Skip to main content

Biografi Ratu Kalinyamat

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: October 28, 2012

Ratu Kalinyamat adalah putri Pangeran Trenggono (1504-1546) dan cucu Raden Fatah, sultan Demak (1478-1501). Ratu Kalinyamat mempunyai nama asli Retno Kencono yang kemudian menikah dengan Pangeran Kalinyamat. Tentang kapan, berapa lama dan bagai mana cerita tentang pernikahan Ratu Kalinyamat dengan Pangeran Hadirin tidak dituturkan dalam berita-berita babad.
Sejak terjadinya perebutan tahta di Demak, nama Ratu Kalinyamat muncul dalam panggung sejarah Indonesia, khususnya sejarah Jawa. Dalam sejarah dinasti Demak, tokoh Ratu Kalinyamat mempunyai nama yang begitu menonjol ketika kerajaan itu mengalami kemerosotan akibat konflik perebutan tahta. Popularitasnya jauh lebih menonjol dibanding dengan Pangeran Hadirin, bahkan Sultan Prawata, Raja Demak ke empat.
Selama pemerintahannya di Jepara yang cukup lama itu Ratu Kalinyamat di hormati sebagai kepala keluarga Demak yang sebenarnya. Di perkirakan meninggal pada tahun 1579. Jadi kira-kira Ratu Kalinyamat memerintah Jepara selama 30 tahun dari 1549-1579 M.
Setelah kematian Arya Penangsang, Retno Kencono dilantik menjadi penguasa Jepara dengan gelar Ratu Kalinyamat. Penobatan ini ditandai dengan sengkalan tahun (candra sengkala) Trus Karya Tataning Bumi yang diperhitungkan sama dengan 956 Hijriyah atau tahun 1549 Masehi yang tepat pada tanggal 12 Rabiul Awal, atau tanggal 10 April 1549. Selama masa pemerintahan Ratu Kalinyamat, Jepara semakin pesat perkembangannya.130
Menurut sumber Portugis yang ditulis Meilink-Roelofsz menyebutkan bahwa Jepara menjadi kota pelabuhan terbesar di pantai utara Jawa dan memiliki armada laut yang besar dan kuat pada abad ke-16.
Selama perkawinannya dengan Pangeran Hadirin (Pangeran Kalinyamat: Raden Toyib) Ratu Kalinyamat tidak mempunyai keturunan, kemungkinan karena suaminya dibunuh oleh Arya Penangsang Adipati Jipang.
Ratu Kalinyamat dengan Pangeran Hadirin tidak berlangsung lama, ibarat masa bulan madu Ratu Kalinyamat bersama Sunan Hadirin belum tuntas, sang suami keburu dibunuh oleh berandal¬berandal suruhan Adipati Arya Penangsang dari Jipang pada tahun 1549. Hati Ratu Kalinyamat sangat terpukul atas kenyataan pahit itu.
Dalam Sejarah Banten tercatat bahwa Ratu Kalinyamat mengasuh Pangeran Arya, putera Maulana Hasanuddin, Raja Banten (1552-1570) yang menikah dengan puteri Demak, Pangeran Ratu, selain itu Ratu Kalinymat juga mengasuh anak Sunan Prawata yaitu Pangeran Pangiri yang masih kecil. Menurut historiografi Banten, Maulana Hasanuddin dianggap sebagai pendiri Kesultanan Banten. Maulana Hasanuddin sendiri juga berdarah Demak. Ayahnya, Fatahillah sedang ibunya adalah saudara perempuan Sultan Trenggono. Maulana Hasanuddin kawin dengan putri Sultan Trenggono.
Dari perkawinannya itu lahir dua orang putra, yang pertama Maulana Yusuf dan yang ke dua Pangeran Jepara. Yang terakhir ini disebut demikian karena kelak ia menggantikan Ratu Kalinyamat sebagai penguasa Jepara. Selama di Jepara, Pangeran Arya diperlakukan sebagai putra mahkota. Setelah bibinya meninggal, ia memegang kekuasaan di Jepara dan bergelar Pangeran Jepara.
Masa pemerintahannya dan peranannya dalam bidang politik dan ekonomi memang tidak begitu menonjol seperti bibinya. Ratu Kalinyamat sangat terkenal terutama dikalangan masyarakat Jawa Tengah. Riwayat hidupnya diliputi cerita kepahlawanan. Dia adalah seorang wanita yang gagah berani melawan berbagai penjajahan Portugis di Malaka, disamping itu dia adalah orang yang canik dengan harta yang melipah, seperti yang dilukiskan sumber Portugis sebagai De Kranige Dame seorang wanita yang pemberani, dia di sebut juga Rainha de Jepara, senhora padersa e rica yang berarti Ratu Jepara seorang wanita yang kaya dan berkuasa.
Ratu Kalinyamat tidak hanya terkenal sebagai orang yang perkasa dan mempunyai harta yang melimpah, dia dikenal juga sebagai wania yang sangat cantik jelita, tetapi juga cerdas, berani dan setia kepada suami. Tak heran jika akihrnya wanita tersebut memperoleh kepercayaan untuk memangku jabatan Adi Pati Jepara tatkala masih gadis. Yang mempunyai wilayah kekuasaan meliputi Jepara, Pati, Kudus, Rembang, Belora. Kerajaan kecilnya mula-mula di dirikan di Kriyan, namun ada cerita lain yang menyebutkan berada di Dearah Mantingan.
Tahun meninggalnya Ratu Kalinyamat tidak dicantumkan dalam kitab kesusasteraan Jawa. Ia dimakamkan di dekat suaminya di pemakaman Mantingan dekat Jepara, yang mungkin dibangun atas perintahnya sendiri, sesudah ia menjadi janda pada tahun 1549.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Slamel Muljana, Runtuhnya Kerajaan Hindu- Budha dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusanatara, (PT. Lkis Pelangi Aksara, Yogyakarta. t.th). Miftahussurur, Selamat Tinggal Kartini Selamat Datang Ratu Kalinyamat, (Srintil, 6, 2006). Ridin Sofyan, dkk, Islamisasi Jawa, (Pustaka Pelajar, Yogyakarata, 2004). Hasanu Simon, Misteri Syekh Siti Jenar, (Pustaka Pelajar, Jogjakarta, 2004). Sanusi Pene, Sedjarah Indonesia, (Balai Pustaka, Jakarta, 1965). Chusnul Hayati, dkk, Ratu Kalinyamat: Biografi Tokoh Wanita Abad XVI Dari Jepara, (Jeda, Jepara, 2007). Purwadi, dan Maharsi, Babad Demak: Sejarah Perkembangan Islam di Tanah Jawa, (Tunas Harapan, Jogjakarta, 2005). Hoesein Djajadiningrat, Tinjauan Kritis Tentang Sejarah Banten. Terj. KITLV dan LIPI. (Jakarta: Penerbit Djambatan 1983). Tim Penyusun Naskah Sejarah Sultan Hadirin dan Ratu Kalinyamat, Sultan Hadirin dan Ratu Kalinyamat Sebuah Sejarah Ringkas, t. p, (Jepara, 1991).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar