual; pada inovasi berkaitan dengan situasi personal. Berkonsentrasi pada bagaimana program baru dibandingkan dengan program yang sedang berjalan, khususnya pada apa yang dia lakukan. (c) Task-Related Concern: berkaitan dengan manfaat aktual inovasi kelas. (4) Impact-Relatde Concern: ketika reaksi pada tahap ini, guru lebih berpusat pada bagaimana inovasi bisa mempengaruhi lainnya dalam hal ini organisasi keseluruhan. Guru tertarik dalam hal bagaimana program baru dapat memengaruhi siswa, lembaga dan masyarakat.
Organization Divelopment Model (OD) merupakan pengembangan organisasi digunakan untuk memberi makna pendekatan yang lebih khusus untuk membawa perubahan dan perbaikan dalam suatu organisasi. Model OD memandang proses implementasi sebagai proses interaktif yang terjadi. Tugas dari implementasi tidak pernah berakhir dimana selalu ada ide baru untuk membawa program baru, material baru dan metode yang diharapkan untuk muncul.
Educational parts, unit, and loop. Model implementasi kurikulum ini,memandang implementasi dari sudut keorganisasian, organisasi bisa menciptakan kondisi-kondisi yang secara signifikan memengaruhi individu dalam menerima inovasi dan cara mereka dilibatkan dalam pengimplementasiannya. Program baru yang sedang diimplementasikan di sekolah memberikan kesempatan bagi semua pihak terkait seperti peserta didik, guru, ketua, dan kepala sekolah. Bagaimanapun, implementasi sukses akan membutuhkan energi, waktu dan kesabaran.
Educational Change Model. Model implementasi kurikulum ini, memandang bahwa efektivitas dalam memanfaatkan implementasi tergantung seberapa baik orang menyerap keseluruhan konsep implementasi. Setiap orang yang ingin menerapkan kurikulum yang baru perlu memahami karakteristik perubahan perlu dipertimbangkan.
Model-model implementasi kurikulum tersebut, menawarkan berbagai macam model implementasi yang dikembangkan oleh guru. Model ORC misalnya menekankan pentingnya manajemen guru dan pemimpin. Model OD menekankan adanya perubahan dan perbaikan dalam suatu organisasi.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Posner George J, Analyzing the Curriculum (New York: McGraw Hill, 1992). Oemar Hamalik, Implementasi Kurikulum (Bandung: Yayasan al-Madani Terpadu 2007). . M. Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali Press, 1998).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar