Skip to main content

Mengenal Manajemen Konflik

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: September 24, 2012

Memahami manajemen konflik, diawali pemahaman tentang konflik. Konflik adalah perbedaan kepentingan yang menimbulkan pertentangan antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain, organisasi dengan kenyataan apa yang diharapkannya. Namun Konflik juga berarti sikap saling mempertahankan diri sekurang-kurangnya diantara dua kelompok, yang memiliki tujuan dan pandangan berbeda, dalam upaya mencapai satu tujuan mereka berada dalam posisi oposisi, bukan kerjasama.
Manajemen konflik sebagai bagian normal dari perilaku dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mempromosi dan mencapai perubahan-perubahan yang dikehendaki. Sehingga konflik bisa jadi merupakan sumber energi dan kreativitas yang positif apabila dikelola dengan baik.
Manajemen konflik yang baik dapat menggerakkan suatu perubahan, seperti; membantu setiap orang untuk saling memahami tentang perbedaan pekerjaan dan tanggung jawab mereka, memberikan saluran baru untuk komunikasi, menumbuhkan semangat baru pada staf, memberikan kesempatan untuk menyalurkan emosi, menghasilkan distribusi sumber tenaga yang lebih merata dalam organisasi.
Apabila konflik mengarah pada kondisi destruktif, maka hal ini dapat berdampak pada penurunan efektivitas kerja dalam organisasi baik secara perorangan maupun kelompok, berupa penolakan, resistensi terhadap perubahan, apatis, acuh tak acuh, bahkan mungkin muncul luapan emosi destruktif, berupa demonstrasi.
Dengan manajemen konflik, hal deskruktif dapat dicegah atau dikelola dengan disiplin, pertimbangan pengalaman dalam tahapan kehidupan, komunikasi, mendengarkan secara aktif. Oleh karena itu para manajer dapat menjadi pihak utama dalam konflik-konflik yang terjadi, maksudnya sebagai orang-orang yang terlibat secara aktif di dalam situasi konflik yang berkembang. Mereka seringkali diminta bantuan untuk bertindak sebagai pihak penengah pada konflik-konflik yang dialami pihak lain.
Manajemen konflik tergantung dari tujuan munculnya konflik. Misalnya konflik mengenai pencapaian tujuan, penggunaan waktu efektif, antar kepentingan (sama-sama merasa kegiatannya sangat penting), dan konflik antar harapan terhadap perilaku dan kinerja yang diinginkan dengan kenyataannya. Konflik demikian kadang-kadang tidak bisa dihindari oleh dosen atau para staf, bahkan konflik semacam ini sebagai bagian dari kehidupan organisasi pada lembaga perguruan tinggi.
Dengan demikian, manajemen konflik menimbulkan persepsi bahwa kegagalan menangani konflik dengan cara konstruktif itulah yang merusak hubungan baik, dan bukan adanya konflik bila ditangani dengan baik, dapat bermanfaat dan hubungan kerja sama dapat dibina.
Beberapa manfaat dari manajemen konflik yang baik, yaitu 1) Konflik membuat kita sadar, meningkatkan kesadaran dan memahami diri, serta membangkitkan tenaga dan motivasi untuk mengatasi masalah yang perlu diselesaikan. 2) Konflik mendorong perubahan dan membuat kehidupan lebih menarik. 3) Keputusan yang lebih baik umumnya dibuat setelah adanya tanggapan-tanggapan dan perbedaan pendapat, serta mengurangi kejengkelan karena konflik dibuka dan diselesaikan. 4) Konflik memperdalam dan memperkaya suatu kehidupan.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Djati Julitrisman dan John Suprihanto, Manajenen Umum Sebuah Pengantar, (Cet. III; Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta). Ahmad Rohani, Bimbingan dan Konseling, (Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1991). Winardi, Manajemen Konflik (Konflik Perubahan dan Pengembangan), (Cet. I; Bandung: Mandar Maju, 1994).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar