Skip to main content

Pengertian, al-Nida; Jenis dan Penggunaannya

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: July 07, 2012

Al-Nida berasal dari kata kerja intransitif ندي yang mempunyai arti tertumpah (air), baik dan pemurah (prilaku manusia) dan tinggi dan panjang (suara). Dalam bentuk transitif beberapa arti al-Nida antara lain; tampak, kuat atau kokoh dan memanggil dan berteriak dengan suara keras. Sedangkan pengertian istilah adalah tuntutan pembicara (orang yang memanggil) kepada mukhatab (orang yang dipanggil) agar menghadap/ datang kepada si pemanggil, dengan menggunakan huruf pengganti kalimat “aku memanggil” yang berubah dari bentuk khabar menjadi insya
Huruf-huruf al-Nida ada 8 yang meliputi: يا – ا – اي – اي – ا – ايا - هيا – وا secara rinci terbagi kepada dua, yaitu pertama huruf al-Nida untuk memanggil orang dekat meliputi: ا – اي (hamzah dan ay), kedua, enam huruf al-Nida yang lainnya digunakan untuk memanggil orang jauh. Selanjutnya, huruf al-Nida untuk orang jauh, sekalipun secara umum dapat dipakai memanggil semua yang jauh akan tetapi masing-masing memiliki fungsi khusus antara lain;
يا termasuk adat al-Nida yang paling banyak dipakai, oleh karena itu sebagian ulama berpendapat يا ini dapat dipakai untuk memanggil orang jauh dan dekat. Sekalipun mayoritas ulama bahasa berpendapat يا untuk memanggil orang jauh saja. Contoh penggunaan huruf sangat banyak sebagaimana disebutkan di bagian terakhir makalah ini.
وا kebanyakan digunakan untuk ratapan. Adapun contohnya seperti:
وا زوجي وا ولدي
Wahai suamiku dan wahai anakku.
Ungkapan di atas menerangkan tentang seorang isteri atau seorang ibu yang meratap karena ditinggal mati suami atau anak kesayangannya.
Huruf al-Nida lain; هيا – ا – اى – ايا sangat jarang digunakan jika dibandingkan dengan dua sebelumnya. Adapun contoh-contoh penggunaan nya dalam kalimat sebabagi berikut:
  • هيا seperti dalam kalimat:
هيا محمد، تعا ل
Wahai Muhammad, ke sini !
  • ا seperti dalam kalimat:
اجارتنا انا غريبان ههنا وكل غريب للغريب نسيب
Wahai tetangga, sesungguhnya kami di sini terasing dan setiap yang asing terhadap yang asing saling menjauh
  • اى seperti dalam kalimat:
اي بني ، اياك والنميمة فانها تزرع ابضغينة
Wahai anakku, jauhilah bergunjing sesungguhnya bergunjing membuahkan kedengkian
  • ايا seperti dalam kalimat:
ايا شبه ليلى لاتراعى فاننى لك اليوم من وحشية لصديق
Wahai yang serupa dengan Laila sesungguhnya saya hari ini benar-benar menjadi temanmu di tengah keterasingan.
Meskipun demikian, karena tujuan balagah, adakalanya orang yang jauh diletakkan menjadi orang dekat dengan menggunakan huruf memanggil dekat (huruf munadi qarib) sebagai isyarat kedekatannya dalam benak pembicara/pemanggil bahkan ia bagaikan hadir bersama dan menguasai hati dan pikiran serta menjelma di hadapannya, seperti ungkapan penyair:
اسكان نعمان الاراك تيقنوا بانكم فى ربع قبى سكان
Wahai penduduk nukman al-Arak, yakinlah bahwa sesungguhnya kalian adalah tambatan hatiku.
Perbedaan arti hakiki dan arti balagiy pada penggunaan huruf al-Nida’ adalah makna hakiki biasanya huruf-huruf al-Nida’ digunakan untuk memanggil sesuai dengan makna lugawinya sebagai fungsi awal. Tetapi jika orang jauh dipanggil dengan menggunakan huruf al-Nida dekat atau sebaliknya maka bentuk-bentuk inilah yang mengandung makna balagah, karena tujuan-tujuan tertentu sebagaimana contoh-contoh di atas.
Makna balagah dari penggunaan huruf al-Nida selain yang telah dikemukakan di atas adalah sebagai berikut :
Hasutan الاغراء
يا بلادي الوم فاستقبي النو روعيشي طليقة يا بلادي
Pengusiran (الزجر)
قَالَتْ يَا وَيْلَتَا أَأَلِدُ وَأَنَا عَجُوزٌ وَهَذَا بَعْلِي شَيْخاً إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عَجِيبٌ
Duka cita atau rasa iba (التحسروالتوجع) sebagaimana terdapat dalam surat yasin ayat 36:
يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلاَّ كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُون
Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasul pun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.
Minta tolong (الاستغاثة) seperti ungkapan yang terdapat dalam syair sebagai berikut:
يا لاهل الحي ، لمن التهمت النار بيوتهم وشردت اطفالهم ونسائهم
Ratapan (الندبة) Seperti ratapan seorang isteri kepada suami atau anak yang meninggal dunia:
وا زوجي وا ولدي
Rasa taajjub (التعجب) sebagaimana huruf al-Nida yang terdapat dalam surat Hud ayat 72:
قَالَتْ يَا وَيْلَتَا أَأَلِدُ وَأَنَا عَجُوزٌ وَهَذَا بَعْلِي شَيْخاً إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عَجِيبٌ
Melihat perbedaan para ulama bahasa dalam mengemukakan makna-makna balagah huruf al-Nida atau huruf al-Tamanniy di atas atau makna-makna balagah yang dibahas dalam ilmu Balagah, penulis berpendapat perbedaan-perbedaan jumlah makna yang dapat digali atau keluasan dan kedalaman sebuah makna yang diungkap sangat bergantung kepada tingkat pemahaman dan penghayatan kebahasaan seorang pengkaji bahasa, bahasa apapun, lebih-lebih pengkaji Bahasa Arab yang digunakan Allah swt sebagai wadah dalam menyampaikan wahyu al-Quran.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Fadl Hasan Abbas, Al-Balagah Fununuha wa Afnanuha Ilmu al-Ma’ani, Cet. IV (Jamiah al-Urduniyah; Dar al-Furqan li al-Nasyr wa al-Tauzi’, 1997). Muhammad Hamasah Abdu al-Lathif, Al-Nahwu al-Asasi (Cet. IV; Kuwait: Zatu al-Salasil, 1994). Abduh Abdu al-Aziz Qalqailah, Al-Balagah al-Istlahiyyah (Cet. III; Mesir: Dar al-Fikr al-‘Arabiy, 1992). Ali Jarim dan Mustafa Amin, Dalil al-Balagah al-Wadihah (Mesir; Dar al-Ma’arif t. th.).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar