Skip to main content

Definisi Vandalisme

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: October 18, 2012

Mendefinisikan vandalisme tergolong sulit, karena biasanya vandalisme bergantung kepada bagaimana situasi suatu peristiwa terjadi. Untuk menggolongkannya sebagai ekpresi, agresi dan perusakan saja tidaklah cukup, karena vandalisme itu sendiri tidak bisa dibedakan bahkan dari tipe-tipe sebuah perilaku yang lain. Sebagai contoh, bila seseorang merusakkan sesuatu, entah disengaja atau tidak, dan kemudian mulai memperbaiki kerusakan tersebut, hal ini tidak dipandang sebagai suatu kegiatan vandalisme.
Vandalisme didefinisikan sebagai kegiatan iseng dan tidak bertanggung jawab dari beberapa orang yang berperilaku cenderung negatif. Kebiasaan ini berupa coret-coret tembok, dinding atau obyek lain agar dapat dibaca secara luas, berupa tulisan nama orang, nama sekolah, nama gank atau tulisan-tulisan lain tanpa makna yang berarti. Vandalisme telah merujuk kepada tabiat seseorang yang membinasakan harta benda orang lain.
Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi vandalisme ialah perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya (keindahan alam dan sebagainya). Menurut kamus Webster, definisi vandalism ialah willful or malicious destruction or defacement of thing of beauty or of public or private property. Yaitu, perusakan atau menjadikan jelek dengan sengaja terhadap benda-benda yang indah serta benda-benda yang menjadi fasilitas umum atau milik pribadi.
Pelaku vandalisme ini sebenarnya sudah termasuk kegiatan kejahatan ringan, karena sifatnya merugikan pihak tertentu dan mengganggu kenyamanan umum. Kebanyakan pelaku vandalisme adalah kalangan remaja yang sedang tumbuh dengan kematangan yang masih rendah dan sedang masih mencari identitas diri atau jati dirinya.
Perilaku negatif ini biasanya muncul karena lingkungan mereka memberi contoh bagaimana vandalisme ini tumbuh secara permisif. Secara psikologis, gejala vandalisme sudah merambah luas pada masyarakat Indonesia disebabkan oleh ketegangan jiwa. Himpitan beban ekonomi yang kian berat, kecemasan menghadapi masa depan yang tidak menentu, dan kegusaran telah mendorong timbulnya tekanan kejiwaan, yang kadarnya dapat meningkat cepat hingga ke tingkat yang tidak terkendali, kemudian meledak dalam bentuk kemarahan, keberingasan, dan menjurus kepada berbagai bentuk perbuatan destruktif yang meresahkan dan merugikan orang.
Aksi vanda isme di pengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Dorothy L. Taylor, etc, “the result related to riskfactors and social deviance suggest that the number of family risk factors was correlated with both vandalism and major deviance.” Artinya, hasil korelasi yang didapatkan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi dalam tejadinya penyimpangan sosial menunjukkan bahwa faktor terbesar yang mempengaruhi adalah dari keluarga dengan tejadinya vandalisme dan penyimpangan-penyimpangan pada umumnya.
Salah satu yang termasuk vandalisme dalam seni dan sering terjadi adalah grafitti. Grafiti yaitu karya seni dengan melukis di permukaan dinding milik kepentingan umum. Diane Schaefer memberikan pendapat terhadap graffiti yaitu, “graffiti researchers typically use a broad definition for their topic. Graffiti as an inscription or drawing made on a public surface (as a wall)”. Artinya peneliti grafiti mengkhususkan menggunakan definisi yang luas tentang grafiti.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Dorothy L. Taylor, etc. “Family Factors, Theft, Vandalism, And Major Deviance Among A Multiracial Or Multiethnic Sample Of Adolescent Girls”. Journal Of Social Distress and The Homeless. Vol. 6, No. 1. (Florida: UniversityOf Miami 1997). Diane Schaefer . “Perceptual Biases, Graffiti, And Fraternity Crime: Points of Deflection That Distort Social Justice”. Journal of Kluwer Law International. (Netherlands: Eastern Illinois University 2004).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar